Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nasib Malang Petani Jahe Australia

3 Desember 2021   13:33 Diperbarui: 4 Desember 2021   15:45 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga jahe di supermartket di Austrlia 4 kali lipat harga di tingkat petani. Photo: ABC Rural: Jennifer Nichols. 

Konon katanya yang namanya petani itu nasibnya sama saja.  Kucuran   keringat dan curahan tenaga dalam menghasilkan pangan untuk pemenuhan kebutuhan  manusia ternya tidak dihargai sebagaimana mestinya.

Ironisnya yang menikmati keuntungan dalam porsi besar justru pedagang  besar yang behilir di supermarket,

Apa yang dilaporkan oleh ABC Rural yang umumnya menyajikan acara acara pertanian berbasis pedesaan adalah salah satu contoh nyata yang mencerminkan nasib petani itu sama saja walaupun di negara maju sekalipun.

Jahe walaupun tanaman tropis yang tidak cocok dikembangkan di Australia ternyata dengan kemajuan teknologi dan rekayasa lingkungan ternyata dapat tumbuh di Australia dengan baik.

Namun sayangnya petani yang sudah berkeringat tetap saja mendapatkan porsi yang kurang adil.

Sebagai gambaran harga 1 kg jahe yang diproduksi oleh petani Australia berkisar antara AUD$7-$11 atau setara dengan RP 71.500,00 -- Rp. 112.215,00.

Kisaran harga ini terjadi karena perbedaan waktu panen jahe.  Jika dilakukan di awal musim Jahe harganya lebih murah jika dibandingkan jika dipanen di akhir musim.

Secara alamiah jahe yang tumbuh dan di panen di akhir musim lebih beraroma dan rasanya lebih kuat jika dibandingkan dengan jahe yang dipanen di awal musim.

Harga di level petani di Australia ini cukup masuk akal jika dibandingkan dengar harga jahe di Indonesia yaitu sekitar Rp. 35 ribu per kg untu jahe biasa.

Namun hasil investgasi  ABC Rural ternyata di supermarket ternama di Australia jahe dijual dengan harga rata rata  4 kali lipat dibanding dengan harga yang diterima oleh petani.

Harga jahe per kg di supermarket mencapai USUD$ 45 atau setara dengan Rp. 460.000.

Harga ini tentunya masih bervariasi karena harga jahe yang dipanen di awal musim biasanya dijual seharga  AUD $40 atau setara dengan Rp. 410.000, sedangkan jahe yang dipanen di akhir musim di jual di supermarket seharga Rp.460.000.

Bahkan menurut laporan ini akibat kelangkaan jahe dalam kurun waktu 9 bulan ini harga satu kilogram jahe di salah satu negara bagi mencapai AUD$71 atau setara dengan Rp. 725.000 per kg.

Harga jahe di supermartket di Austrlia 4 kali lipat harga di tingkat petani. Photo: ABC Rural: Jennifer Nichols. 
Harga jahe di supermartket di Austrlia 4 kali lipat harga di tingkat petani. Photo: ABC Rural: Jennifer Nichols. 

Jadi tidak heran banyak kalangan yang berpendapat bahwa jahe merupakan emas bagi Australia namun tidak bagi petani.

Disparitas harga yang sangat mencolok ini mengundang pertanyaan besar para  petani Australia kenapa hal ini dapat terjadi.

Bahkan petani jahe merasa dirampok oleh pihak pedagang besar yang bermain di hilir karena meraup keuntungan yang sangat besar.

Petani jahe Australia memang memahami benar bahwa supermarket  mengeluarkan biaya  untuk transportasi dan juga cold chain nya,  namun tetap saja mereka berpendapat bahwa ketimpangan harga jahe yang luar biasa di level petani dan di level supermarket sangatlah besar dan tidak mencerminkan keadilan.

Pertani yang berusaha keras memeras keringat untuk menanam dan memelihara  jahe dan juga menanggung biaya buruh hanya mendapatkan porsi harga yang sangat kecil.

Ditengah tengah ketidak adilan ini memang muncul harapan intervensi dari pemerintah agar tidak terjadi liberalisasi sepenuhnya untuk produksi jahe ini.

Namun pada kenyataannya pihak pemerintah yang mengatur terjaminnya kompetisi yang sehat ternyata tidak memiliki kewenangan dan aturan  untuk melakukan intervensi mengatur harga eceran dan harga grosir.

Jadi jelas sekali dalam kasus disparitas harga jehe di Australia ini nasib petani sangat tergantung sepenuhnya pada kekuatan pasar.

Walaupun jelas sekali dirugikan, namun tetap saja petani jahe di Australia tidak dapat berbuat apa apa.

Ternyata nasib petani itu sama saja dimana mana dipuja namun tidak dihargai keringatnya.

Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun