Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tangerang Selatan Masuk Kelompok 100 Kota Dunia Terburuk Tingkat Polusi Udaranya

29 November 2021   11:40 Diperbarui: 29 November 2021   12:44 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sumber: iqair.com  

Data yang dikeluarkan oleh  pelacak kualitas udara IQAir  pada tahun 2020 menempatkan Kota Tangerang Selatan pada urutan 25 dari 100 kota di dunia  yang paling tinggi tingkat polusi udaranya (sumber)

Pada tahun 2020 ini rataan  angka PM2.5  Tangerang Selatan mencapai 74.9 sedangkan di tahun 2019 rataan nya lebih tinggi lagi yaitu mencapai 81.3.

Pada saat yang bersamaan di tahun 2020 India tercatat sebagai negara yang paling banyak memiliki kota yang tingkat polusinya tertinggi di dunia yaitu sebanyak 46 kota, disusul oleh Tiongkok sebanyak 42 kota, Pakistan 6 kota, Bangladesh 4 kota dan Thailand 1 kota.

94 dari 100 kota yang terburuk kualitas udaranya di dunia berada  di tiga negara yaitu India, Tiongkok dan Pakistan

Semua kota yang berada di kelompok 100 kota paling tinggi polusi   udaranya  di dunia ini memiliki angka kualitas udara PM2.5 melebihi angka 50.

Kota yang memilki tingkat polusi terburuk dunia sepanjang tahun 2020 adalah kota Honan di Tiongkok Barat Xinjinag dengan nilai PM2.5 sebedar 110.2.

Indonesia menempati urutan no 10  negara dunia yang paling tinggi polusinya berdasarkan PM2.5. Sumber: IQAir (2021)
Indonesia menempati urutan no 10  negara dunia yang paling tinggi polusinya berdasarkan PM2.5. Sumber: IQAir (2021)

Data yang dikeluarkan oleh IQAir yang bermarkas di Switzerland ini juga meperlihatkan bahwa sebagai besar negara yang dipantau mengalami peningkatan kualitas udara di tahun 2020 jika dibandingan dengan tahun  sebelumnya.

Hal ini terkait  erat dengan keberadaan pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia akibat adanya pembatasan aktivitas di luar rumah.

Beberapa kota besar dunia yang mengalami peningkatan kualitas udara lebih dari 10% adalah Seoul, Paris, London, New Delhi, Chicago dan Beijing.

Berdasarkan keragaan data  polusi tahun 2020 ini menunjukkan hanya ada 24 negara dari 106 negara yang dipantau kualitas udara nya memenuhi standard PM2.5 badan kesehatan dunia WHO

Dampak bagi Kesehatan

Polusi udara memang sangat berbahaya bagi kesehatan karena berpengaruh langsung pada otak dengan menghambat perkembangan otak janin dalam kandungan, mata yang menyebabkan iritasi dan sakit mata, paru paru yang dapat memicu kanker dan bronchitis, jantung yang memicu penyakit Cardiovascular, serangan jantung dan stoke, pankreas yang menyebabkan, stress oksidatif dan resistensi insulin.

Data yang dikeluarkan oleh WHO menunjukkan bahwa jumlah kematian dunia yang disebabkan oleh polusi udara ini mencapai 7 juta setiap tahun nya dan lebih dai 90% penghuni dunia saat ini hidup di wilayah yang tingkat polusinya di atas ambang batas yang ditentukan WHO sebagai tingkat polusi yang bersahabat bagi kesehatan.

Menurut WHO, dampak polusi yang paling  umum bagi Kesehatan adalah timbulnya penyakit seperti asma, diabetes dan gagal jantung.

Bagaimana Cara Mengukur polusi ?

Pada prinsipnya angka angka di atas didapat dengan cara mengukur beberapa parameter kualitas  udara seperti : PM2.5, PM10, ozone, nitrogen dioxide, sulfur dioxide, dan  carbon monoxide.

PM yang merupakan singkatan dari Particulate Matter ini terdiri dari partikel partikel yang berdampak buruk pada kesehatan, sehingga partikel dengan ukuran 2.5 mikro meter atau yang dikenal dengan PM2.5 dan partikel dengan ukuran 10 mikrometer atau yang dikenal dengan PM10 tergolong kedalam partikel yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Sebagai gambaran level  PM2.5 dalam satuan mikro gram per meter kubik yang dapat dijadikan patokan bagi kesehatan udara adalah :

  • Target WHO : 0-10
  • Baik <20
  • Sedang 12.1-35.4
  • Kurang Sehat : 35.5 -- 55.4
  • Tidak Sehat : 55.5 -- 150.4
  • Sangat Tidak sehat : 150.5 -- 250,4
  • Berbahaya > 250.5

Sumber IQAir (2021)

Memang tidak banyak dari kita yang menyadari bahwa kualitas udara berkorelasi langsung dengan tingkat kesehatan dan masih menganggap enteng bahawa polusi udara.

Peningkatan kualitas udara suatu kota, wilayah ataupun negara sangat erat hubungannya dengan kebijakan yang diterapkan, partisipasi masyarakat dan level pendidikan masyarakat.  Oleh sebab itu jika ingin melakukan perbaikan pada kualitas udara mau tidak mau harus direncanakan dalam jangka panjang dan tidak dapat di atas dengan kebijakan sesaat semata.

Tidak dapat dipungkiri kesehatan udara merupakan asset yang paling berharga bagi Kesehatan dan kualitas sumberdaya manusia mendatang.

Rujukan :  satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun