Dari data uji klinis yang dilaporkan oleh produsen vaksin ini, Covaxin memiliki efek samping minor seperti  sakit kepala, ngantuk, pegal, sakit perut, mual dan berkeringat, namun tidak ada laporan terkait efek samping yang mengkhawatirkan.
Dengan masuknya negara India sebagai salah satu produsen vaksin diharapkan akan dapat mengisi ketimpangan pasokan vaksin dunia yang terjadi saat ini terutama di negara negara berkembang dan negera miskin.
Di samping itu dari segi teknologi India memiliki kemampuan memproduksi vaksin dalam jumlah besar.
Sebagai gambaran, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan India, produksi vaksin akan terus ditingkatkan mulai dari 27 juta vaksin pada bulan Juli lalu menjadi 59 juta dosis setiap bulannya.
Kebutuhan  vaksin yang telah disetujui oleh WHO ini memang sangat besar karena India sebagian besar mengunakan produksi vaksin dalam negeri ini untuk penduduknya.
Jadi tidak heran jika produksi Covaxin akan ditargetkan diproduksi 1 milyar vaksin setiap tahunnya.
Di India harga resmi Covaxin yang dipatok produsen vaksin jika vaksin dilakukan di rumah sakit pemerintah akan dihargai sekitar  Rp. 115.000, namun jika di rumah sakit swasta harganya sekitar Rp. 230 ribu.
Dengan disetujuinya penggunaan Covaxin dengan tingkat efikasi yang memadai ini tentunya Indonesia dapat mempertimbangkan untuk membuka kesempatan menambah salah satu sumber vaksin lagi agar target program vaksinasi nasional tercapai.