Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sensasi Dim Sum yang Mendunia

24 Oktober 2021   16:18 Diperbarui: 28 Oktober 2021   13:09 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal Dim Sum? Makanan yang tergolong makanan ringan ini memang sangat popular karena penampakannya yang mungil dengan bermacam macam bentuknya, kemudahannya dalam membuat serta berbagai  cita rasa yang dapat dipadukan dalam sebuah Dim Sum.

Sesuai dengan arti namanya yaitu "menyentuh hati" Dim Sum kini dapat dinikmati di berbagai negara di dunia dengan cita rasa yang sangat khas yang tidak pernah berubah sejak mulai diperkenalkan 1.200 tahun yang lalu.

Tradisi Panjang

Keberadaan Dim Sum memang tidak dapat dilepaskan dari tradisi menikmati teh dan  makanan ringan Tiongkok.  

Diperkirakan  Dim Sum muncul di era Dinasti Song yaitu di era 960-1279 ketika pada saat itu koki istana menciptakan makanan dari daging burung dara cincang,  lidah burung dan juga sebagai makanan penutup yang terbuat dari susu kukus dan selai kacang.

Cerita tentang keberadaan Dim Sum yang diabadikan dalam bentuk musik dan puisi bahkan diperkirakan sudah muncul lebih dari 2.500 tahun yang lalu.

Saat itu para pedagang yang menggunakan jalur sutera perlu beristirahat setelah melakukan perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan.

Bisanya mereka berhenti dan beristirahat di kedai teh  yang ada di jalur sutera untuk menikmati nikmatnya teh tradisional yang bermanfaat bagi kesehatan.

Selanjutnya penyajian teh  ini berkembang dan dipadukan dengan penyajian Dim Sum yang dikenal dengan tradisi Yum Cha.

Tradisi Yum Cha memadukan Teh dan Dim Sum. Photo: Karen Chiang
Tradisi Yum Cha memadukan Teh dan Dim Sum. Photo: Karen Chiang

Dim Sum muncul di tengah tradisi minum teh di Jalur sutera. Photo : Karen Chiang
Dim Sum muncul di tengah tradisi minum teh di Jalur sutera. Photo : Karen Chiang

Dalam tradisi Yum Cha ini biasanya orang yang ikut makan dengan cara tradisional ini tidak boleh berdiri dan meraih keranjang Dim Sum yang diingininya, namun meminta tolong orang  yang berada dekat dengan Dim Sum yang diinginkannya untuk membantu untuk mengoper Dim Sum tersebut.

Salah satu tradisi Yum Cha yang sangat unik adalah cara  mengucapkan terima  kasih kepada orang yang telah menuangkan teh  ke dalam cangkir kecilnya yaitu dengan cara mengetuk meja satu kali  dengan menggunakan jari telunjuk jika orang tersebut masih bujangan dan mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah secara bersamaan jika orang tersebut sudah menikah.

Konon tradisi seperti ini telah berkembang di jaman dinasti Qing. Saat itu raja Qianlong sering kali menikmati tradisi  Yum Cha dengan cara menyamar orang biasa sehingga dapat berbaur dengan rakyat.

Sesekali raja memberi kejutan kepada pengawal dan staf yang melakukan penyamaran ini dengan menuangkah teh.

Dalam situasi normal, biasanya para pengawal dan stafnya akan membalas kehormatan yang diberikan raja ini dengan cara membungkuk tiga kali.

Namun konon untuk mencegah terbongkarnya identitas raja yang sedang menyamar ini, tradisi ini diganti dengan mengetuk meja dengan jari telunjuknya sebagai ucapan terima kasih.  Tradisi mengetuk meja ini sebagai ungkapan rasa terima kasih dipertahankan sampai saat ini.

Uniknya Dim Sum

Dim sum memang unik karena ukurannya sengaja diciptakan untuk sekali suap sehingga ketika kita memakannya terasa  sangat pas ukurannya dan menyenangkan karena ada berbagai cita rasa yang datang dari isinya.

Bentuk dan cita rasanya yang ringan dan khas ini membuat Dim Sum sangat cocok untuk  santapan ketika kita sedang  ngobrol dengan rekan kerja ataupun anggota keluarga.

Biasanya  Dim Sum dihidangkan dalam  berbagai bentuk seperti misalnya roti kukus, dumpling dan mie gulung.  Hal yang unik adalah isi Dim Sum dapat diisi apa saja mulai dari daging, sea food, sayur dll yang tergantung pada selera.

Dari cara memasaknya Dim Sum memang dibagi dalam berbagai istilah. Sebagai contoh istilah bao digunakan untuk roti  yang dikukus atau yang sering kita kenal sebagai Bapao dan juga juga dikenal istilah  jiaozi untuk sebutan cara memasak dumpling umumnya.

Kedua istilah ini dapat dibagi bagi lagi menjadi shujio untuk dumpling yang direbus, jinjio untuk yang digoreng. Kesemua jenis Dim Sum ini biasanya dihidangkan bersama dengan teh  tradisional.

Sensasi rasa yang luar biasa akan kita rasakan ketika kita menggigit Dim Sum seperti rasa gurih dan manis yang berpadu dengan sangat harmonis.

Di negara asalnya, Dim Sum tersedia di rumah makan pada saat  waktu sarapan dan juga makan siang.

Dim Sum modern yang  kita temui saat ini berasal dari wilayah Guangzhou di Tiongkok Selatan dan biasanya dikenal sebagai masakan  Kanton.

Pembungkus Dim Sum biasanya dibuat dari tepung beras  dan diisi dengan berbagai macam filling sesuai dengan selera seperti misalnya daging cincang, BBQ, telur manis dll.

Dim Sum tradisional biasanya dikukus dan dihidangkan dengan menggunakan nampan keranjang bambu.

Tata cara Menyantap Dim Sum

Menikmati Dim Sum di restoran tradisional  ternyata tidak hanya sekedar memesan, melalap nya menikmati kelezatannya, namun ada tata caranya

Tata cara yang paling umum adalah pertama kali mengambil dan menikmati teh.  Berdasarkan tradisi orang yang paling dengat dengan teko tehnya lah yang berkewajiban menuangkan teh tersebut kepada tamu sebelum menuangkan teh tersebut ke cangkirnya.

Jika seandainya teh  tersebut sudah habis, maka kita harus  membuka  tutupnya  dan menaruhnya di atas atau di samping tekonya.  Dengan cara  ini pelayan restoran akan tahu kalau teko tersebut kosong dan akan segera diisi.

Selanjutnya jika sudah mulai memesan  Dim Sum, maka kita juga harus melakukan dengan cara unik juga.

Gerobak dorong yang berisi tumpukan nampan  bambu berisi Dim Sum  yang baru saja dikukus biasanya diedarkan  melalui meja pelanggan.

Ketika gerobak ini melewati meja kita, kita harus menandai  troli makanan yang kita inginkan.  Pelayan akan segera mengetahui pilihan ini dan memindahkan pilihan ini ke meja makan kita sekaligus akan menandai meja makan.

Saat ini, jika kita ingin menikmati Dim Sum di restoran modern kita cukup mengisi  pesanan  melalui daftar menu pesanan dengan cara menyontreng Dim Sum yang kita pilih dan juga berapa jumlahnya. 

Selanjutnya kita dapat melambaikan kertas pesanan ini ke udara untuk menarik perhatian pelayan dan menyerahkannya pada pelayan restoran.

Siomai  (siu mai, shao mai) Photo: Jessica Spengler/ Flickr 
Siomai  (siu mai, shao mai) Photo: Jessica Spengler/ Flickr 

Dim Sum Udang har gow, xia jiao. Photo: Charles Haynes/ Flickr 
Dim Sum Udang har gow, xia jiao. Photo: Charles Haynes/ Flickr 

Roti Kukus isi BBQ (charsiu bao, chashao bao) . Photo : Kate Hopkins/Flickr
Roti Kukus isi BBQ (charsiu bao, chashao bao) . Photo : Kate Hopkins/Flickr

Ceker ayam (tau zi fung zao, chizhi feng zhao). Photo:   Alpha/Flickr
Ceker ayam (tau zi fung zao, chizhi feng zhao). Photo:   Alpha/Flickr

Mie gulung (cheong fun, changfen). Photo: T.Tseng/Flickr
Mie gulung (cheong fun, changfen). Photo: T.Tseng/Flickr

Jika kita akan menikmati kelezatan berbagai macam dumpling  paling tidak kita harus mencoba 5 macam Dim Sum ini, yaitu Shumai (siu mai, shao mai) yang dicirikan dengan kulit pembungkus yang tipis dengan bentuk seperti  cangkir kecil dengan isi daging cincang, udang atau kombinasinya, sayuran seperti rebung dan jamur.

Jenis Dim Sum kedua adalah dumpling kuah (xiaolong bao),  Dumpling ini disajikan dalam kuah dan disajikan dalam pengukus bambu.

Berikutnya kita bisa mencoba bao berisi BBQ (charsiu bao, chashao bao) atau yang kita kenal sebagai bapao.  Teksturnya fluffy dan  berisi BBQ rasa manis.

Dim Sum keempat tidak kalah menariknya yaitu cekel ayam  (tau zi fung zao, chizhi feng zhao).  Ceker ayam ini penuh cita rasa karena sebelum di kukus difermentasi dengan saus kacang hitam dan biasanya dihidangkan dengan menggunakan piring kecil.

Dim Sum yang terakhir yang mungkin menarik untuk kita nikmati adalah mie kukus gulung (cheong fun, changfen). Bentuknya tipis berisi mie dan potongan udang atau daging crispy di tengahnya.

Susuai dengan arti katanya Dim  Sum memang menyentuh hari. Photo : istockphoto.com  
Susuai dengan arti katanya Dim  Sum memang menyentuh hari. Photo : istockphoto.com  

......cantik. Photo :  istockphoto.com
......cantik. Photo :  istockphoto.com

.....dan menawan. Photo : Istockphoto.com
.....dan menawan. Photo : Istockphoto.com

Di Indonesia Dim Sum sudah umum dapat kita nikmati di berbagai restoran baik yang kecil maupun yang besar.  Namun jika kita sedang bepergian ke luar Indonesia ada baiknya kita lebih teliti karena banyak dari restoran ini menyajikan Dim Sum dengan menggunakan filling yang mengandung daging babi.

Tentunya masih banyak sekali ragam Dim Sum yang dapat kita nikmati untuk membuat suasana hati kita teduh sesuai dengan arti  kata  Dim Sum yang berarti "menyentuh hati".

Rujukan : satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun