Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini Isi Dokumen Rahasia Serangan 9/11 yang Akhirnya Dirilis FBI

12 September 2021   18:20 Diperbarui: 12 September 2021   20:08 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :  Daniel Hulshizer/AP 

Serangan 9 September atau yang dikenal dengan 9/11 yang terjadi 20 tahun yang lalu memang merupakan aib tersendiri bagi Amerika karena terjadi di jantung perekonomian dan pertahanannya yang selama ini  dianggap tidak akan pernah ditembus oleh siapapun.

Bagaimana tidak serangan 9/11 ini berhasil merontokkan twin tower yang dianggap sebagai lambang kedikdayaan perekonomian dan menyerang bagian dari gedung Pentagon yang dianggap sebagai lambang kekuatan militer Amerika.

Walaupun tokon utama serangan ini Osama bin Laden dan tokoh kunci lainnya berhasil dilumpuhkan dan ditangkap namun tetap saja bagi banyak orang  peristiwa 9/11 ini masih mengandung misteri termasuk negara mana saja yang terlibat dibalik serangan yang mematikan ini.

FBI maupun pihak keamanan Amerika tidak pernah menyangka  bahwa serangan Kamikaze yang sangat mematikan di jaman Perang Dunia II  yang pernah dialaminya terjadi lagi di zaman modern ketika serangan  kamikaze dilakukan kembali dengan menggunakan pesawat komersil.

Perintah Joe Biden untuk merilis  dokumen trahasia serangan  9/11 kepada umum membuat FBI harus mengungkap dokumen rahasia ini walaupun akan menguak borok ketidak mampuan Amerika menggagalkan serangan dan juga menghukum negara yang terlibat dalam serangan ini.

Dokumen Rahasia yang dikeluarkan oleh FBI untuk umum ini memang hanya berisi 16 halaman saja, namun di dalamnya mengandung informasi yang sangat penting yang menggambarkan bagaimana serangan ini dalakukan dan siapa sebenarnya yang berada di balik serangan ini.

Salah satu bagian dokumen rahasia yang dirilis. Sumber: FBI
Salah satu bagian dokumen rahasia yang dirilis. Sumber: FBI

Dokumen Rahasia ini menggambarkan bagaimana para pembajak pesawat melakukan kontak dengan mitranya Saudinya di Amerika Serikat untuk mendapatkan dukungan logistik, namun  memang sangat kontradiktif ketika dokumen ini juga menyatakan bahwa tidak ada  bukti bahwa pemerintah Saudi terlibat dalam perencanaan ini.  

Keterlibatan Pemerintah Saudi dalam serangan 9/11 ini memang sudah lama menjadi tandatanya publik Amerika terutama para keluarga korban

Atas desakan keluarga korban ini yang sudah lama sekali inilah akhirnya Joe Biden tidak memiliki pilihan lain kecuali untuk memerintahkan untuk merilis dokumen rahasia ini.

Keterlibatan pemerintah Saudi memang sudah lama dipertanyakan karena fakta menunjukkan bahwa 15 dari 19 penyerang yang telibat peristiwa 9/11 adalah warganegara Saudi. Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda saat itu, juga berasal dari keluarga terkemuka kerajaan di Saudi.

Dalam dokumen rahasia tersebut disebutkan bahwa ada seseorang yang mengajukan permohonan kewarganegaraan AS dan bertahun-tahun sebelumnya telah berulang kali melakukan kontak dengan warga negara Saudi yang menurut para penyelidik memberikan "dukungan logistik yang signifikan" kepada beberapa pembajak. Disebutkan bahwa orang tersebut bekerja di konsulat Saudi di Los Angeles.

Dalam  jejarang kontak tersebut disebutkan  ada seorang warga negara Saudi bernama Omar al-Bayoumi,

Al-Bayoumi memiliki hubungan dengan pemerintah Saudi bertugas membantu dua pembajak menemukan dan menyewa sebuah apartemen di San Diego, tidak lama  setelah mereka tiba di California selatan.

Pada bulan Februari 2000 Al-Bayoumi disebutkan melakukan pertemuan dengan para pembajak pesawat yaitu Nawaf al-Hazmi dan Khalid al-Mihdhar.

Dalam dukumen tersebut disebutkan bahwa pertemuan ini merupakan suatu "kebetuan" saja.  Namun faktanya sangat sulit dibantah bahwa pertemuan tersebut memang sudah direncanakan sebelumnya.  

Di dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa Bayoumi bukan hanya sekedar membantu saja namun bantuan  tersebut sangat masif yang meliputi bantuan  perjalanan, penterjemahan dan pembiayaan. 

Bayoumi bukanlah satu satunya nama yang disebut di dalam didalam dokumen rahasia tersebut.  Ada nama lain yang mencuat yaitu  Fahad al-Thumairy yang pada saat itu  adalah seorang diplomat di konsulat Saudi di Los Angeles.

Dokumen tersebut juga memuat analisis komunikasi dan mengidentifikasi panggilan telepon selama tujuh menit yang terjadi pada tahun 1999 dari telepon al-Thumairy ke telepon rumah dua bersaudara keluarga Arab Saudi  yang  nantinya kelak akan menjadi calon tahanan di penjara Teluk Guantanamo.

Fakta lain yang diungkap dalam dokumen rahasia tersebut adalah baik al-Bayoumi dan al-Thumairy ternyata meninggalkan AS beberapa minggu sebelum terjadinya serangan 9/11.

Pengungkapan isi dokumen rahasia ini memang banyak ditunggu oleh orang yang berkepentingan untuk mendapatkan kompensasi dari pemeritah Saudi karena dokumen ini berisi informasi bagaimana al-Qaeda beroperasi di AS dengan dukungan aktif dan diketahui oleh pemerintah Saudi.

Walaupun selalu dibantah oleh pemerintah Saudi terkait keterlibatannya dalam serangan 9/11 ini, namun hasil peneyelidikan yang dimuat di dokumen tersebut mengambarkan dengan sangat jelas bagaimana pejabat Saudi melakukan komunikasi melalui telpon di antara mereka sendiri dan operasi al-Qaeda dan kemudian mengadakan pertemuan dengan para pembajak sambil memberi mereka bantuan untuk menetap dan menemukan sekolah penerbangan.

Terkait dengan keterlibatan Saudi, AS sebelumnya memang telah menyelidiki beberapa diplomat Saudi dan juga orang lain untuk mengungkap rahasia apakah  pemerintah Saudi  mengetahui bahwa pembajak telah tiba di AS dan apa yang mereka lakukan.

Namun laporan Komisi penyelidikan  9/11 menemukan  bahwa "tidak ada bukti" bahwa pemerintah Saudi sebagai institusi maupun  pejabat senior Saudi secara individual mendanai serangan yang didalangi al-Qaeda ini.

Komisi mengungkap terdapat kemungkinan bahwa ada badan amal yang disponsori pemerintah Saudi melakukan dukungan dana.

Pengungkapan dokumen rahasia serangan 9/11 ini kepada umum memang sangat menyulitkan baik Amerika maupun Saudi Arabia karena selama ini kedua negara ini  telah membentuk aliansi strategis yang saling menguntungkan.

Sebagai contoh pada bulan Februari lalu ketika Joe Biden merilis  informasi intelejen yang menggambarkan keterlibatan melibatkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang berbasis di AS pada 2018, ternyata menuai kritik keras  dari partainya sendiri partai Demokrat karena selama ini partai demokrat  menghindari terlibat langsung dalam menginisasi pengungkapan  dalang pembunuhan ini.

Ibarat kotak Pandora yang sudah dibuka, maka pengungkapan dokumen rahasia serangan 9/11 ini dapat menjadi bola liar yang tidak terkendali.

Dokumen 16 halaman ini bukanlah satu satunya dokumen yang harus  diungkap kepada publik  karena dokumen dokumen rahasia lainnya yang terkait dengan serangan 9/11 yang selama ini dirahasiakan  harus diungkapkan kepada publik berdasarkan undang undang yang berlaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun