Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menguak Rahasia Penentuan Jenis Kelamin

4 September 2021   05:00 Diperbarui: 5 September 2021   07:26 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenis kelamin anak buaya yang menetas tergantung pada suhu sarang. Photo:  crocodilehunter.com.au

Penentuan jenis kelamin  memang selalu menarik perhatian tidak saja saat ini saja, namun sudah sejak ribuan  tahun yang lalu.

Salah satu teori yang cukup popular adalah jenis kelamin anak ditentukan oleh suhu tubuh suami dan istri saat bercinta.  Teori yang digagas oleh ini Aristoteles   pada tahun 335 SM, memang sangat popular sampai tahun 1900 an dan banyak juga pengikutnya.

Aristoteles menteorikan penentuan jenis kelamin anak tergantung pada suhu pasangan saat bercinta. Photo: hellenicaworld.com
Aristoteles menteorikan penentuan jenis kelamin anak tergantung pada suhu pasangan saat bercinta. Photo: hellenicaworld.com

Menurut Aristoteles  jika suhu tubuh suami saat bercinta lebih hangat  dari istrinya maka akan menghasilkan anak laki laki. Namun sebaliknya jika suhu tubuh istri saat bercinta lebih hangat dari  suhu suaminya maka akan menghasilkan anak perempuan.

Pengaruh suhu yang dikemukakan oleh Aristoteles  dalam penentuan jenis kelamin ini memang tidaklah sepenuhnya salah, karena setelah ilmu pengetahuan tentang kromosom dan penentuan jenis kelamin berkembang, ternyata memang ada jenis mahluk hidup seperi reptil  yang jenis kelamin anak nya ditentukan oleh suhu sarangnya.

Penentuan jenis kelamin pada berbagai makhluk hidup memang bermacam macam, namun salah satu yang paling umum adalah keberadaan dan peran  kromosom sex.

Pada umumnya setiap makluk hidup baik yang berjenis kelamin jantan atau betina memiliki jumlah kromosom yang sama.  Perbedaan kromosom yang dimiliki oleh individu jantan dan betina ada pada sepasang krosomom sex saja.

Sebagai contoh pada manusia jumlah kromosom baik laki laki maupun wanita adalah 46 krosomon yang saling berpasangan sehingga jumlah pasangan kromosomnya ada 23 pasang.

Laki laki akan memiliki jumlah autosom sebanyak 22 pasang dan yang sepasangnya lagi adalah kromosom X dan Y (dinotasikan XY).  Sedangkan wanita memiliki 22 pasang ausotom dan yang sepasangnya lagi adalah sepasang krosomom X (dinotasikan (XX).

Kejelasan tentang peran kromosom sex sebagai penentu jenis kelamin  dan mekanismenya mulai terkuak di era tahun 1900 an.

Penentuan Jenis Kelamin pada Manusia dan Mamalia

Penenutan jenis kelamin pada manusia dan  mamalia lainnya  sangat ditentukan oleh keberadaan kromoson Y. Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa pada manusia penentu jenis kelamin anak adalah laki laki.

Baik dalam keadaan jumlah kromosom yang normal ataupun yang abnormal, keberadaan kromosom Y akan menjadikan individu tersebut laki laki.

Pada manusia dan mamalia umumnya, penentuan jenis kelamin ditentukan oleh kromosom Y. Photo: greatergood.berkeley.edu.
Pada manusia dan mamalia umumnya, penentuan jenis kelamin ditentukan oleh kromosom Y. Photo: greatergood.berkeley.edu.

Sebagai contoh orang dengan kromosom XY (normal), XXY dan XYY (abnormal)  akan berjenis kelamin laki laki, sedangkan individu yang memiliki kromosom sex XX (normal), X dan XXX (abnormal) akan berjenis kelamin perempuan.

Peran kromosom Y dalam penentuan jenis kelamin pada manusia dan mamalia lainnya sudah diketahui pada abad ke 20, namun proses dan peran kromosom Y ini dalam menentukan jenis kelamin baru terungkap sekitar tahun 1959.

Studi ini bermula ketika peneliti melakukan  studi lebih mendalam pada seorang  laki laki memiliki kelainan yang memiliki kromosom  XX.

Dengan melakukan teknik hibrididasi kromosom berhasil diungkap bahwa laki laki dengan kromosom XX tersebut ternyata memiliki potongan kromosom Y pada posisi 140 kilo basa.  Hal ini terjadi karena adanya abnormalitas pada proses meiosis dimana bagian kromosom Y ini tertransfer pada kromosom X.

Penemuan ini selanjutnya membuka ruang gerak penelitian lainnya yaitu untuk menguak keberadaan gen khusus yang mengatur jenis kelamin pada manusia yaitu gen SRY.  Gen ini hanya ada pada kromosom Y dan terbukti perannya yang sangat vital sebagai penentu jenis kelamin pada manusia dan mamalia.

Pada fase embrio perkembangan organ seks pada bayi laki laki dan perempuan mulai mulai terjadi pada usia 7 minggu.  Selanjutnya organ  seks janin dapat  ditentukan pada usia 7 minggu dan saat lahir.

Selama fase embrio,  gen SRY akan mengkodekan faktor transkripsi yang  unik untuk mengaktifksn pembentukan testis pada minggu ketujuh perkembangan.

Jadi sebenarnya sebelum fase ini gonad masih belum melakukan diferensiasi, gonad dapat saja berkembang menjadi testis atau ovarium. Namun setelah  itu  keberadaan  produk gen SRY merangsang gonad untuk berkembang menjadi testis.

Testis mulai memproduksi dua hormon yaitu testosteron dan hormon anti-Mllerian, atau AMH.

Testosteron dan  turunannya yaitu dihidrotestosteron selanjutnya menginduksi pembentukan organ lain dalam sistem reproduksi pria, sedangkan AMH menyebabkan degenerasi duktus Mullerian.

Pada wanita, yang tidak mengandung protein SRY, jalur pembentukan ovarium diaktifkan oleh serangkaian protein yang berbeda. Dalam perkembangan selanjutnya Ovarium akan menghasilkan estrogen, yang akan memicu perkembangan rahim, saluran telur, dan leher Rahim.

Penetuan Jenis Kelamin Pada Serangga

Penetuan jenis kelamin pada serangga lebih kompleks dan beragam jika dibandingkan dengan manusia.

Jika pada manusia dan mamalia lainya individu dengan kromosom heterogametik (XY) adalah laki laki atau jantan dan individu dengan kromosom homogametik (XX) adalah betina maka pada kupu kupu dan ngengat terjadi kebalikannya.

Kupu kupu dan ngengat jantan memiliki  kromosom kelamin homogametik sedangkan yang betina memiliki kromosom kelamin homomagetik,

Kupu kupu jantan memiliki  kromosom kelamin homogametik sedangkan yang betina memiliki kromosom kelamin homomagetik. Sumber:britannica.com
Kupu kupu jantan memiliki  kromosom kelamin homogametik sedangkan yang betina memiliki kromosom kelamin homomagetik. Sumber:britannica.com

Pada serangga kromosom sex nya dinamakan kromosom W dan Z.  krososom W terkait dengan karakteristik betina.

Jadi serangga yang memiliki kromosom ZZ akan berjenis kelamin jantan  dan individu dengan kromosom ZO (hanya satu kromosom Z nya) juga akan berjenis kelamin jantan.  Sedangkan kupu kupu dan ngengat yang memiliki kromosom sex ZW akan berjenis kelamin  betina.

Penentuan jenis kelamin pada belalang ternyata berbeda dengan penentuan jenis kelamin pada kupu kupu dan ngengat karena penentuan jenis kalaminnya   adalah kromosom tunggal X.  Jadi pada belalang individu jantan kromosom sexnya adalah XO (hanya memiliki satu kromoson X saja sedangkan pada betina kromosom sex nya  adalah XX.

Jadi pada belalang individu jantan kromosom sexnya adalah XO (hanya memiliki satu kromoson X saja sedangkan pada betina kromosom sex nya  adalah XX. Photo: ecowatch.com
Jadi pada belalang individu jantan kromosom sexnya adalah XO (hanya memiliki satu kromoson X saja sedangkan pada betina kromosom sex nya  adalah XX. Photo: ecowatch.com

Penentuan jenis kelamin pada lebah madu yang memiliki kromosom sebanyak 16 ini  lebih unik lagi  karena menyangkut  penentuan jenis kelaminnya berdasarkan sel telur dibuahi atau tidak. Jika sel telur yang dibuahi oleh sperma  akan menghasilkan  lebah betina atau dikenal sebagai lebah pekerja, sedangkan sel telur yang tidak dibuahi akan menjadi lebah jantan.

Lebah ratu sebenarnya sama dengan lebah betina atau pekerja yang merupakan hasil pembuahan sel telur dengan sperma namun karena diberi makanan yang lebih bergizi dan dirawat lebih lebih baik oleh lebah pekerja maka berkembang menjadi lebah ratu.

Jika sel telur yang dibuahi oleh sperma  akan menghasilkan  lebah betina atau dikenal sebagai lebah pekerja, sedangkan sel telur yang tidak dibuahi akan menjadi lebah jantan. Photo: fllt.org
Jika sel telur yang dibuahi oleh sperma  akan menghasilkan  lebah betina atau dikenal sebagai lebah pekerja, sedangkan sel telur yang tidak dibuahi akan menjadi lebah jantan. Photo: fllt.org

Pada nyamuk penentuan jenis kelaminnya tidak dapat dilakukan berdasarkan jenis kromosomnya karena kromosom sex nya sama dan tidak dapat dibedakan.

Jadi pada nyamuk penentuan jenis kelaminnya lebih ditentukan oleh faktor penentu yang dominan ada pada jantan

Penentuan Jenis Kalamin pada Burung dan Unggas

Penentuan Jenis Kelamin pada burung dan ungags lainnya termasuk ayam adalah kromosom Z dan W.

Burung dan unggas betina  adalah heterogametik (ZW) sedangkan individu jantan memiliki kromosom sex yang homogametik (ZZ).  Jadi pada burung dan unggas  penentu  jenis kelaminnya kebalikan dari manusia dan mamalia, yaitu individu betinanya.

Pada burung dan unggas  penentu  jenis kelaminnya kebalikan dari manusia dan mamalia, yaitu individu betinanya. Photo : Pinterest. 
Pada burung dan unggas  penentu  jenis kelaminnya kebalikan dari manusia dan mamalia, yaitu individu betinanya. Photo : Pinterest. 

Mekanisme penentuan jenis kelamin berdasarkan kromosom ZZ-ZW ternyata tidak terbatas pada burung dan ungas saja . Sistem penentuan jenis kelamin yang serupa juga ditemukan pada  sebagian  pada reptilia  dan  beberapa ikan serta amfibi.

Penentuan Jenis Kelamin dan Lingkungan

Pada beberapa jenis individu, faktor lingkungan terkadang dapat memainkan peran penting dalam penentuan jenis kelamin.

Sebagai contoh pada buaya dan sebagian besar kura kura jenis kelamin anaknya  ditentukan oleh suhu selama telur diinkubasi.

Pada penyu suhu  inkubasi telur di bawah 22C dan  di atas 28C akan menghasilkan anak dengan jenis kelamin betina, sedangkan inkubasi pada suhu berada di dua kisaran suhu tersebut akan menghasilkan anak sebagian besar jantan.

Penentuan jenis kelamin pada buaya juga hampir sama dengan kura kura namun kisaran suhunya lebih tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika suhu inkubasi telur buaya mencapai 34oC atau di atas suhu tersebut, maka anak yang menetas kebanyakan berjenis kelamin jantan.  Sebaliknya jika suhu inkubasi lebih rendah dari 30oC maka sebagian besar telur yang menetas menghasilkan anak betina.

Jenis kelamin anak buaya yang menetas tergantung pada suhu sarang. Photo:  crocodilehunter.com.au
Jenis kelamin anak buaya yang menetas tergantung pada suhu sarang. Photo:  crocodilehunter.com.au

Pada kura kura dan buaya sintesis ensim aromatase sangat tergantung pada suhu. Enzim ini berperan penting dalam menghasilkan hormon jantan, yaitu testosteron.

Pada suhu yang lebih tinggi, peningkatan aktivitas ensim  aromatase menghasilkan lebih banyak estrogen, yang menyebabkan terjadinya bias rasio jenis kelamin le arah  lebih banyak betina.

Jadi pada dasarnya pada sebagian besar spesies, kromosom sex  berperan besar dalam menentukan jenis kelamin namun dalam beberapa spesies faktor lingkungan juga memainkan peran besar dalam penentuan jenis kelamin.

Keberadaan laki laki dan perempuan berperan besar dalam proses pewarisan gen dari generasi ke generasi berikutnya dan juga menjaga variasi genetik.

Penentuan jenis kelamin yang berbeda beda  antar spesies ini tentunya tidak terlepas dari proses evolusi yang sangat panjang dan telah beradaptasi dengan lingkungan spesifik dimana invidu tersebut berada demi kelangsungan makhluk hidup tersebut.

Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun