Penentuan jenis kelamin  memang selalu menarik perhatian tidak saja saat ini saja, namun sudah sejak ribuan  tahun yang lalu.
Salah satu teori yang cukup popular adalah jenis kelamin anak ditentukan oleh suhu tubuh suami dan istri saat bercinta.  Teori yang digagas oleh ini Aristoteles  pada tahun 335 SM, memang sangat popular sampai tahun 1900 an dan banyak juga pengikutnya.
Menurut Aristoteles  jika suhu tubuh suami saat bercinta lebih hangat  dari istrinya maka akan menghasilkan anak laki laki. Namun sebaliknya jika suhu tubuh istri saat bercinta lebih hangat dari  suhu suaminya maka akan menghasilkan anak perempuan.
Pengaruh suhu yang dikemukakan oleh Aristoteles dalam penentuan jenis kelamin ini memang tidaklah sepenuhnya salah, karena setelah ilmu pengetahuan tentang kromosom dan penentuan jenis kelamin berkembang, ternyata memang ada jenis mahluk hidup seperi reptil  yang jenis kelamin anak nya ditentukan oleh suhu sarangnya.
Penentuan jenis kelamin pada berbagai makhluk hidup memang bermacam macam, namun salah satu yang paling umum adalah keberadaan dan peran  kromosom sex.
Pada umumnya setiap makluk hidup baik yang berjenis kelamin jantan atau betina memiliki jumlah kromosom yang sama. Â Perbedaan kromosom yang dimiliki oleh individu jantan dan betina ada pada sepasang krosomom sex saja.
Sebagai contoh pada manusia jumlah kromosom baik laki laki maupun wanita adalah 46 krosomon yang saling berpasangan sehingga jumlah pasangan kromosomnya ada 23 pasang.
Laki laki akan memiliki jumlah autosom sebanyak 22 pasang dan yang sepasangnya lagi adalah kromosom X dan Y (dinotasikan XY). Â Sedangkan wanita memiliki 22 pasang ausotom dan yang sepasangnya lagi adalah sepasang krosomom X (dinotasikan (XX).
Kejelasan tentang peran kromosom sex sebagai penentu jenis kelamin  dan mekanismenya mulai terkuak di era tahun 1900 an.