Salah satu yang menarik perhatian dunia ketika Taliban masuk dan mengasai ibukota Afghanistan, Kabul adalah beraneka ragam senjata modern dan kendaraan militer yang digunakan dari hasil rampasan dari tantara Afghanistan yang sebelumnya berkuasa.
Berbagai persenjataan modern ini menarik perhatian dunia sekaligus perdebatan dan kekhawatiran terkait dikuasainya persenjataan oleh Taliban.
Sebagaimana yang kita ketahui selama 20 tahun ini Amerika dan sekutunya mengucurkan trilyunan dolar untuk menduduki Afghanistan dan  melengkapi fasilitas dan persenjataan pasukan Afganistan.
Dengan dikuasainya Afghanistan ini menjadi pertanyaan dunia seberapa besar perlengkapan dan persenjataan modern buatan Amerika yang kini berhasil dikuasai oleh Taliban.
Banyak kalangan pengamat militer yang memperkiran bahwa jenis dan jumlah senjata yang berhasil dikuasai sangat beragam dengan jumlah yang sangat besar termasuk misalnya modern mine-resistant vehicles (MRAP) dan Humvees.
Tidak hanya sampai disitu saja, Tabiban  juga diperkirakan menguasai helicopter Black Hawk dan pesawat lainnya buatan amerika.
Salah satu perlengkapan militer  yang paling dikhawatirkan adalah pesawat super fighter  jenis A-29 Tucano dengan jumlah sekitar 23  buah yang merupakan pewasat pengebom.
Selama ini Amerika juga melengkapi tantara Afghanistan dengan pesawat canggih seperti helicopter jenis 45 UH-60 Black-hawks dan juga helicopter jenis 50 MD-530 dan 56 Mi-17.
Tidak hanya sampai disitu saja tantara Afghanistan juga dilengkapi dengan pesawat angkut C-130 Hercules dan pesawat lainya jenis , C-208 dan AC-208.
Kecepatan Talian menguasai kembali Afghanistan membuat hanya sebagian kecil dari persenjataan dan juga pesawat yang berhasil dipindahkan dan diselamatkan oleh Amerika dan sekutunya.
Saat ini pihak Amerika dan sekutunya sedang melakukan analisa dan perkiraan terkait besarnya jumlah peralatan militer yang berhasil dikuasai oleh Taliban.
Pembongkaran dan pemindahan fasilitas militer dan persenjataan Amerika memang sudah mulai dilakukan sejak Trump menandatangi perjanjian Doha di awal Februari 2020. Â Ketika itu jumlah personel militer Amerika dikurangi dari 8.500 menjadi hanya 2.500 orang.
Dari catatan bantuan peralatan militer yang diberikan oleh Amerika di era tahun 2013 sampai dengan 2019 lalu jenis dan jumlah persenjataan moderen yang diberikan kepada tantara Afghanistan untuk melawan  Tabiban memang  sangat mencengangkan.
Di era tersebut persenjataan  dan peralatan militer yang diberikan Amerika meliputi:
- Senjata ringan seperti senapan  M16 dan M4  sebanyak 600.000 buah
- Kendaraan militer sebanyak 80.000 termasuk di dalamnya googles night vision, radio dan alat komunikasi lainnya
- Senapan mesin sebanyak 7.000
- Kendaraan Humvee sebanyak 4.700
- Granat sebanyak 20.000
- Amunisi untuk kaliber  7.62mm dan 0.50 sebanyak 18 juta
Menurut hasil invenstigasi AP, ketika Amerika meninggalkan markas militernya di Bagram bulan Juli lalu mereka  meninggalkan sebanyak 3.5 juta berbagai jenis persenjataan termasuk ribuan kendaraan sipil dan juga ratusan kendaraan militer termasuk didalamnya drone milter super canggih ScanEagle.
Dalam kurun 20 tahun perang Afghanistan ini tantara Amerika mengguyurkan uang sebesar US$83 milyar untuk perlengkapan militer tantara Afghanistan yang meliputi 75.000 kendaraan, 600.00 senjata dan 200 pesawat.
Bahkan di bulan July lalu sebelum meninggalkan Afghanistan,  Amerika masih mensuplai  pesawat super mahal  yaitu 35 Black Hawk dan 3 Super Tocano.
Entah apa yang akan dilakukan oleh Amerika dan sekutunya terkait persenjataan dan perlengkapan militer yang tertinggal di Afghanistan. Â
Serangan udara untuk menghancurkannya memang merupakan salah satu opsi namun tampaknya dalam waktu dekat belum akan dilakukan mengingat gentingnya situasi  pengevakuasian warga Amerika, warga asing dan warga Afghanistan di Airport di Kabul
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI