Tidak hanya biaya yang menjadi fokus perhatian perang Afghanistan ini, namun juga jumlah korban jiwa dari perang Afghanistan yang berlangsung selama 20 tahun ini cukup membelalakan mata.
Jumlah tantara Amerika yang menjadi korban dalam perang ini mencapai 2.448 jiwa, sedangkan jumlah korban jiwa dari pihak  kontraktor yang meninggal dunia mencapai 3.846 jiwa.
Jumlah  korban jiwa dari pihak tentara dari negara lain termasuk NATO yang terlibat dalam perang ini mencapai 1.144 jiwa.
Lantas bagaimana dengan korban dari pihak lainnya?
Dari data yang dirilis tersebut, korban jiwa dari pihak tantara Afghanistan mencapai 66.000 jiwa, sedangkan korban jiwa dari sipil warga Afghanistan mencapai 47.245 jiwa.
Dalam perang selama 20 tahun ini dari pihak Taliban yang kini berhasil merebut kembali dan menguasai Afghanistan tentunya juga mengalami korban jiwa, yaitu sebanyak 51.191 jiwa.
Disamping korban jiwa dari pihak pihak yang disebutkan di atas masih ada dua lihak lagi yang  mengalami korban jiwa yaitu dari pihak relawan sebanyak 444 jiwa dan jurnalis sebanyak 72 jiwa.
Perang Afghanistan  juga menimbulkan dampak buruk pada generasi muda, dimana saat ini persentase gadis remaja  Afghanistan yang dapat membaca hanya mencapai 37%.
Melihat angka angka di tas tentunya kita merenung terkait apa sebenarnya hakeket hari perang  Afghanistan ini ?
Kalangan keluarga dan veteran perang Afghanistan di Amerika  kini mulai mempertanyakan apa gunanya pengorbanan mereka selama ini yang sedemikian besar termasuk korban jiwa jika perang Afghanistan ini berakhir dengan cara yang  sangat tragis seperti yang kita saksikan akhir akhir ini tanpa mencapai apa yang direncanakan?
Kondisi yang kini dialami oleh Afghanistan kini seolah kembali ke titik awal ketika 20 tahun lalu Amerika dan sekutunya memulai perang mengusir Taliban.