Situasi di Afghanistan memang berubah secara cepat. Â Kesepakatan yang telah dibuat antara pemerintah Afghanistan yang kini berkuasa dengan Taliban di Doha beberapa waktu lalu diperkirakan tidak akan berlaku lagi ketika Taliban dalam waktu dekat akan menguasai kembali Afghanistan.
Dua puluh tahun lalu tepatnya tahun 2001 tentara Amerika dan aliansinya memang berhasil mengusir  Taliban dari Kabul dan memaksa mereka bergrilya di wilayah terpencil.  Namun dalam hitungan bulan Taliban diperkirakan akan merebut kembali kota Kabul.
Milyaran dolar memang telah dihabiskan oleh Amerika dan sekutunya untuk bertahan di Afghanistan selama 20 tahun, namun tampaknya siraman dana ini tidak  berbekas sama sekali ketika nantinya Taliban menguasai Kabul kembali.
Rapuhnya pemerintahan Afghanistan setelah Amerika dan sekutunya menyatakan akan meninggalkan Amerika memang sudah diperkirakan sebelumnya.
Pemerintah Afganistan yang korup, berlaku tidak adil dan terkadang tidak demokratis  karena bergelimpang dengan dana membuat sebagian masyarakat Afghanistan tidak bersimpati. Jurang kemiskinan semakin lebar dan sebagian besar masyarkat Afghanistan hidup dalam kemiskinan.
Bagaimana Nasib Afghanistan?
Dalam perjalanan sejarahnya Afghanistan memang negara penuh gejolak. Setelah mengalami periode perang yang dikenal sebagai Perang Anglo-Afghanistan dalam kurun waktu 1839-1919 negara ini akhirnya merdeka dari pengaruh asing  Inggris dan India.
Kemerdekaan sempat membuat negara Afghanistan sebagai negara monarki di bawah Amanullah Khan namun tidak bertahan lama.
Di tahun 1973 Zahir Shah digulingkan dan membuat Afghanistan berubah menjadi negara republik. Â
Pada tahun 1978, setelah mengalami kudeta sebanyak dua kali, Afghanistan berubah  menjadi negara sosialis, yang memicu perang Soviet-Afghanistan di era tahun 1980-an melawan pemberontak mujahidin.
Pada tahun 1996, sebagian besar negara itu dikuasai oleh Taliban fundamentalis Islam, namun di tahun 2001 mereka disingkirkan dari kekuasaan setelah invasi Amerika.