Selanjutnya berbagai alternatif hasil yang diperoleh dievaluasi dan direspon  oleh sistem AI untuk menentukan langkah berikutnya yang dilakukan. Proses ini akan terus berlangsung sampai tujuannya tercapai.
Proses berpikir AI ini menyerupai manusia karena dapat mengalisa berbagai kemungkian penyelesaian masalah  dan berpikir  mencari solusinya.  Hanya saja bedanya AI  dapat terus mencari solusi dan kemungkinan tanpa Lelah dan hasilnya dapat saja di luar pemikiran manusia.
Pengadilan Afrika Selatan untuk pertama kalinya di dunia mengakui DABUS sebagai inventor. Pengakuan ini tentunya akan membuka era baru dimana inventor tidak lagi identik  dengan manusia.
Sebagai konsekuensinya maka akan banyak lagi temuan temuan yang dilakukan oleh sistem AI yang akan diakui sebagai paten dan akan mendobrak pakem tradisional bahwa inventor itu harus manusia.
Sebagai contoh saat ini jika suatu perusahaan obat obatan menggunakan AI dan menemukan obat baru, maka obat tersebut tidak dapat dipatenkan. Â Sampai saat ini di bidang pharmaceutical hanya orang yang dapat menghasilkan paten,.
Kecanggihan DABUS
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya DABUS bekerja atas dasar prinsip jaringan syarat tiruan. Kemampuan yang sangat luar biasa dari DABUS ini membuatnya dapat deprogram untuk melakukan invensi.
DABUS dapat mengolah informasi, berproses dan menyimpannya dalam memori secara berulang dan  terus menerus  sehingga berujung pada suatu temuan yang menakjubkan.
Dengan kemampuan melakukan invensi ini di tahun 2019 DABUS menghasilkan puluhan temuannya yang saat ini sedang diproses patennya di Eropa.
Sebagai gambaran ada dua hasil invensi DABUS yang sangat komplek dan sangat berguna yaitu desain kontainer dengan sistem "fractal geometry" yang dapat ditumpuk dan ditangani oleh robot dengan mudah dan sebuah alat yang dapat meniru aktivitas syaraf manusia.