Minggu ini dunia dihebohkan terkait terungkapnya rahasia kecanggihan dan kemampuan perangkat lunak Pegasus buatan Israel yang berfungsi mematai matai kalangan elit dunia dari jurnalis, tokoh masyarakat  sampai dengan  pimpinan negara.
Pegasus ini merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO Grup yang digunakan secara diam diam mematai tokoh publik dunia.  Pegasus memang sangat  canggih karena secara diam diam memantau, mematai matai serta mengawasi orang yang menjadi target tanpa diketahui oleh targetnya.
Penggunaan secara masif  spyware buatan Israel terungkap minggu ini dengan hasil pengungkapan yang sangat mengejutkan.
Pegasus ternyata secara masif digunakan oleh lembaga pemerintah di berbagai belahan bumi ini dengan tujuan untuk  melacak penjahat dan teroris,  termasuk juga untuk meretas telepon pribadi para aktivis, jurnalis, dan tokoh oposisi di seluruh dunia.
Tidak tanggung tanggung sebanyak lebih 50.000 nomor telpon diawasi secara diam diam oleh Pegasus.  Di kalangan jurnalis paling tidak terdapai 1.000 nomor telpon berasal lebih dari 50 negara menjadi target Pegasus.
Kalangan yang diawasi oleh Pegasus ini sangat luas mulai dari  anggota keluarga kerajaan Arab, serta puluhan aktivis hak asasi manusia, politisi dan bahkan kepala negara dan perdana menteri. Wartawan dari CNN, Bloomberg, AP, New York Times, Le Monde dan media lainnya juga  tidak luput dari pengawasan Pegasus.
Kecurigaan terkait Pegasus yang digunakan untuk memata matai tokoh publik ini memang sudah terjadi beberapa tahun lalu.
Sebagai contoh pada September 2018, The Citizen Lab, sebuah organisasi keamanan siber Kanada, menerbitkan laporan komprehensif yang mengidentifikasi terdapat paling tidak 45 negara menggunakan Pegasus ini.
Pada Oktober 2019, WhatsApp mengungkapkan bahwa jurnalis dan aktivis hak asasi manusia di dunia telah menjadi target pengawasan oleh operator yang menggunakan Pegasus.
Kecanggihan Pegasus
Pegasus yang merupakan malware yang dikategorikan sebagai  spyware dirancang untuk mengakses perangkat milik seseorang, tanpa sepengetahuan pemiliknya .  Selanjutnya Pegasus akan  mengumpulkan informasi pribadi dan menggunakan informasi yang diperolehnya ini  kembali kepada pihak lain  yang akan dapat memata-matai pemiliknya.
Pegasus yang berbasis iOS dan Android ini digolongkan oleh pakar malware sebagai Spyware yang tercanggih  yang ada saat ini.
Bahkan produk Apple yang tergolong canggih keamanannya dalam melindungi data pribadi sekalipun ternyata tidak aman dari infiltrasi Pegasus ini karena dapat meretas iPad dan IPhone dengan iOS 14.6 sekalipun.
Kecanggihan Pegasus menang sangat luar biasa karena dapat  menyalakan kamera perangkat yang kita miliki untuk merekam keadaan dan aktivitas  di sekitar kita tanpa disadari pemiliknya.
Pegasus juga dapat memantau hingga 500 ponsel dalam kurun waktu setahun, namun secara efektif dapat melacak dan mengawasi sekitar 50 ponsel.
Jika ada pihak yang ingin menggunakan jasa Pegasus ini maka pihak tersebut harus merogoh koceknya sangat dalam karena biaya per tahun nya untuk menggunakan jasa kecanggihan Pegasus ini mencapai US$7-8 juta/tahun.
Jadi memang dapat  disimpulkan bahwa pihak pengguna Pegasus ini adalah pihak yang memiliki dana sangat kuat dan memiliki kepentingan yang lebih besar lagi untuk mematai matai targetnya.
NSO memang tidak secara terbuka menyebutkan siapa yang membeli perangkat lunak produksinya tersebut. Namun  di situs webnya disebutkan bahwa  produknya digunakan secara eksklusif "oleh badan intelijen dan penegak hukum pemerintah untuk memerangi kejahatan dan teror".
Pada tahun 2018  saja sudah ada 45 negara yang menggunakan Pegasus ini  diantaranya India, Bahrain, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Hulu Pengawasan
Perjalanan Pegasus dalam misinya mengawasi dan mematai mati dimulai dari langkah yang sangat sederhanya yaitu mengirimkan pesan dalam bentuk teks.
Seorang peretas biasanya akan mencoba menginfeksi perangkat korban dengan Pegasus dengan menggunakan tautan phishing, sebagian besar dikirim melalui pesan singkat  yang secara kasap mata tampak tidak berbahaya.
Apabila seseorang mengklik tautan  tautan phishing maka  tanpa sepengetahuan korban  memulai  melakukan pengunduhan Pegasus di perangkat yang dimilikinya  dan mulai mengatur koneksi dengan komputer milik  peretas yang jaraknya bisa ribuan kilometer.
Selanjutnya peretas kemudian dapat berkomunikasi dengan spyware Pegasus melalui pusat komando jarak jauh dan mengeluarkan arahan untuk informasi apa yang harus dikirim spyware kembali ke server peretas.
Melalui cara yang canggih inilah Pegasus dapat mengumpulkan data dan informasi yang dimiliki korban seperti password, daftar kontak, agenda kegiatan, pesan teks, serta  panggilan suara langsung dari aplikasi.
Pegasus bahkan dapat mendengarkan  audio terenkripsi dan membaca pesan terenkripsi.
Seperti yang sering kita saksikan di film spy, kecanggihan Pegasus ternyata tidak hanya sampai disini saja karena Pegasus dapat  menghancurkan diri sendiri jika tidak dapat berkomunikasi dengan pusat kendali peretas selama lebih dari 60 hari.
Pegasus juga dapat mendeteksi  bahwa Pegasus telah diinstal pada perangkat dengan kartu SIM yang berbeda dengan data yang dimiliki  NSO  si pembuat Pegasus untuk mata-matai target terpilih.
Siapa pemilik Pegasus?
Pegasus dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO Group yang didirikan pada 25 Januari 2010.
Menurut laporan Amnesty International, NSO merupakan inisial nama depan para pendiri yaitu Niv Carmi, Shalev Hulio dan Omri Lavie.
Tujuan NSO mengembangkan Spyware ini adalah untuk mengembangkan teknologi yang akan memberikan akses jarak jauh langsung ke ponsel dan kontennya kepada lembaga penegak hukum dan intelijen.
Penciptaan Pegasus diduga merupakan  solusi  untuk mengatasi  penggunaan enkripsi yang semakin meluas di lingkungan digital dan juga terkait dengan permintaan otoritas Eropa terkait kepentingan untuk mengakses data pelanggan operator telepon seluler.
Skandal Pegasus yang sedang menghebohkan dunia ini menimbulkan banyak pertanyaan termasuk  diantaranya bagaimana cara mencegah pengembangan teknologi ini dan juga penjualannya kepada para pihak penguasa yang ingin memata matai rakyatnya sendiri.
Bahkan Snowden memperingatkan :
 "Jika kita tidak melakukan apa pun untuk menghentikan penjualan teknologi ini maka  tidak hanya menjadikan kita merupakan salah satu dari 50.000 target  saja namun akan meluas menjadi  50 juta target.  Jika hal tersebut terjadi maka  akan ada sektor industri  tertentu yang sama sekali tidak memiliki perlidungan. Oleh sebab itu prolifikasi teknologi Pegasus ini harus dikendalikan"
Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan, Sembilan, Sepuluh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H