Penjarahan kini meluas tidak saja menargetkan bahan pangan, namun sudah meluas pada obat-obatan, elektronik, pakaian, dan lain lainnya.
Kerusuhan yang sedang berjalan di Afrika Selatan ini tentunya menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyakat akan mulai menipiskan ketersediaan pangan.
Sebagai dampaknya di wilayah yang masih aman masyarakat sudah mulai antre untuk membeli makanan karena logistik terganggu.
Satu-satunya yang dapat menyelesaikan kerusuhan saat ini adalah penegakan hukum dengan segala konsekuensinya.
Jika pihak keamanan tidak dapat menegakkan hukum maka bukan tidak mungkin negara ini akan mengalami krisis kemanusiaan  yang tidak saja menyangkut  masalah perut  namun juga akan memicu  ketegangan politik  yang tentunya menimbulkan dampak yang lebih besar lagi.
Pemilihan umum sudah diambang mata, reformasi ekonomi yang dicanangkan oleh presiden yang sedang berkuasa saat ini di tengah-tengah pandemi akan mendapat tantangan besar karena negara ini perlu penyelesaian krisis ini segera.
Konstelasi politik sudah dipastikan akan berubah dengan adanya kerusuhan ini yang akan mengubah peta kekuatan politik di negara ini.
Kerusuhan di Afrika Selatan ini membuktikan bahwa ketika rakyat lapar, maka rakyat akan abai terhadap hukum dan ketika hal itu terjadi maka ketidakstabilan terjadi dan akan bergulir seperti bola salju yang tidak dapat diprediksi ujungnya.
Semoga rakyat Afrika Selatan masih ingat pengorbanan Mandela dalam memperjuangkan kesetaraan dan masih ingat ketika air mata Mandela tumpah pernah menyatukan bangsa ini.
Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H