Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kisruh Politik, Kemiskinan, dan Kerusuhan Afrika Selatan di Tengah Pandemi Covid-19

15 Juli 2021   10:26 Diperbarui: 16 Juli 2021   09:02 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jacob Zuma memang sedang dalam proses peradilan atas 18 tuduhan korupsi yang melibatkan dirinya yang memang secara hukum harus diproses untuk mendapatkan keadilan. Namun keterburu-buruan pengadilan mengukum Jacob Zuma dan memenjarakannya atas tuduhan tidak mematuhi perintah pengadilan bukan pada substansi  tindakan korupsinya menjadi pemicu gelombang  masalah yang lebih besar lagi.

Di tahun 2013 Jacob Zuma pernah dinyatakan tidak bersalah atas tindakan korupsi, sehingga anggapan bahwa pengungkapan kembali kasus korupsi ini lebih bermuatan politik.

Jadi sangat dapat dimengerti jika  para pengikut Jacob Zuma menganggap bahwa proses peradilan mantan presiden ini lebih pada masalah politis dan sebagai politik balas dendam

Walaupun Jacob Zuma ini tidak lagi menjadi presiden namun di luar politik Zuma merupakan tokoh kelompok suku yang terbesar dan berpengaruh di Afrika Selatan yaitu Zulu yang masih memiliki pengikut yang jumlahnya sangat besar.

Keputusan yang tergesa-gesa inilah akhirnya memicu api dalam sekam yang sudah ada selama ini.

Wajah Afrika Selatan yang sebenarnya terungkap pada minggu ini ketika kerusuhan yang awalnya dipicu oleh penahanan Jacob Zuma muncul ke permukaan sebagai perwujudan  rasa frustasi rakyat atas kemiskinan yang semakin mencengkeram negara ini.

Dalam enam hari ini kerusuhan, penjarahan dan kekacauan merebak ke kota-kota besar sebagaimana yang pernah terjadi ketika Mandela melakukan reformasi menentang penerapan politik apartheid sebelumnya.

Hasilnya hanya dalam beberapa hari saja telah memakan korban jika sebanyak 72 nyawa dan pihak keamanan telah menangkap lebih dari 1.200 orang yang dianggap perusuh.

Penjarahan di gudang bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari semakin meluas, pembakaran juga terjadi di gurang-gudang strategis yang menyimpan kebutuian bahan pokok.lainnya.

Kerusuhan yang semakin tidak terkendali ini membuat presiden yang saat ini sedang berkuasa, Cyril Ramaphosa mengerahkan lebih dari 2.500 tentara ke Gauteng dan Kwazulu-Natal yang merupakan dua provinsi yang menjadi pusat kerusuhan ini.

Di tengah-tengah kerusuhan ini toko-toko berlomba-lomba untuk menutup kegiatan bisnisnya walaupun belum tentu juga aman dari tindakan penjarahan ini. Sampai hari ini diperkirakan lebih dari 200 mall dan pusat perbelanjaan ditutup akibat kerusuhan dan penjarahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun