Sampai saat ini tuduhan Amerika  akan adanya intervensi Rusia dalam politik dalam negeri dan pemilihan presiden tidak dapat dibuktikan.  Demikian juga tuduhan serangan hackers yang sempat melumpuhkan Amerika beberapa waktu lalu juga belum dapat dibuktikan.
Demikian juga tuduhan bahwa teknologi 5G Tiongkok membahayakan keamanan Amerika dan sekutunya juga belum dapat dibuktikan.
Ketika Rusia dan Tiongkok mengeluarkan vaksin Covid-19 Amerika dan negara Eropa mencibirnya karena dianggap kedua negara ini  tidak memiliki kemampuan dan kompetensi dalam mengembangkan Vaksin.  Namun kini justru vaksin buatan kedua negara ini yang menyelamtkan  negara miskin dan super miskin di masa pandemi.
Perang dagang yang dilancarkan oleh Trump dan kemungkinan juga akan diterapkan oleh Biden terhadap Tiongkok ternyata tidak melumpuhkan Tiongkok, justru membuat Tiongkok bertahan dengan baik dan menjadi bumerang bagi perekonomian Amerika.
Australia yang mengekor Amerika kini merasakan akibat nya ketika Tiongkok menghukumnya dengan mengenakan tarif yang tinggi pada produk pertanian dan produk strategis Australia.
Seperti biasanya senjata pamungkas yang digunakan untuk menaklukkan Tiongkok dan Rusia  adalah masalah HAM. Namun dalam hal inipun Amerika tidak steril terhadap pelanggaran HAM ini.
Oleh sebab itu ketika Putin seusai pertemuan mengingatkan Amerika dengan sangat keras untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Rusia utamanya masalah Navalny yang dianggapnya bersekutu mencari perhatian internasional dan merongrong keamanan dalam negeri Rusia dengan bambandingkannya dengan kerusuhan yang terjadi di Capitol  Hill diujung pemerintahan Trump, Biden sangat berang.
Politik luar negeri Biden yang dengan terang terangan mencoba menggalang kekuatannya kembali di Uni Eropa, G7 dan NATO untuk menghadapi Rusia dan Tiongkok justru menunjukkan kelemahan Amerika dan dikhawatirkan akan memicu kembali terjadinya perang dingin.
Gaya koboi yang diterapkan oleh Bidan dengan cara meletakkan pistol di meja negosiasi justru memperlihatkan kelemahan Amerika yang takut akan pengaruh  Rusia dan Tiongkok yang semakin besar dan  akan mengurangi pengaruh Amerika dipanggung internasional.
Biden lupa bahwa kepala posisi dunia itu bukanlah hak prerogatif seumur hidup yang akan terus dipegang oleh Amerika dan sekutunya.
Jika dulu dalam era perang dingin Amerika dan sekutunya menghadapi Rusia dan sekutunya, kini justru mandirinya Rusia dan Tiongkok  dalam menghadapi tekanan telah membuktikan bahwa pengaruh Amerika di dunia internasional sudah memudar.