Selama ini anak anak ini dianggap sebagai anak yang hilang dan tidak dapat dilacak oleh keluarga Indian.  Oleh sebab itu dengan mengetahui bagaimana anak anak ini diperlakukan dan akhirnya dikuburkan secara massal di tempat seharusnya mereka dididik lebih baik  memang sangatlah memilukan.
Sejarah mencatat selama lebih dari 100 tahun pihak berwenang Kanada telah memisahkan secara paksa ribuan anak pribumi dari keluarga mereka,  Mereka memaksa anak anak ini  dididik di sekolah khusus yang dilengkapi dengan tempat mukim dengan tujuan untuk memutuskan ikatan budaya dengan pihak keluarganya dan mengasimilasi anak-anak tersebut ke dalam masyarakat kulit putih Kanada.
Sekolah-sekolah yang dijalankan oleh gereja-gereja di era tahun 1870-an hingga 1996 itu tercatat dihiasi dengan  pelecehan fisik, mental dan seksual, penelantaran, dan bentuk kekerasan lainnya.
Pelakuan yang tidak manusiawi ini tentunya mengakibatkan trauma yang dialami tidak saja oleh anak anak tersebut namun juga oleh keluarga penduduk pribumi di seluruh Kanada.
Sekolah tempat ditemukannya kuburan masal anak anak Indian ini tercatat didirikan pada tahun 1890 dan dijalankan oleh Gereja Katolik.
Dalam perjalannya Kamloops Indian Residential School akhirnya berkembang menjadi sekolah terbesar yang menggunakan sistem sekolah residensial khusus pribumi di Kanada.  Di tahun 1950 di puncak kejayaannya sekolah ini memiliki anak didik sebanyak 500 an.
Di era modern tindakan seperti ini dapat digolongkan sebagai pemusnahan etnis yang tentunya merupakan kebijakan pelanggaran Hak Azasi Manusia yang sangat berat.
Bagi orang Indian yang  "selamat" dari era ini dan masih hidup sampai saat ini tentunya penemuan kuburan masal ini mengingatkan mereka kembali bagaimana kekejaman pihak kolonial.
Tindakan pemerintah  kolonial Kanada ini terhadap pribumi dapat dikategorikan sebagai genosida budaya dan hal ini masu tidak mau harus diakui oleh pihak berwenang Kanada.
Pada tahun 2015, sebuah komisi kebenaran dan rekonsiliasi nasional mengatakan pemerintah Kanada telah melakukan genosida budaya dengan memaksa lebih dari 150.000 anak-anak Pribumi bersekolah di sekolah khusus dengan sistem residensial.
Di sekolah inilah anak anak pribumi ini dicuci otaknya dan  di jauhkan ikatan budayanya dengan keluarga nya agar dapat memiliki pola pikir seperti orang kulit putih yang dipercaya oleh pihak kolonial lebih unggul.