Hasil penelitan yang menghebohkan dunia ini dilakukan di wilayah Timika di Papua dengan mengamati jaringan limpa dari 22 orang tanpa gejala malaria.
Namun hasil analisa jaringan  limpa ini menunjukkan bahwa limpa ini menjadi tempat investasi parasit malaria.
Dua spesies yang paling umum dan ditemukan pada limpa tersebut  dalam jumlah besar  adalah Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum.
Hal lain yang berhasil diungkap oleh para peneliti ini adalah fakta bahwa walaupun orang orang ini tidak menunjukkan adanya gejala malaria tapi orang orang tersebut memiliki sejarah pernah menderita malaria dan bahkan beberapa diantara pernah kena malaria beberapa kali. Diduga orang tersebut telah memiliki kekebalan terhadap malaria yang terbangun secara bertahap.
Walaupun telah ada kekebalan namun parasit malaria ini masih mampu berdiam diri dan berkembang di limpa tanpa terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh.
Adanya peran parasit yang bersembunyi di limpa ini menurut para peneliti akan mengubah cara pandang terhadap malaria dan cara penanggulangannya.
Artinya kini perhatian para petugas kesehatan tidak saja pada hati namun juga pada limpa setelah parasit keluar dari hari.
Potongan mosaik siklus yang sebelumnya tidak diketahui inilah yang akan memaksa para peneliti menulis ulang  teori penyebaran parasit yang sebelumnya tidak mempertimbangkan limpa sebagai salah satu pusat penyebaran parasit lainnya.
Fakta yang menunjukkan bahwa limpa limpa mengandung sel darah dengan parasit aktif masih dapat tumbuh dan berkembang secara normal sangat mengejutkan.
Artinya parasit yang masih hidup dan bermukim di limpa ini dapat menjadi sumber penularan baru malaria dari orang yang tidak menununjukkan gejala.
Tidak pelak lagi temuan yang sangat mengejutkan dunia yang berasal dari Timika ini akan sangat bermanfaat bagi dunia  dalam menanggulangi penyakt malaria yang menjadi salah satu penyakit utama dunia di wilayah tropis ini.