Sekitar 72.000 tahun yang lalu yang lalu sekelompok manusia purba berangkat meninggalkan tanah kelahiran mereka yaitu benua Afrika yang merupakan sumber manusia modern menuju tanah impian (informasi lebih lengkap lihat di sini).
Perjalanan panjang kelompok ini yang memakan waktu puluhan ribuan  tahun ini akhirnya  mencapai super kontinen yang dinamakan Sahul.
Migrasi ini oleh para peneliti dianggap sebagai salah satu migrasi yang epik dalam sejarah manusia modern setelah mereka meninggalkan Afrika mengingat teknologi saat itu masih primitif  dan hanya mengandalkan kekuatan fisik untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Rute perjalanan migrasi epik manusia modern ini dipublikasikan minggu ini  tepatnya tanggal 29 April 2021 di jurnal bergengsi Nature: Human Behaviour dengan judul "Landscape rules predict optimal superhighways for the first peopling of Sahul"
Jika dilihat dari bukti geologi dan arkeologi, maka benua  sahul yang dikenal dengan super kontinen  menggabungkan Australia, Tasmania dan papua ada paling tidak 60.000 tahun lalu.
Saat itu sundaland dan Sahul merupakan mega continent yang terbubung dengan daratan melalui rangkaian pulau dari ujung pulau jawa sekarang sampai Tanibar.
Saat itu permukaan  air laut masih dangkal yang memungkinkan  Sahul sebagai mega continent terhubung wilayahnya melalui daratan (sumber)
Dalam kondisi seperti inillah keturunan rombongan  manusia modern  yang berangkat dari Afrika ini akhirnya tiba di wilayah pantai utara benua Sahul yaitu di sekitar wilayah Darwin.
Migrasi yang sangat penting dari sejarah perkembangan manusia modern ini terus belanjut, ada yang mengambil rute mencapai Port Moresby dan menetap disana dan juga di sekitar wilayah yang dilaluinya yaitu Papua dan ada yang melanjutkan migrasi menuju selatan yang kini dikenal sebagai Australia dan Tasmania.
Perpisahan nenek moyang orang Papua dan Aborigin ini diperkirakan terjadi 58.000 tahun yang lalu.
Kelompok yang menetap di Papua ini akhirnya dikenal dunia sebagai orang Papua sedangkan kelompok yang melanjutkan migrasinya ke seluruh wilayah Australia ini dikenal sebagai orang Aborigin.
Dari segi evolusi manusia memang dapat dimengerti mengapa orang Papua dan orang Aborigin yang ada saat ini berbeda penampilannya karena perjalanan lanjutan ini memerlukan ribuan tahun dan dalam kurun waktu inilah lingkungan yang khas di wilayah yang ditempatinya membentuk penampilannya.
Memang sangat menakjubkan ketika para peneliti dari Flinders University ini berhasil merekonstruksi rute perjalanan nenek moyang orang Papua dan Aborigin ini karena harus mengumpulkan bukti ilmiah di setiap tempat yang pernah dilaluinya.
Rute perjalanan nenek moyang Aborigin dan orang Papua ini dibangun oleh peneliti dengan berbagai disiplin ilmu yang meliputi  archaeology, anthropology, ecology, genetic, climatology, geomorphology, dan  hydrology.
Berdasarkan ilmu multi disiplin inilah akhirnya para peneliti berhasil melakukan rekronstrusi migrasi ini dengan menggunakan simulasi berbasis berbagai macam jenis data pendukungnya.
Perjalanan nenek moyang orang Aborigin di wilayah yang kini dikenal sebagai Australia ini memang sangat menarik karena ada dua rute yang ditempuhnya yaitu ke wilayah timur menuju Cairns dan selanjutnya menelusuri wilayah pantai hingga mencapai Sydney, Melbourne dan Hobart Tasmania.
Sedangkan rute ke wilayah barat mulai dari Darwin menelusuri pantai hingga mencapai Perth dan mendekati Adelaide.
Namun ada rute lain yang juga sangat menarik yaitu melintasi bagian tengah Australia mulai dari Broome. Alice Spring dan akhirnya mencapai wilayah Adelaide.
Lintasan tengah ini alhirnya menyatukan kembali kedua kelompok nenek moyang  orang Aborigin yang menempuh rute yang berbeda ini.
Bagi orang yang pernah mengunjungi Australia tampaknya rute yang ditempuh ini sangatlah berat, namun perlu diingat bahwa sekitar 60.000 Â tahun yang lalu kondisi alam Australia lebih bersahabat dibandingkan dengan kondisi saat ini bahkan masih memiliki hutan tropis.
Berdasarkan rute migrasi ini diperkirakan nenek moyang Aborigin setelah sempat tinggal di Papua meneruskan perjalannya ke Australia dan diperkirakan mencapai wilayah Australia Barat sekitar 60 ribu tahun yang lalu.
Diperlukan waktu sekitar 6.000 tahun bagi nenek moyang  orang Aborigin ini untuk menjelajah wilayah Australia yang umumnya menempuh  rute wilayah pantai dan akhirnya sampai di Tasmania.
Kondisi super kontinen Sahul memiliki lingkungan yang beragam mulai dari gurun yang sangat gersang hingga dataran tinggi beriklim sedang dan hutan hujan tropis.
Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya jalur migrasi di wilayah  Papua itu sendiri dan juga jalur migrasi ke wilayah Australia.
Jalur migrasi manusia modern yang berakhir di Papua dan Australia ini memungkinkan bagi kita untuk lebih mengerti mengapa orang papua berbeda. Â Demikian juga orang Aborigin yang berbeda dengan orang Maori yang merupakan penduduk asli New Zealand.
Berbagai jalur migrasi manusia modern baik yang melalui wilayah Vietnam Utara dan akhirnya mencapai Indonesia dan juga jalur  khas lainnya yang berujung di kepulauan Pasifik memberikan  wawasan mengapa orang Indonesia beragam.
Sangat menakjubkan memang dengan menggunakan teknologi terkini para peneliti dapat merekonstruksi migrasi manusia modern yang tentunya memberikan pengertian lebih dalam lagi mengapa manusia itu diciptakan beragam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI