Hasil tracking ini tentunya menguatkan bukti bahwa ada kemungkinan bahwa Covid-19 ini telah menyebar luas di penduduk lokal dan sesama pendaki gunung di wilayah Himalaya.
Merabaknya virus corona ini kemungkinan akan mengakhiri masa pendakian yang puncaknya akan terjadi pada bulain Mei mendatang dimana cuaca diperkirakan akan sangat bagus untuk pendakian.
Jika virus ini benar benar menyebar luas di antara pendaki maka akan dapat dibayangkan bahwa korban akan sangat sulit untuk dievakuasi ke rumah sakit dari tempat pendakian yang ketinggiannya mencapai 8000 meter ini, karena helikopter akan mengalami kesulitan mencapai ketinggian ini.
Kesulitan lainnya yang akan dihadapi penderita Covid-19 adalah tipisnya udara yang akan menambah resiko terjadinya kegagalan pernafasan yang akan berakibat fatal.
Penyebaran virus ini tidak saja akan menghentikan masa pendakian, namun juga dapat menghancurkan sektor wisata yang paling terkenal ini.
Dengan daya tarik utama  gunung Himalaya dan budaya yang sangat unik negara kecil Nepal mencatat jumlah turis mancanegara yang setiap tahun mengunjunginya mencapai 2,5 juta wisatawan yang menggunakan visa.
Disamping itu ada sebanyak 26,353 orang yang menggunjungi Nepal dengan ijin pendakian.
Oleh sebab itu dapat dibayangkan bahwa penyebaran virus korona di wilayah Himalaya ini akan menghancurkan sektor wisata Nepal
Seiring dengan merebaknya Covid-19 pemerintah Nepal memang sudah pernah menutup pendakian gunung Himalaya ini. Â Dengan ditemukannya pendaki yang tertular Covid-19 ini maka tentunya akan menghantam kembali dunia wisata Nepal yang baru saja membuka kembali pendakian gunung Himalaya bagi wisatawan internasional
Sebagai gambaran pendapatan devisa dari sektor wisata Nepal mencapai US$ 4 juta setiap tahunnya dengan hanya mengeluarkan ijin pendakian gunung Himalaya ini.
Sebenanya pemerintah Nepal sudah menerapkan aturan yang cukup ketat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 ini.