Di tengah tengah dunia sedang melakukan upaya untuk memutus rantai pandemi Covid-19 yang mematikan melalui program vaksinasi massal muncul informasi yang tidak diperhitungkan sebelumnya yaitu pembekuan darah.
Pembekuan Darah Pasca Vaksinasi
Paling tidak sampai saat ini ada dua jenis  vaksin yaitu AstraZeneca dan menyusul Johnson & Johnson yang menjadi perhatian karena terkait dengan efek sampingnya yang membahayakan yaitu pembekukan darah.
Efek kedua jenis vaksin ini walaupun dikatakan sangat jarang terjadinya dianggap sangat membahayakan karena dapat mengakibatkan kematian.
Sebagai contoh di Amerika setelah mendapatkan vaksin ini 6 wanita dengan rentang usia 18-48 tahun menunjukkan gejala pembentukan cerebral venous sinus thrombosis (CVST) yaitu pembekuan darah di otak yang berfungsi  mengumpulkan dan mengalirkan darah yang kekurangan oksigen.
Dengan mulai bermunculannya efek negatif dari kedua jenis vaksin ini beberapa negara di Eropa dan Amerika menunda penggunaan vaksin jenis ini untuk sementara untuk mengamati lebih seksama lagi efek negatif ini.
Di tengah tengah kisruh ini badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa efek positif vaksin ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan efek negatifnya, oleh sebab itu penggunaan kedua jenis vaksin ini harus diteruskan.
Namun tentunya efek negatif yang dapat mematikan ini yang  terutama terjadi pada kelompok usia muda menimbulkan kekhawatiran sekaligus keraguan apakah jenis vaksin ini benar benar aman digunakan dan bebas masalah jangka panjangnya.
Oleh sebab itu kita perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi terkait pembekuan darah ini dan apa bedanya dengan pembekuan darah pada umumnya.
Perbedaan Pembekuan Darah