Tidak dapat dibantah lagi bahwa kini game merupakan salah satu bisnis yang paling popular dengan omset yang membelalakkan mata.
Sebagai gambaran di tahun 2019 lalu saja dalam setahun volume bisnis mencapai US199.2 milyar dengan jumlah gamer aktif diperkirakan mencapai 2,5 milyar di seluruh dunia.
Bemain game memang merupakan dunia tersendiri bagi sebagian orang sehingga tidak jarang mereka menghabiskan sebagian besar waktunya bermain siang dan malam tanpa kenal waktu.
Kegemaran yang mengarah kecanduan dari penggemar game ini membuat bisnis game terus tumbuh dengan sangat cepat dan tidak lagi dapat diabaikan.
Berbagai game yang menyajikan teknik permainan dan grafik yang sangat memukau terus bermunculan dan jumlah pengikutnya semakin tumbuih subur.
Sebagai gambaran pada bulan Februari 2021 adan 5 game PC paling popular di dunia yaitu Among Us, Apex Legends, Call of Duty: Black Ops Cold War, Call of Duty, Modern Warfare/Warzone dan Counter-Strike: Global Offensive.
Sementara itu 5 game online terpopuler di dunia adalah PlayerUnknown's BattleGrounds (PUBG) dengan jumlah gamer sebanyak 50 juta, Fortnite Battle Royale 39 juta, Apex Legends 50 juta (1 bulan), League of Legends (LOL) 27 juta dan Counter Strike Global Offensive dengan jumlah gamer 32 juta.
![PUBG game terpopuler yang menjadi target program cheat. Photo: sportsshow.net](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/02/game-606685ead541df69fe09ccd2.jpg?t=o&v=770)
Para pelaku ini membuat software yang dapat memodifikasi game online untuk keuntungan pengguna.
Dengan menggunakan program cheat ini para gamer misalnya akan memiliki kemampuan lebih dibanding dengan gamer lainnya seperti misalnya kemampuan menembak target secara otomaits, dapat melihat lawan dan juga benda lain yang berada di balik tembok dllnya.
Walaupun program cheat ini dibuat secara illegal namun penggemarnya juga semakin bertambah dan rela mengeluarkan uang untuk membelinya.
Seperti halnya bisnis game binis program cheat juga tumbuh dengan sangat subur walaupun umumnya binis ini dilakukan di bawah tanah.
Sebagai gambaran penjualan program cheat illegal ini diseluruh dunia besarannya diperkirakan mencapai lebih US$100 juta.
Besarnya uang yang beredar dari bisnis game dunia ini membuat Tiongkok menjadi salah satu pasar terbesar game ini. Di tahun 2019 saja pasar bisnis game ini mencapai US$ 46,2 milyar yang berarti skalanya 25 % dari bisnis video dunia.
Oleh sebab itu dapat dimengerti jika di negara ini juga tumbuh bisnis program cheat yang diperdagangkan secara illegal.
Namun tentunya ada juga yang menawarkan secara terbuka melalui laman tertentu. Program cheat ini memang tidaklah murah karena biasanya ditawarkan dengan kisaran harga US$4 sampai US$5 per harinya.
![Salah satu laman yang menawarkan jasa Program Ceat untuk game tepopuler saat ini dengan harga yang berkisar US$4-5 per harinya. Photo: ABC](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/02/game-60668455d541df15d510e1c2.png?t=o&v=770)
Jika jumlah ini dikalikan dengan jumlah penggunanya yang juga cukup besar maka kita akan mendapatkan gambaran betapa bisnis program cheat ini sangat besar dan menggiurkan.
Untuk menggambarkan betapa menggiurkan bisnis program Cheat ini, baru baru ini polisi Tiongkok berhasil membongkar sindikat bisnis program cheat terbesar di dunia.
Pendapatan para provider program cheat ini diperkirakan mencapai US$10.000 per harinya baik dari pembayaran service fee per hari maupun dari penjualan software program cheat-nya.
Salah satu pelaku yang ditangkap diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$5,2 juta dalam bentuk cryptocurrency dan koleksi berbagai jenis mobil mewah seperti Rolls-Royce, Ferrari dan Lamborghini.
Program Cheat ini memang merupakan bisnis illegal karena akan merugikan gamer yang lainnya karena program ini sudah lama dianggap sebagai "kanker" dalam industri game yang akan mengganggu dan menghancurkan kaidah permainan yang seharusnya dimainkan dengan menggunakan usaha keras untuk menyusun strategi dan menggunakan keterampilan untuk memenangkan permainan
Polisi Tiongkok berhasil membongkar jaringan bisnis program cheat illegal ini sebanyak 17 laman dan 10 penjual program cheat.
Secara total para pelaku bisnis illegal ini sebelum dibongkar polisi pada bulan maret 2021 lalu telah meraup uang sebanyak US761 juta.
Apa yang baru saja terjadi di Tiongkok menunjukkan bahwa program cheat ini bukan lagi perbuatan iseng dan bisnis individu tapi sudah berkembang menjadi sindikat lintas negara.
Bisnis illegal program Cheat ini memang sulit sekali dideteksi sumbernya karena biasanya mereka melakukan transaksi dengan menggunakan cryptocurrency.
Disamping itu biasanya pengembangan software program cheat ini biasanya dilakukan di negara lain untuk memenuhi keinginan gamer yang dibangun atas dasar kumpulan pengalaman cara memecahkan masalah yang dialami gamer.
Selanjutnya pengembang software akan memasarkan program cheat dengan cara menjual password-nya saja untuk waktu tertentu ataupun keseluruhan program cheatnya kepada jaringan penjual.
Bagi para gamer untuk mendapatkan program cheat-nya sangat mudah untuk hampir semua game yang ada terutama untuk game yang sedang popular di dunia.
Walaupun bisnis program cheat ini tergolong sebagai bisnis illegal namun tetap saja bisnis ini tumbuh dengan subur di level bawah tanah karena adanya permintaan yang tinggi.
Sebagai gambaran pelaku bisnis program cheat ini di Amerika dapat dihukum selama 5 tahun dan hukuman ini akan bertambah jika pelaku masuk kategori pembuat program. Hukuman yang berat ini diberlakukan karena bisnis program chat ini dianggap melanggar hak cipta dan tergolong sebagai binis ilegal.
Di Tingkok pihak berwenang tidak saja mentargetkan membongkar sindikat perdagangan program cheat ini saja namun juga mulai mentargetkan para penggunanya.
Bagaimana dengan di Indonesia? Semoga bisnis program Cheat ini dapat segera ditertibkan.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima , enam, tujuh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI