Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Uniknya Ritual Tebar Garam dan Amplop Putih pada Olahraga Sumo

27 Maret 2021   10:10 Diperbarui: 27 Maret 2021   20:47 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi tebar garam yang sangat unik. Photo: insidejapantours.com

Saat ini turnamen Sumo sudah memasuki pertandingan yang ke 13 dan berarti sebentar  lagi  (2 kali pertandingan lagi) turneman Maret ini kali ini akan berakhir.

Bagi penggemar Sumo mungkin turnamen kali ini terasa sedikit hambat karena Yokozuna Hakuko  pesumo paling top saat ini mengundurkan diri akibat cedera yang dialaminya.

Sampai hari ini walaupun tidak memiliki rekor kemenangan sempurna ada 3 pesumo yang menempati peringkat  teratas dengan 10 kali menang dan 3 kali kalah  yaitu : Takayasu dan Terunofuji, sedangkan pesumo dengan rekor 9 kali kemenangan dan 4 kali  kalah ada 5 orang yaitu : Aoiyama, Hidenoumi, Wakatakakage, Takakeisho dan Asanoyama

Dalam 2 hari mendatang tentunya sudah akan ditentukan siapa dari pesumo ini yang akan menjadi juara di turnamen bulam Maret 2021 ini.

Kali ini saya akan membahas lebih dalam  salah satu sisi unik dari turnamen sumo ini yaitu tradisi lempar garam dan tradisi pemberian amplop putih.

Ritual Tebar Garam

Tradisi tebar garam ini memang merupakan salah satu daya tarik turnamen sumo karena biasanya penonton bersorak ketika seorang pesumo dengan gaya khasnya masing masing melempar dan menebar garam ke udara.

Dengan gaya khas masing  masing ada pesumo yang hanya sekedar menebar garam ke arena saja dan ada yang paling ekstrim menggenggam garam sebanyak banyaknya dan melemparkan garam tersebut tinggi ke udara.

Salah satu gaya tebar garam. Photo: Quora
Salah satu gaya tebar garam. Photo: Quora
Gaya lainnya. Photo: Asheville salt lake
Gaya lainnya. Photo: Asheville salt lake
Gaya tebar garam Hakuho. Photo: ettoday.net
Gaya tebar garam Hakuho. Photo: ettoday.net
Pertanyaannya yang muncul di benak kita sebagai orang awam adalah mengapa memakai garam dan apa makna dibalik tradisi terbar garam ini?

Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita melakukan kilas balik untuk mengetahui sejarah sumo sebelum membahas tebar garam ini.

Keberadaan Sumo diperkirakan dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu dan tidak dapat dipisahkan dengan kepercayaan masyarakat Jepang Shinto.

Sumo juga sangat erat dengan lagenda ketika terjadi pertarungan  antara Raijin (dewa petir) dan Fujin (dewa angin).  Dalam pertarungan ini akhirnya dewa petir keluar sebagai pemenang dan mengklaim tanah Jepang sebagai wilayah kekuasaannya.

Pertarungan antara Raijin (dewa petir ) dan Fujin (dewa angin). Photo:nipponrama.com
Pertarungan antara Raijin (dewa petir ) dan Fujin (dewa angin). Photo:nipponrama.com
Raijin (dewa Petir) Photo: 2aussietravellers.com
Raijin (dewa Petir) Photo: 2aussietravellers.com
Fujin (dewa angin) Photo: 2aussietravellers.com
Fujin (dewa angin) Photo: 2aussietravellers.com
Berdasarkan lagenda inilah sampai saat ini masyarakat Jepang memuja dewa petir yang menguasai Jepang ini.

Catatan tertua yang menceritakan keberadaan Sumo ini  adalah catatan di tahun 712 AD.  Dalam perjalannya Sumo semakin terkenal karena masuk dalam upacara kerajaan.

Sumo kini berkembang sebagai salah satu olahraga budaya yang dikenal dunia dan menjadi semakin menarik ketika turnamen Sumo dintegrasikan dengan festival musik dan tari tradisional.

Di jaman kejayaan Shogun Sumo merupakan bagian dari melatih prajurit dan Samurai memasukkan beberapa teknik dari unsur Jujutsu ke dalam Sumo.

Upacara di kuil Meiji. Photo: insidejapantours.com
Upacara di kuil Meiji. Photo: insidejapantours.com
Setiap ritual yang dilakukan pesumo ini sangat erat dengan prisip kepercayaan Shinto mulai dari memasuki arena sampai dengan upacara penobatan Yokozuna di Kuil Meiji di Tokyo.  Bahkan kanopi yang dipasang di atas arena juga memimik atap kuil Shinto.

Kanopi arena memimik atap kuil Shinto. Photo: Pinterest
Kanopi arena memimik atap kuil Shinto. Photo: Pinterest

Menurut catatan sejarah tradisi tebar garam oleh pesumo sangat erat dengan kepercayaan Shinto. Penganut Shinto mengenal upacara pensucian yang dinamakan Shubatsu yaitu penebaran garam yang biasa dilakukan oleh pendeta ataupun pengikutnya.

Pesumo melakukan tebar garam ini dimaksudkan untuk menyunsucikan arena Sumo. Disamping itu tebar garam dan juga tradisi menghentakkan kedua kaki  ke arena merupakan lambang pengusiran roh roh jahat.

Ritual menghentakkan kaki ke bumi. Photo: japan-guide.com
Ritual menghentakkan kaki ke bumi. Photo: japan-guide.com
Ritual mengentakkan kaki untuk mengusir roh jahat. Photo: Getty Images
Ritual mengentakkan kaki untuk mengusir roh jahat. Photo: Getty Images
Ritual tebar garam ini dinamakan shiomaki ini biasanya melemparkan dan menebar sebanyak setengah  kilo gram garam murni juga dimaksudkan agar turnamen yang dilakukan diberi kelancaran dan keselamatan.

Amplop Putih yang unik

Hal lain yang juga menarik perhatian adalah amplop putih yang berisi uang yang diterima oleh pesumo seusai bertanding.

Amplop putih ini dinamakan kenshokin yang dibayar oleh para spronsor sebagai imbalan bari promosinya yang berupa banner yang diarak mengelilingi arena sebelum pesumo mulai bertanding. Semakin terkenal seorang pesumo dan semakin tinggi peringkat nya  biasanya sponsornya semakin banyak.

acara pemberian amplop putih seusai pesumo meraih kemenangan. Photo:mainichi.jp
acara pemberian amplop putih seusai pesumo meraih kemenangan. Photo:mainichi.jp
Pesumo top seperti Hakuho menerima amplop paing banyak. Photo: Staradvertiser.com
Pesumo top seperti Hakuho menerima amplop paing banyak. Photo: Staradvertiser.com
Setiap amplop putih ini berisi uang sebanyak 62 ribu Yen. Uang sponsor ini dibagi untuk The Nihon Sumo Kyokai (Asosiasi Sumo Jepang) sebanyak 5.300 yen dan sisanya sebanyak 56.700 Yen untuk pesumo yang dikenal sebagai rishiki.

Namun jatah  untuk pesomo ini akan dikurangi pajak sebesar 26.700 Yen, sehingga pesumo menerima hanya sebesar 30 ribu Yen saja untuk setiap amplopnya.

Jika ingin ingin menjadi sponsor maka para sponsor ini minimal harus membeli 15 amplop yaitu satu aplop untuk setiap hati pertandingan.

Jadi dalam 15 hai pertandingan para sponsor wajib membayar 930 ribu Yen untuk membeli amplop ini.  Disamping itu para sponsor juga harus membayar biaya pembuatan banner yang akan diarak keliling arena.

Untuk pesumo top seperti Asashoryu dan Hakuho jumlah amplop yang disediakan untuk setiap pertandingan yang diikutinya dapat mencapai lebih dari 60 amplop.

Olah raga Sumo yang sangat erat hubungannya dengan sejarah dan budaya Jepang ini ini merupakan salah satu contoh bagaimana olah raga tadisional dapat dikemas secara professional dan menjadi ikon bangsa Jepang yang mendunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun