Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Rasisme Kartun Charlie Hebdo, Meghan Disamakan dengan George Floyd

14 Maret 2021   09:35 Diperbarui: 15 Maret 2021   11:17 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Majalah kartun Charlie Hebdo yang bermarkas di Paris, Perancis yang mengidentikkan diri dengan majalah satire kembali  membuat  heboh sekaligus dikecam dunia.

Pada majalah terbitan tanggal 13 Maret 2021 lalu majalah ini menampilkan kartun yang menggambarkan Ratu Inggris  Elizabeth dengan wajah puas can ceria menekankan dengkulnya di leher Meghan dengan judul "mengapa Meghan meninggalkan istana Buckingham ?"

Meghan dengan wajah kesakitan dan babak belur menjawab "karena aku tidak dapat bernafas lagi !".

Kartun rasis Charlie Hedbo yang menggambarkan ratu Inggris dengan Meghan. Photo: Charlie Hedbo.
Kartun rasis Charlie Hedbo yang menggambarkan ratu Inggris dengan Meghan. Photo: Charlie Hedbo.
Tidak dapat dipungkiri bahwa adegan yang dibuat kartun yang menggambarkan ratu Inggris dan Meghan ini mengambil ide dari kekerasan polisi bernama  Derek Chauvin  terhadap George Floyd dengan menekan lututnya di leher Floyd selama hampir 9 menit yang menyebabkan kematian   beberapa lalu yang menimbulkan gelombang protes atas perlakukan yang berbau rasialis dan menimbulkan gerakan yang dikenal dengan The Black Lives Matter di seluruh dunia.

Bak menyiram luka yang belum sembuh dengan air cuka, publik Amerika dan dunia yang masih tergonjang dengan ketidak setaraan yang berbasis rasis dan warna kulit ini kembali disuguhkan kartun rasis.

Walaupun kasus George Floyd sudah mendekati babak akhir dengan diberikannya sejumlah uang kompensasi yang besarnya mencapai  US$ 27 juta atau setara dengan 335 milyar rupiah  dan pelaku sedang dirposes secara hukum, namun kartun Charlie Hebdo kembali menguak rasa perih dan brutalnya perlakuan rasial bagi sesama anak manusia.

Kartun Charlie Hebdo memang sudah dikenal dengan kebablasan dalam menerapkan  prinsip  kebebasan berekspresi yang menganggap bahwa  kartun yang dihasilkannya sebagai bentuk karya seni dan karja jurnalistik sekaligus ekspresi kekebasan berpendapat.

Dengan dalih kebebasan ini juga  Charlie Hebdo meluncurkan kartun Nabi Muhammad yang berdampak sangat fatal karena menimbulkan protes di hampir seluruh bagian dunia dan menimbulkan banyak korban jiwa termasuk penyerangan langsung ke markas redaksi Charlie Hedbo.

Dilihat dari rekam jejaknya Charlie Hebdo memang tampaknya ada faktor rasialis terselubung dari hanya  sekedar dalih  kebebasan berekspresi semata.

Menggambarkan kartun Ratu Inggris dengan Meghan yang berisikan adegan yang memimik kejadian perlakuan  polisi terhadap George Floyd merupakan ekspesi rasis yang sangat vulgar.

Meghan Markle  dalam wawancaranya dengan Oprah baru baru ini memang mengungkapkan perasaan frustrasi yang sangat luar biasa ketika tengah mengandung Archie akibat tekanan salah satu anggota  keluarga kerajaan  yang mengkhawatirkan Archie akan berkulit gelap.

Meghan memang terlahir dari ibu yang berkulit hitam dan ayah yang berkulit putih dan setelah melangsungkan perkawinannya di tahun 2018 lalu yang banyak mendapat perhatian dunia seperti halnya perkawinan ibunya Putri Diana dengan Charles yang digambarkan bak cerita dongeng, akhirnya memutuskan untuk tidak lagi menjalankan tugasnya sebagai anggota keluarga kerajaan.

Tekanan yang sangat berat ini membuat  Harry dan  Meghan  yang dulunya dikenal sebagai the Duchess of Sussex ini akhirnya memutuskan untuk keluar dari istana Buckingham dan kini Harry dan Meghan tinggal di California secara mandiri di luar bayang bayang kerajaan Inggris.

Klaim Meghan atas perlakukan rasialis dari anggota keluarga kerajaan ini memang membuat Ratu Inggris Elizabeth terpaksa memberikan komentar dan perasaan prihatinnya atas kejadian yang menimpa Meghan ini dan berjanji akan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.

Apapun pemikiran dan latar belakang diterbitkannya kartun yang kontroversi ini memang dinilai merupakan tindakan yang sangat ofensif.

Menyamakan kejadian yang menimpa Meghan dengan yang menimpa George Floyd memang telah melewati batas etika dan pesan moral  suatu hasil karya jurnalistik yang mengatasnamakan kebebasan berekspresi.

Kartun kartun karya Charlie Hebdo memang tidak pernah lepas dari kabut rasialis yang selalu menghiasi pembuat kartunnya yang karya karya nya bukan menggambarkan pembelaan atas ketidak adilan tindakan  rasialisme namun sebaliknya justru mempertajam dan menyuburkan rasisme.

Rasisme bukan hanya sesederhana perasaan superioritas semata  namun secara tidak sadar memcerminkan kepicikan,  kelemahan sekaligus ketidakmampuan bersaing pelakunya apalagi jika dilakukan oleh orang yang berpendidikan.  

Manusia dan makhluk hidup  sengaja diciptakan oleh Allah SWT  beragam agar saling mengenal dan berinteraksi serta terhindar dari kepunahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun