Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kendalikan Syahwat Politik, Tirulah Pak Habibie

8 Maret 2021   15:46 Diperbarui: 8 Maret 2021   22:25 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Presiden RI, BJ Habibie| Sumber: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Ketika Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie FREng yang kita kenal sebagai Pak Habibie diangkat menjadi Meteri Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia ke-4 pada tanggal 29 Maret 1978 lalu wawasan sekaligus impian anak-anak muda Indonesia seolah tersentak dan terjaga.

Saat itu Habibie Effect mewarnai pola pikir generasi muda Indonesia untuk melanglang buana mencari ilmu setinggi mungkin meraih angan dan cita-cita untuk menjadi ilmuwan dunia.

Rasa inferioritas teknologi anak bangsa perlahan namun pasti mulai sirna dalam kurun waktu 20 tahun selanjutnya di era Pak Habibie diberi kepercayaan oleh Pak Harto untuk membangun tidak hanya teknologi dalam arti fisik namun juga membangun sumber daya manusia masa depan Indonesia.

Jarang sekali ada seorang teknokrat di republik ini yang memberikan pengaruh besar pada pola pikir generasi muda. Ketika itu banyak sekali anak-anak sekolah jika ditanya cita-citanya menjawab dengan lantang :" saya akan menjadi seperti Pak Habibie"

Saya ingat betul ketika beliau mendapat kritik terkait pengiriman anak-anak muda Indonesia yang baru lulus SMA untuk diberi beasiswa dan melanjutkan sekolah di luar negeri untuk megambil bidang teknologi penerbangan. Namun beliau tetap meneruskannya untuk membangun generasi unggul Indonesia sedini mungkin.

Hasilnya bisa kita tuai sekarang dimana saat ini  rata rata orang Indonesia meraih gelar doktor baik di dalam maupun di luar negeri sudah di bawah 30 tahunan yang sebelumnya  di atas 45 tahunan.

Bagi seorang ilmuwan kritik memang sudah biasa karena dalam meneliti dan membuat hipotesis alur pikir kritis sangat diperlukan untuk membuat kesimpullan yang valid.

Pola pikir futuristik Pak Habibie ini dilanjutkan dengan membangun grand design pembangunan teknologi anak bangsa dan menghasilkan Puspitek Serpong dan industri pesawat terbang.

Perjalanan karier politik Pak Habibie selama membantu Pak Harto memang tidaklah mulus apalagi di ujung masa bakti Pak Harto gonjang-ganjing politik terjadi karena adanya tuntutan reformasi dan kebebasan berpendapat.

Peralihan kekuasaan dari Pak Harto ke Pak Habibie dinilai cukup mulus karena konflik horizontal masyarakat tidak terjadi, namun peralihan ini memang tidak mudah karena oleh sebagian orang beliau dianggap sebagai seorang oportunis.

Namun gonjang-ganjing politik ini tidak membuat Pak Habibie mengeluh dan juga tidak pernah menyalahkan orang lain apabila ada permasalahan yang sedang dihadapinya.

Ketika menjadi presiden pun masalah besar menghadangnya. Saat Indonesia "kehilangan" Timor Timur tidak sedikit orang yang mencaci dan menyalahkan beliau karena Indonesia kehilangan satu provinsi yang kini menjadi negara Timor Leste.

Keputusan Pak Habibie menyetujui referendum merupakan visi ke depan beliau yang jarang dapat terbaca oleh orang saat itu.

Keputusan beliau itulah yang dalam perjalanan waktu kelak membuat Indonesia terlepas dari belenggu dan cercaan dunia internasional terkait pelanggaran HAM.

Visi Pak Habibie juga telah membebaskan beban politik dan ekonomi yang sangat berat terkait Timor Timur yang kini terbukti bahwa walaupun cukup pahit tapi keputusan referendum untuk memberi kesempatan rakyat Timor Timur adalah keputusan yang tepat.

Kini terbukti kemerdekaan Timor Timur tidak saja ibarat memotong kanker yang sudah kronis, namun juga membuktikan bahwa keinginan merdeka untuk menggapai kehidupan yang lebih baik ternyata sampai saat ini masih menjadi mimpi masyasrakat Timor Leste.

Photo: AFP
Photo: AFP
Keharmonisan Pak Habibie dengan Ibu Hasri Ainun Habibie memang membuat banyak orang cemburu sekaligus bercita-cita meniru dan membangun rumah tangga yang harmonis seperti keluarga Pak Habibie.

Sebagai istri orang terkenal dan juga ibu negara kita sangat jarang melihat Ibu Ainun ikut campur di depan umum terkait urusan pekerjaan Pak Habibie. Ibu Ainun tidak pernah mengeluh, namun sebaliknya tetap cerita mendapingi Pak Habibie sebagi istri dan ibu rumah tangga yang menampilkan sosok anggun yang sangat bersahaja.

Di era karier politiknya Pak Habibie tidak pernah menimbulkan kegaduhan politik. Ketika masa jabatannya habis sebagai presiden sekalipun beliau tidak pernah bersikeras untuk minta fasilitas khusus ataupun ngoyo untuk tetap mempertahankan kekuasannya.

Pak Habibie lebih memilih berperan sebagai "bapak bangsa" yang selalu membuka pintu rumahnya lebar lebar bagi siapa saja untuk meminta saran dan pendapat termasuk orang yang pernah membenci beliau.

Beliau lebih memilih memperkaya aktivitas sosial yang menyuburkan pola pikir beliau yang jenius dalam menghabiskan sisa hidup beliau.

Ketika ditinggal oleh Ibu Ainun untuk selama-lamanya beliau memang tampak sangat terpukul namun tetap memilih untuk tawakal dan menerima takdir dengan tabah walaupun sudah dipastikan sangat menyakitkan.

Selepas dari perjalanan politiknya kita tidak pernah mendengar Pak Habie menjelek-jelekan penerus beliau apalagi turut campur menambah kegaduhan politik.

Dalam berkeluarga beliau tidak pernah mempersiapkan dinasti politiknya agar terus dapat mempertahankan kekuasaan.

Saya ingat betul ketika pada suatu kesempatan acara lomba ilmiah mahasiswa yang dilakukan oleh salah satu perusahaan nasional putra beliau Pak Ilham Habibie digadang sebagai salah satu pembicara memberikan motivasi dan pencerahan bagi peserta.

Pola pikir ilmiah dan kebebasan berpikir  sangat kental sekali melekat pada Pak Ilham Habibie dan menurut saya hal inilah menjadi warisan terbesar Pak Habibie bagi keluarga dan anak-anak beliau.

Yayasan Habibie dan Habibie Award merupakan legacy Pak Habibie yang diwariskan bagi dunia ilmiah yang sangat dicintainya sebagai amal beliau yang akan terus mengalir.

Tidak tampak sama sekali keangkuhan sosok Pak Habibie walaupun beliau pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi selama 3 kali, Wakil Presiden, dan Presiden, sebaliknya beliau selalu menampilkan sosok yang bersahaja.

Pak Habibie tahu betul kapan harus diam, kapan harus berhenti serta kapan harus menjadi Bapak Bangsa setelah menghiasi karier politik beliau dengan banyak torehan tinta emas.

Legacy terbesar beliau adalah meninggalkan kesejukan politik bagi Indonesia bukan sebaliknya mengumbar syahwat politik untuk berusaha terus berkuasa dengan cara apapun seperti yang banyak kita saksikan saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun