Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema Politik Rasisme Negara G7

20 Februari 2021   14:32 Diperbarui: 20 Februari 2021   14:39 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan puncak G7 Tanggal 19 Februari 2020. Sumber: AFP

Joe Biden tampaknya  melupakan track record keluarganya yang pernah memiliki hubungan bisnis dengan Rusia.

Disinggungnya Cina sebagai penghancur ekonomi dunia memang tidak lepas dari prestasi perekonomian Cina yang mulai mendominasi perekonomian dunia.

Di dalam keanggotaan kelompok G7 memang ada Jepang yang mewakili Rusia namun reputasi ekonomi Jepang yang pernah mendominasi perekonomian dunia kini telah pudar dan diambil alih oleh Cina.

Disinggungnya Cina di pertemuan G7 terutama oleh Amerika dan Perancis kembali mengidikasikan adanya politik rasisme yang membuat ketidaksenangan pimpinan G7 ini akan kebangkitan kembali perekonomian Asia.

Presiden Perancis secara terbuka menyatakan bahwa negara Eropa dan Amerika harus segera mengambil langkah cepat untuk mengirim vaksin ke negara negara Afrika untuk mengurangi pengaruh Rusia dan Cina.

Dalam hal penyebaran vaksin di Afrika Rusia dan Cina memang sudah selangkah lebih maju karena sudah mengrimkan vaksin produksi kedua negara ini ke negara negara di Afrika.

Sebelum pertemuan G7 ini Presiden Perancis Macron walaupun  tanpa bukti ilmiah yang kuat bahkan secara  terbuka menyerang Cina dengan menyatakan bahwa vaksin buatan cina berbahaya bagi kesehatan.

Rasa frustrasi Perancis dan negara Eropa yang  tergabung dalam kelompok G7 ini memang dapat difahami karena disamping Perancis kalah dalam perlombaan memproduksi vaksin Covid-19, dominasi Perancis dan negara Eropa di Afrika sudah mulai luntur.

Pengaruh perekonomian Cina di negara negara Afrika ini kini sudah memang  sangat kuat melalui Kerjasama ekonomi yang agresif, pembanguan fasilitas umum dan infrastruktur.

Negara negara di Afrika kini mulai berpaling dari partner strategis tradisional negara eks penjajah kolonial yang menguasai Afrika berabad lamanya ke Rusia dan Cina.

Faktor membuat negara negara di wilayah Afrika ini berpaling kiblatnya yaitu  sentimen agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun