Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Teknologi Arktek Kembali Akan Menyelamatkan Dunia

2 Februari 2021   12:10 Diperbarui: 2 Februari 2021   12:21 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konstruksi Arktek. Photo: engineeringforchange.org

Mengembangkan vaksin memeng merupakan salah satu langkah kunci  untuk mengatasi suatu wabah ataupun pandemi, namun mendistribusikan vaksin merupakan faktor lain yang  juga akan menentukan keberhasilan program vaksinasi.

Sebagai contoh berbagai vaksin Covid-19 yang telah dikembangkan saat ini memerlukan spesifikasi suhu penyimpanan tersendiri.  Ada vaksin yang hanya memerlukan freezer biasa dan ada pula yang memerlukan suhu kategori ultra low yaitu sekitar -80oC.

Jika suhu penyimpanan ini tidak dipenuhi maka akan mempengaruhi efektivitas vaksin.  Oleh sebab itu Cold Chain  mulai dari tempat penyimpanan, disteribusi dan tempat pelaksanaan vaksin harus benar benar diperhatikan.

Kita dapat membayangkan jika vaksinasi harus dilakukan di wilayah terpecil yang sangat susah dijangkau dan tidak memiliki sumber listrik. 

Dalam kondisi seperti ini perlu dikembangkan kontainer  penyimpanan khsusus yang mudah diangkut dan didistribusikan dan dapat menjaga suhu yang diinginkan agar vaksin tidak rusak.

Kontainer pendingin memang sudah banyak digunakan untuk menympian makanan dan obat obatan maupun vaksin, namun suhu yang dapat dipertahankan sangat terbatas sehingga dalam jangka waktu tertentu suhu kan meningkat dan merusak bahan bahan yang disimpan di kontainer tersebut.

Sebagai contoh ketika wabah Ebola merebak di Afrika Barat di tahun 2014 lalu, walaupun sudah ditemukan vaksin ebola tetap saja para petugas kesehatan mengalami kesulitan untuk mendistribusikan ke seluruh pelosok yan harus melintasi gurun dan wilayah tanpa listrik.

Dalam kurun waktu 2014-2016 sebanyak 11 ribu jiwa melayang di wilayah ini akibat merebaknya virus Ebola yang sangat mematikan. Bahkan virus ini telah mencapai Amerika dan Inggris.

Proses Pengembangan

Penemuan Arktek yang merupakan kontainer penyimpan vaksin yang tampak sederhana ini memang memerlukan pemikiran yang sangat rumit sehingga proses pengembangannya memerlukan waktu.

Pemicu penemuan container ini bermula dari permintaan WHO yang meminta perusahaan  Intellectual Ventures (IV) untuk memecahkan masalah distribusi vaksin diwilayah tanpa listrik yang aman dan dapat menyimpan vaksin Ebola yang memerlukan   ultra low temperature.

Sebelumnya Intellectual Ventures memang telah mengembangkan Arktek ini dalam beberapa tahun sebelumnya yang ditujukan untuk menyimpan dan mendistribusikan vaksin polio ke tempat tempat terpencil yang tidak memiliki listrik.

Konstruksi Arktek. Photo: engineeringforchange.org
Konstruksi Arktek. Photo: engineeringforchange.org
Photo: engineeringforchange.org
Photo: engineeringforchange.org
Pada dasarnya Arktek merupakan kontaininer yang mudah dibawa kemana mana yang dilapisi bagian luarnya dengan pelapis yang mengkilat dan juga memiliki lapisan vakum sebagai penahan panas.  Bahan utama kontainer ini adalah fiberglass.

Dengan design seperti ini maka kontainer ini dapat mengurangi transfer panas dari luar ke dalam kontainier yang berisi vaksin, sehingga suhu dapat dipertahankan karena peningkatan suhunya sangat lambat.

Di awal tahap pengembangannya Arktek ini hanya mampu menyimpan vaksin pada suhu 2-8oC saja.

Dengan adanya tantangan baru ini yaitu diperlukannya suhu yang sangat dingin (-80oC), para pengembang produk ini mulai memfokuskan perhatiannya pada bagaimana cara memodifikasi Arktek yang sudah ada terutama pada sistem pendinginya yang dikenal sebagai thermal battery.

Apa yang disebut dengan thermal battery ini sebenarnya adalah air beku saja.

Dalam pengembangannya CO2 beku atau yang dikenal dengan dry Ice yang memiliki suhu sekitar -78oC  memang dapat digunakan namun sistem pendingin ini tidak dapat digunakan di wilayah terpencil dimana tidak ada fasilitas listrik dan  fasilitas pembuatan dry ice.

Ditengah kebuntuan ini akhirnya tim pengembang sampai pada ide penggunaaan bahan kimia PCM (phase-change materials).  PMC berupakan molekul sintetik yang diperuntukkan untuk membekukan dan mencairkan pruduk yang memerlukan suhu tertentu.

Dengan cara mencampurkan alkohol yang telah di denaturasi dengan air dengan komposisi tertentu, akhirnya tim pengembang berhasil menemukan cairan yang akan membeku pada suhu -75oC.

Metode yang dkembangkan ini dapat digunakan untuk menghasilkan ice pack yang didesign untuk temperatur tertentu termasuk ultra low temperature.

Keberhasilan menemukan komposisi thermal battery inilah yang memungkinkan diprokuksinya Arktek yang memungkinkan vaksin dengan spesifikasi penyimpanan ultra low temperature dapat didistribusikan kewilayah terpencil tanpa listrik

Menyelamatkan banyak nyawa

Di saat genting seperti inilah akhirnya Arktek fasilitas pendingin  yang dapat dibawa kemana mana dengan ukuran yang cukup kecil yang mampu menyimpan vaksin di suhu -80oC.

Dengan penemuan ini di periode April sampai dengan bulan Desember 2015 para petugas kesehatan berhasil melakukan vaksinasi Ebola terhadap 8.000 orang di wilayah terpencil di Afrika Barat.

Arktek memang memegang peran  kunci keberhasilan program vaksinasi ebola, sehingga dalam beberpa bulan setelah dilakukan vaksinasi wabah Ebola dinyatakan usai oleh WHO.

Dua tahun setelah wabah Ebola dinyatakan telah berhasil dikendalikan, kasus baru muncul di Democratic Republic of the Congo (DRC) yang memiliki infrastruktur yang sangat minim akibat dilanda perang saudara dan memiliki wilayah yang sangat sulit dijangkau.

Saat itu otoritas kesehatan negara ini dan juga WHO bertindak cepat karena khawatir jika tidak dikendalikan akan memakan korban jiwa yang lebih besar lagi.

Dengan menggunakan 16 buah Arktek  dalam kurun waktu 2 tahun secara total berhasil dilakukan vaksinasi terhadap 300 ribu orang di wilayah  yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya vaksinasi dapat dilakukan.

Penganggutan Arktek dengan menggunakan unta. Photo:Gates Foundation
Penganggutan Arktek dengan menggunakan unta. Photo:Gates Foundation
Pengankutan vaksin Ebola dengan menggunakan Arktek di Kongo. Photo: qz.com
Pengankutan vaksin Ebola dengan menggunakan Arktek di Kongo. Photo: qz.com
Dalam proses pengangkutannya Arktek memang telah teruji untuk menjangkau tempat terpencil walaupun harus dibawa dengan unta, sepeda motor dan canoes.

Dalam penanggulangan Covis-19 beberpa jenis vaksin memerlukan spesifikasi suhu penyimpanan dan transportasi yang termasuk kedalam kategori ultra low temperature.

Pfizer memang telah mengembangkan kontainer khusus yangmenggunakan dry ice  namun memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat menyimpan vaksin selama 15 hari saja dan dry ice nya harus diganti setiap 5 hari.  Oleh sebab itu walaupun dapat digunakan namun kontainer yang dikembangkan oleh Pfizer ni tidaklah secanggih Arktek

Kontainer vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer. Photo: Pfizer, thetimes
Kontainer vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer. Photo: Pfizer, thetimes
Arktek dapat mempertahankan suhu -80oC selama 4 minggu tanpa harus mengganti Ice pack nya karena sistem kebocoran panas Arktek 10-15 kali lebih rendah dibandingkan dengan cool box yang dikembangkan oleh Pfizer.

Produk sejenis Arktek kini juga telah diproduksi oleh perusahaan Tiongkok dengan nama Aucma yang telah  diproduksi secara masal dengan harga harga US$2000 per kontainer.

Mengingat luasnya skala pandemi korona ini  dan masifnya jumlah orang yang harus divaksinasi, maka Arktek dan peralatan sejenisnya kembali akan memegang peran kunci dalam pendistribusian vaksin ke wilayah yang sangat sulit dijangkau dan tentunya diharapkan  akan menyematkan banyak nyawa.

Dimana ada kesulitan, disitu ada jalan, Semoga pandemi ini segera dapat dikendalikan, amiiin.

Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima Enam, Tujuh, delapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun