Teknologi pengeditan gen (gene editing) Â yang diterapkan pada tanaman dan ternak untuk keperluan peningkatan kualitas dan produktivitas pangan merupakan tren teknologi terbaru yang tidak dapat dihindari lagi.
Melalui teknik mengedit gen ini para ilmuwan secara teknologi dapat melakukan pengaturan kembali  DNA tanaman maupun ternak  untuk menghasilkan varietas baru (sumber)
Terobosan Baru
Biologi molekuler merupakan salah satu bidang ilmu yang  paling dinamis sehingga hampir setiap saat ditemukan hal hal baru.
Sejak ditemukannya struktur DNA di tahun 1953, tampaknya perkembangan bidang ilmu biologi molekular ini sangat dinamis dan cepat.  Dalam perjalanannya di era tahun 70 an misalnya ditemukan teknologi bayi tabung dan tikus hasil rekayasa genetik.  Di tahun 1980 an memungkinkan para ilmuwan berhasil menemukan teknik mengcopy gen sehingga berujung di tahun  90 an dihasilkannya domba kloning sel somatik.
Di tahun 2003 melalui berbagai perkembangan teknologi ini  gen manusia berhasil dipetakan.  Perkembangan yang sangat pesat ini ternyata tidak berhenti sampai disini saja karena di tahun 2012 lalu ditemukan teknik pengeditan gen yang dikenal dengan CRISPR-Cas9 yang membuka kembali kotak pandora ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi pengeditan gen memang memungkinkan para ilmuwan secara akurat melakukan perubahan DNA yang memungkinkan dihasilkannya varietas tanaman dan ternak baru yang ke depan berperan besar dalam menciptakan  produksi produksi pangan yang berkelanjutan.
Peran besar teknik pengeditan gen ini memang sudah diakui dunia, sehingga tidak heran penemu teknik pengeditan gen ini atau yang dikenal sebagai gunting gen Crispr-Cas9 Emmanuelle Charpentier dan  Jennifer Doudna dianugerahi hadiah nobel pada tahun 2020 lalu karena teknologi ini dianggap sebagai teknologi terobosan.
Keberadaan teknologi baru ini memang memunculkan harapan baru akan kekurangan pangan dan ketahanan pangan dunia yang di tahun 2050 dunia dikhawairkan tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan yang meningkat tajam.