Dalam dua minggu terakhir ini paling tidak sudah dikonfirmasi tiga strain baru virus korona di tiga negara, yaitu strain Inggris, Afrika Selatan dan Nigeria. Pada hari jumat lalu tangal 25 Desember varian baru virus covid-19 telah mencapai Jepang.Â
Penyebaran varian baru ini diumumkan secara resmi oleh Perdana Menteri Jepang yang menyebutkan bahwa sudah ada 5 kasus baru yang dicirikan dengan daya tular yang lebih tinggi yang ketika di lakukan tracking berasal dari penumpang pesawat udara asal Inggris.
Cepatnya daya sebar strain baru ini menyebabkan dalam waktu singkat penyebarannya sudah mencapai Belgia, Iceland, Italia, Denmark dan Belanda, Australia, Singapura dan Jepang.
Penemuan tiga train baru ini memang sangat mengkhawatirkan di tengah tengah upaya dunia untuk memulai program vaksinasi massal untuk mengendalikan pandemi karena virus ini ditengarai daya tularnya 70% lebih tinggi jika dibandingkan dengan strain virus korona yang ada.
Dugaan akan adanya strain baru virus korona ini memang sudah diprediksi sebelumnya mengingat sifat alami virus yang dapat berubah dan bermutasi setiap saat jika kondisi lingkungannya mendukung.
Walaupun dengan penemuan tiga strain virus korona ini belum menunjukkan bahwa varian ini lebih mematikan, namun ke depan dapat saja arah mutasinya berubah tidak hanya menghasilkan strain yang memiliki daya tular lebih tinggi namun juga lebih mematikan.
Menurut catatan stain baru ini dilaporkan ditemukan di Inggris dengan nama VUI-202012/01 yang mutasinya terdeteksi pada bulan September 2020 lalu di wilayah tenggara Inggris tepatnya di county of Kent, London.
Walaupun strain baru ini tidak lebih mematikan namun yang dikhawatirkan adalah daya tularnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan strain virus korona yang ada dan tentunya akan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah orang yang tertular.
Dunia memang sangat khawatir dengan keberadaan strain baru virus korona ini sehingga beberapa negara seperti Amerika, Jepang dan beberapa negara Eropa sudah melarang penerbangan dari Inggris memasuki negeranya.
Sampai saat ini gejala yang ditimbulkan oleh strain baru ini sama dengan gejala strain asalnya yaitu suhu badan tinggi, batuk kering yang berkelanjutan dan terganggunya indra perasa dan penciuman.
Strain baru yang ditemukan di Afrika Selatan menurut para pakar merupakan hasil mutasi lebih lanjut Strain Inggris yang dinamakan strain 501.V2. Sama halnya dengan strain baru yang ditemukan di Inggris strain yang ditemukan di Afrika Selatan ini daya infeksi dan penularannya lebih cepat.
Ditengarai bahwa strain baru ini juga telah berkontribusi terhadap lonjakan kasus korona di Afrika Selatan tersebut yang telah menginfeksi hampir 1 juta orang.
Strain ketiga yang ditemukan di Nigeria menurut para pakar memiliki jalur mutasi yang berbeda dengan strain Inggris dan strain Afrika Selatan. Strain Nigeria yang dinamakan P681H ini memilki daya tular yang lebih cepat dari strain Inggris dan Afrika Selatan.
Kemunculan strain baru virus korona memang perlu diantisipasi dan diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengingat sifat alamiahnya akan timbul varian varian baru yang tentunya semakin mempersulit pengendalian virus korona ini.
Strain baru tidak saja akan berkontribusi pada peningkatan jumlah orang yang tertular namun juga menyulitkan untuk mendeteksinya secara dini.
Pendeteksian melalui rapid test dan PCR yang selama ini dirasakan cukup efektif dan membantu untuk melakukan deteksi dan mengendalikan penyebaran virus korona, ke depan dapat saja metode pendeteksian dini ini harus dimodifikasi agar dapat mendeteksi secara akurat keberadaan strain strain baru.
Kekhawatiran lain yang timbul adalah jenis vaksin yang telah dikembangkan dan akan mulai digunakan ini kurang memberikan perlindungan terhadap strain baru ini.
Tiga produsen vaksin yang produknya mulai digunakan yaitu BioNTech SE, AstraZeneca Plc dan CureVac NV menyatakan bahwa strain baru virus korona ini belum akan mempengaruhi tingkat perlindungan vaksin yang diproduksinya.
Namun demikian ke depan jika mutasi ini terus berlanjut dan semakin banyak varian virus korona yang muncul maka ke depan vaksin korona yang dihasilkan harus dimodifikasi kembali agar dapat memberikan pelindungan yang maksimal terhadap strain strain baru ini.
Hal ini sudah sering dilakukan pada vaksin flu yang virusnya bermutasi dengan sangat cepat sehingga memerlukan modifikasi vaksin yang ada.
Penemuan varian baru covid-19 di Jepang dan Singapura mengindikasikan bawah ketibaannya di Indonesia tinggal menunggu waktu saja jika screening di titik titik masuk ke Indonesia tidak diperketat.Â
Indonesia diharapkan dapat lebih siap mengantisipasi ketibaan strain baru ini agar dapat mengendalikannya dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H