Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Operasi Senyap Pembunuhan Ahli Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh

28 November 2020   16:41 Diperbarui: 28 November 2020   21:02 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohsen Fakhrizadeh kepala program pengembangan nuklir Iran. Sumber: reuters.

Iran kembali meradang setelah sebelumnya di bulan Januari lalu Trump mengakui secara terbuka bahwa pihak intelejen Amerika berperan dalam terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani komandan garda nasional  the Iranian Revolutionary Guards' Quds force.

Pembunuhan Jenderal  kesayangan Iran ketika berada di wilayah Irak  ini membuat Pimpinan Iran meradang dan melakukan pembalasan dengan menyerang camp militer Amerika yang berbasis di Irak. 

Sementara tindakan Trump dikecam parlemen karena dianggap tidak saja mengganggu stabilitas kawasan yang sedang bergejolak namun juga membahayakan keselamatan warga dan personel militer Amerika.

Kini operasi senyap kembali terjadi hari Jumat lalu dengan memakan korban jiwa ilmuwan utama nuklir Iran yang sangat berperan dalam program nuklir Iran. Tidak tanggung tanggung pembunuhan ini terjadi di wilayah pinggiran kota Taheran yang tentunya mencoreng harkat dan martabat Iran.

Sekelompok orang berhasil menghadang dan menyerang mobil yang sedang membawa Mohsen Fakhrizadeh yang juga merupakan pimpinan kementerian riset dan inovasi Iran ketika melintas di jalan di wilayah Absard dipinggiran kota Taheran

Ahli nuklir Iran ini memang selaku dijaga oleh bodyguard nya namun baku tembah antara kelompok penyerang dan bodyguard ini menyebabkan ahli nuklir Iran ini mengalami luka berat dan langsung dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong.

Serangan ini diduga melibatkan beberapa  penyerang reaksi cepat  yang memang mentargetkan kematian Mohsen Fakhrizadeh.  Seusai baku tembak ada korban jiwa dari pihak penyerang sebanyak 4 orang.

Lokasi pembunuhan di dekat Taheran. Sumber: BBC
Lokasi pembunuhan di dekat Taheran. Sumber: BBC
Kondisi kendaraan yang ditumpangi dan situasi lokasi penyerangan sesaat setelah kejadian. Photo:AP: Fars News Agency
Kondisi kendaraan yang ditumpangi dan situasi lokasi penyerangan sesaat setelah kejadian. Photo:AP: Fars News Agency
Jika melihat tipe serangan yang dapat melakukan penetrasi intelejen Iran dan melakukannya penyerangan di "halaman rumah" Iran yang tentunya memiliki sistem intelejen dan pertahanan yang memadai, maka dapat disimpulkan tidak sembarang negera yang dapat melakukannya  kalaupun serangan ini didalangi oleh pihak intelejen negara lain.

Hanya operasi  intelejen yang sangat luar biasa saja yang dapat melakukan hal ini karena serangan dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran serta dilakukan dalam waktu sesingkat singkatnya dan dilakukan di jantung suatu negara. 

Dalam sejarahnya dan juga mempelajari pola pergerakan dan serangan yang tiba tiba dan melakukannya di tempat yang sistem pertahanannya cukup kuat, hanya dua negara yang biasanya memiliki kemampuan dan menerapkan praktek intelejen seperti ini yaitu Amerika dan Israel.

Memang tidak menutup kemungkinan ada faktor lain yaitu kelompok anti pemerintah yang melakukannya, namun melihat target dan cepatnya serangan pihak anti pemerintah ini dapat diabaikan karena tidak memiliki kemampuan melakukannya.

Disamping itu target yang dilumpuhkan merupakan seorang ahli nuklir yang menjadi  salah satu perancang program nuklir Iran dan telah lama menjadi target Amerika dan Israel karena program nuklir Iran dianggap sangat membahayakan stabilitas kawasan terutama keamanan negara Israel.

Sekitar dua tahun lalu Benjamin Netanyahu pernah menyebut nama dan memunculkan nama  Mohsen Fakhrizadeh. Ketika itu  Iran dinilai melanggar kesepakan nuklirnya dengan cara meningkatkan produksi Uranium dan melakukan pemurniannya di atas batas yang telah disepakati berdasarkan perjanjian nuklir yang disepakati tahun 2015.

Jadi sangat mungkin  mungkin kematian Mohsen Fakhrizadeh memang telah lama direncanakan dan ditargetkan untuk memberi peringatan kepada pemerintah Iran untuk menghentikan program nuklirnya.

Pengunduran diri Amerika dari kesepatan nuklir dunia secara sepihak di bawah pemeritahan Trump dan suara keras penentangan Israel  memang menguatkan analisis bahwa kekuatan nuklir Iran harus dihentikan melalui cara apapun termasuk penguatan sangsi ekonomi dan operasi intelejen dengan mentargetkan key person yang berperan dalam program nuklir Iran ini.

Kematian Mohsen Fakhrizadeh tentunya akan mempersulit negosiasi nuklir Iran dengan dunia walaupun secara kebijakan Joe Biden nantinya akan mengembalikan Amerika ke meja perundingan dengan Iran.

Kematian akan membuat situasi politik di kawasan ini akan semakin tidak menentu karena Fakhrizadeh tercatat tidak saja sebagai ahli nuklir namun juga petinggi garda bangsa  pasukan elit revolusi Iran.

Berdasarkan dokumen rahasia intelejen Israel posisi Fakhrizadeh memang sangat vital karena merupakan ketua pengembangan nuklir Iran yang dicurigai akan mengembangkan senjata nuklir dibalik proyek energi nuklir Iran.

Fakhrizadeh adalah seorang ahli fisika nuklir yang memimpin proyek Amad yang dimulai ditahun 1989 yang diduga bertujuan menghasilkan senjata nuklir. Namun berdasarkan laporan Badan Atom Dunia (IAEA) proyek ini sudah ditutup di tahun 2003 lalu. 

Namun dokumen intelejen Israel yang diungkap oleh Netanyahu menyebutkan bahwa di tahun 2018 Fakhrizadeh diduga menghidupkan proyek Amad  ini secara rahasia.

Kecurigaan dunia dan badan atom dunia bahwa Iran bertujuan mengembangkan senjata nuklir telah memicu sangsi ekonomi yang berdampak besar pada perekonomian Iran di tahun 2010 lalu.

Dalam perkembangannya di tahun 2015 lalu berdasarkan kesepakatan baru antara Iran dengan Amerika, Inggris, Perancis, Cina dan Jerman Iran sepakat untuk membuka program niklirnya dan melakukan kesepakatan pembatasan pengayaan uraniumnya.

Namun sejak Trump menjadi presiden kesepakatan  ini menjadi genting kembali ketika Amerika menyatakan keluar dari kesepakan ini yang  tentunya menambah ketegaran politik antara Amerika dan Iran karena beberapa kali menyatakan ingin menyerang Iran.

Pembunuhan  Mohsen Fakhrizadeh di "di halaman rumah" Iran tentunya membuat berang pimpinan tertinggi Iran dan meminta dunia untuk mengutuk dan mengusut pembunuhan ini sebagai kegiatan teroris yang menyerang Iran.

Secara terbuka pimpinan Iran menyatakan Israel berada dibalik pembunuhan ini dan harus bertanggungjawab atas kejahatan ini.

Dalam situasi seperti ini memang sangat sulit sekali untuk memprediksi apa yang akan dilakukan oleh Iran karena tentunya serangan ini merupakan aib besar bagi Iran. Namun yang jelas kematian Mohsen Fakhrizadeh ini akan kembali membuat kawasan yang selama ini dilanda konflik menjadi panas kembali.

Jika benar Israel berada dibalik operasi yang menewaskan Mohsen Fakhrizadeh maka tentunya menjadi tantangan pertama politik luar negeri presiden baru Amerika Joe Biden untuk menyelesaikan carut marut politik dan keamanan  di Timur Tengah  dimana Amerika berada di pusaran konflik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun