Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Penemu Virus Hepatitis C Dianugerahi Nobel?

7 Oktober 2020   11:14 Diperbarui: 7 Oktober 2020   11:35 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemenang hadiah nobel bidang medicine tahun 2020 : Harvey Alter, Michael Houghton, and Charles Rice. Photo. Getty Images

Minggu ini tiga peneliti dunia dinobatkan sebagai pemenang Nobel Prize 2020 untuk bidang medicine.  Penganugerahan ini sebenarnya hanya menunggu waktu saja karena memang ketiga peneliti ini berkontribusi besar bagi kemashalatan ummat manusia dengan hasil penelitiannya yang sangat siknifikan dalam mengungkap rahasia penyebab penyakit Hepatitis C, sekaligus membuka cakrawala baru dalam pencegahan dan pengobatan ini.

Penyakit Hepatitis C  tergolong dalam penyakit blood-borne virus yang disebabkan oleh virus hepatitis C yang penularannya terjadi melalui transfusi.  .

Diperkirakan jumlah penduduk dunia yang terinfeksi virus ini mencapai 70 juta jiwa dan menyebabkan kematian sebesar 400 ribu orang setiap tahunnya. Oleh sebab itu terobosan untuk mengatasi virus ini sangat krusial dalam menghentikan laju penyebaran virus ini di populasi.

Hepatitis C akut biasanya tidak terdiagnosa karena jarang menimbulkan gejala yang menonjol.  Namun jika gejala sudah muncul maka penderita akan mulai merasakan kelelahan yang luar bias, mual, demam dan sakit pada perototan.  Gejala akut ini muncul biasanya setelah 1-3 bulan terinfeksi dan dapat berlangsung gejalanya dua minggu dampai dengan 3 bulan.

Bahaya penyakit hepatitis C tidak hanya sampai disitu saja namun bisa lebih fatal lagi karena 3 juta diantara penderita hepatitis C juga terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus) yang menyebabkan AIDS.

Dalam keseharian orang yang memiliki resiko tinggi terjangkit penyakit ini adalah orang yang membuat tindik telinga, tatoo yang dilakukan tanpa melalui prosedur strerilisasi alat dengan benar. 

Penuluran juga dapat terjadi dari peralatan kedokteran yang tidak steril ataupun vaksinasi dengan menggunakan jarum suntik  yang tidak steril. Namun penularan yang paling banyak terjadi pada pengguan obat obatan terlarang  dengan cara menggunakan jarum suntik bersama.

Penyakit hepatitis C ini memang marak terjadi di negara negara miskin karena pengobatan secara menyeluruh memakan biaya yang sangat besar.  Sebagai contoh di Amerika 1 paket pengobatan mencapai US$30.000.

Apa Kontribusi Mereka?

Sebagaimana penerima hadiah nobel lainnya, biasanya peneliti memiliki track record sangat panjang dalam meneliti sesuatu yang akan menghasilkan temuan yang berguna bagi umat manusia.

Terkadang Hasil penelitan ini tidak ditermukan oleh satu orang saja namun oleh beberapa peneliti yang walaupun berkeja pada tempat terpisah akhir penemuan mereka dalam secara sinergis memecahkan permasalahan besar umat manusia.

Perjalanan memecahkan misteri penyakit Hepatitis C ini memang panjang karena dimulai sejak era tahun 1960 an.  Saati itu Dr. Alter dari the US National Institutes of Health (NIH) berhasil menemukan bahwa ada penyakit yang menyerang hati yang tidak tergolong sebagai hepatitis A maupun B namun penyebarannya terjadi melalui transfusi darah.

Pada tahun 1980 an Tim peneliti  lain yang diketuai oleh  Dr Houghton yang bekerja di perusahaan farmasi the pharmaceuticals firm Chiron berhasil mengklon virus baru yang berasal dari bagian darah yang ditemukan pada chimpanzee  yang terinfeksi virus ini yang kelak  akan dikenal sebagai virus yang menyebabkan penyakit hepatitis C.

Dengan berhasilnya diidentifikasi virus hepatitis C ini memungkinkan dikembangkannya prosedur screening darah dalam  transfusi darah  sehingga penyebaran virus ini dapat dikendalikan sekaligus mengurangi resiko terjadinya cirrhosis dan kanker hati.

Babak akhir penelitian yang menuntaskan penemuan dan penceganan hepatitis C ini diisi oleh hasil peneltian Dr. Rice yang berasal dari University di  New York yang kini bekerja di Rockefeller.

Dr. Rice melalui teknik rekayasa genetik akhirnya berhasil mengeliminasi virus Hepatitis C dan sekaligus mengungkap bahwa virus ini dapat bekerja sendiri yang menimbulkan gejala penyakit yang sama antara manusia dan chimpanzee.

Penemuan ketika peniliti ini memang sangat layak  dianugerahi hadiah nobel karena dampak penemuan ini sangat besar bagi perbaikan kualitas kesehatan manusia.

Sampai saat ini upaya dunia melalui WHO untuk menghilangkan penyakit Hepatitis C dari permukaan bumi memang masih terhambat oleh karena terhambatnya pembuatan   vaksin yang efefktif secara masal akibat pelarangan penggunaan chimpanzees di beberapa negara yang sedang mengembangkan vaksin hepatitis C yang lebih efektif.

Saat ini uji klinis vaksin hepatitis C yang lebih efektif sedang berlangsung dan diperkirakan akan menghasilkan vaksin yang dapat digunakan secara masal dan berguna dalam melakukan eradikasi virus  hepatitis C dari pemukaan bumi ini.

Ketiga peneliti ini memang pantas dihargai hadiah nobel dalam bidang medicine sekaligus menerima hadiah uang sebesar 10 juta Swedish Korona atau setara dengan US $ 772,278 yang tentunya dibagi menjadi tiga.

Bagi peneliti sejati pengakuan dunia akan hasil penelitian dan temuannya tentunya jauh lebih bergengsi   dibanding dengan hadiah dalam bentuk uang karena nama mereka akan tercatat dalam sejarah sebagai peneltiti yang telah berkontribusi dan menghasilkan karya spektakuler yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun