Bagi pengemar olahraga sumo, bertarungnya dua raksasa di dohyo (ring sumo) merupakan ujung dari rangkaian proses ritual panjang.
Jika kita amati lebih dalam lagi, maka salah satu daya tarik dari seorang sumo adalah gaya rambutnya yang khas, klimis dilapisi rambut mengkilat dan ditata sedemikian rupa dengan hiasan kuncir yang juga khas.
Gaya rambut khas sumo yang sangat menarik ini tentunya tidak lepas dari kecekatan tangan dan keahlian yang dimiliki oleh penata rambut pesumo yang dikenal dengan tokoyama.
Tokoyama merupakan salah satu profesi dalam olahraga sumo yang bergengsi karena tidak semua orang dapat menjalaninya dengan bebas. Dalam satu periode waktu tertentu di seluruh Jepang hanya boleh ada 55 tokoyama dan mereka bekerja hanya atas otoritas Asosiasi Sumo Jepang.
Selain pesumo, tokoyama memang merupakan salah satu profesi utama dalam olahraga sumo. Dua profesi lainnya yang diakui oleh Asosiasi Sumo Jepang adalah gyoji (wasit) dan yobidashi (pemandu ring).
Tidak seperti dua profesi lainnya yang tampak di depan umum, aktivitas tokoyama sebagian besar ada di belakang layar, sehingga sosok mereka jarang muncul di pemberitaan. Hanya karyanya saja yang dapat dinikmati orang.
Perjalanan karier seorang tokoyama biasanya dimulai pada umur 15 tahun dan rankingnya meningkat seiring dengan berjalannya waktu sesuai dengan tingkat keterampilan yang dimiliki.
Peningkatan ranking karier seorang tokoyama tidaklah sama dengan karier pesumo. Karier tokoyama dimulai dari ranking 5 naik ke ranking 4 dan seterusnya sampai mencapai ranking tertinggi yaitu ranking 1. Tingkat profesi tertinggi yang paling membanggakan bagi seorang tokoyama adalah dapat menata rambut seorang Yokozuna.
Gaya rambut paling top ini tidak saja disiapkan oleh tokoyama pada saat pesumo ingin bertarung, namun juga dipersiapkan untuk pesumo menghadiri berbagai acara resmi lainnya sebagai bagian dari kehidupan sosial pesumo.
Seperti halnya pesumo, seorang tokoyama juga memiliki nama khas yang dipilihnya sesuai dengan aturan penamaan, yaitu umumnya dimulai dengan kata toko dan dilanjutkan dengan karakter lainnya. Perlu diketahui bahwa kata tokoya berarti tukang cukur rambut dalam bahasa Jepang.
Pertanyaan yang paling menggelitik adalah peralatan apa saja yang digunakan oleh seorang tokoyama dalam menata rambut pesumo? Jelas pasti ada sisir tradisional kayu berbagai macam ukuran yang dibuat dan diukir hanya oleh salah satu perusahaan turun temurun yang ada di Nagoya.
Seorang tokoyama juga berkewajiban menyisir, merapikan rambut, dan memberi pelicin dan menata rambut pesumo dengan style tertentu setiap harinya.
Seorang tokoyama wajib memakai peralatan yang disediakan oleh Asosiasi Sumo Jepang dan tidak perlu membeli sendiri. Satu-satunya alat yang boleh dipilih sesuai dengan selera seorang tokoyama adalah gunting rambut tradisional.
Pelicin dan pengilat rambut yang menyerupai lilin yang digunakan untuk pesumo dinamakan binzuke berbau manis dan khas. Menurut catatan sejarah bentuk kuncir unik ini memang sudah lama popular di zaman Edo yaitu di tahun 1603-1868.
Kuncir atas yang dinamakan mage ini menang sangat khas karena memang meniru gaya rambut  sesorang samurai abad ke-8.
Keberhasilan penataan rambut bagi seorang pesumo memang sangat ditentukan dengan tipe rambut. Bagi sebagian besar pesumo asli Jepang memang tidak ada masalah karena memiliki tipe rambut yang hampir sama.
Namun bagi pesumo dari luar sangat merepotkan tokoyama dan memerlukan teknik tersendiri untuk menatanya karena seringkali rambutnya keriting dan juga ada yang terlalu halus.
Jika seorang Yokozuna seperti Hakuho mendapat gaji tetap sebesar US$$546,000 per tahun dan ditambah dengan jumlah uang yang sangat besar dari sponsor, gaji seorang tokoyama sulit untuk diketahui. Tapi yang jelas uang bukanlah segala-galanya bagi seorang tokoyama karena profesi ini sangat unik dan tidak banyak orang yang bisa menekuninya.
Jika seorang pesumo mengakhiri karier, ada upacara unik yang harus diikutinya. Pesumo harus melewati barisan panjang yang satu di antaranya adalah tokoyama sampai akhirnya seorang stablemaster memotong kuncirnya sebagai tanda berakhirnya karier seorang pesumo.
Tokoyama memang merupakan profesi yang sangat unik lekat dengan tradisi yang mengharuskan memiliki tingkat keahlian tinggi. Di akhir karier seorang pesumo pun tokoyama selalu setia mendampingi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H