Jika kita melakukan kilas balik, di bulan April lalu presiden Brazil ini pernah mengatakan bahwa jika seandainyapun dirinya terpapar virus korona dirinya tidak akan pernah khawatir karena tidak akan mempengaruhi kesehatannya.
Pada tanggal 4 Juli lalu presiden Brazil ini  bahkan masih sempat merayakan hari jadi Amerika di kedutaan Amerika tanpa menggunakan masker padahal skala kerumunan saat itu sangat besar.
Bahkan secara terbuka  Jair Bolsorano menyatakan bahwa orang yang meninggal akibat flu biasa jauh lebih besar dari korban Covid-19.
Pada saat itu memang jumlah kasus korona dan korban jiwa di Brazil masih di bawah 40 ribu dengan kematian di bawah 3000 orang.
Kini dengan beradanya Brazil di peringkat kedua didunia dalam hal jumlah orang yang terpapar dan jumlah korban jiwa, tampaknya sikap arogan dan keras kepala presiden Brazil ini tentunya akan menjadi pertanyaan besar bagi rakyatnya.
Apakah sikap presiden ini lebih kepada memberi semangat pada rakyatnya untuk tidak terlalu takut dengan virus korona atau sebaliknya karena ketidak perduliannya ini  justru menjerumuskan rakyat Brazil ke  jurang yang dalam.
Pada kenyataannnya kini mengingat jumlah korban jiwa yang sangat tinggi, Brazil kini kesulitan untuk mencari lahan kuburan masal untuk korban Covid-19.
Rakyat Brazil kini tampaknya sudah muak dengan tingkah laku presidennya yang arogan dan sama sekali tidak perduli akan keselamatan rakyatnya. Â Hal ini terbukti di salah satu surat kabar ternama di Brazil terbit tulisan yang berjudul "mengapa saya mendoakan Bolsonaro mati".
Kini rakyat Brazil dicekam ketakutan yang luar biasa karena jumlah korban virus korona terus meningkat sangat tajam, Saat ini tercatat lebih dari 1,7 juta penduduk Brazil terpapar virus korona dan korban jiwa terus naik tidak terkendali.
Arogansi dan keras kepala pimpinan memang dapat membawa bencana tersendiri bagi rakyat yang dipimpinnya. Â Brazil kini menjadi contoh dunia dimana rakyat menjadi korban akibat ketidak perdulian pimpinan.
Sudah dapat dipastikan bahwa  Jair Bolsorano dikelilingi oleh orang orang pintar yang faham betul  akan bahayanya Covid-19 ini, namun arogansi dan ketidak perdulianya lah  yang kini berdampak  pada penderitaan rakyatnya.