Ledakan populasi belalang yang semakin meluas ini membuat FAO memberikan peringatan tersendiri dengan mengatakan bahwa  jika tidak segera dikendalikan maka serangan dan ledakan populasi belalang ini akan menginvasi 90 negara.
Serangan belalang ini tentunya menjadi kehawatiran tersendiri bagi dunia di tengah tengah pandemi korona, sebab diperkirakan akan menyebabkan meluasnya kelaparan yang akan menimbulkan korban jiwa.
Kecepatan perkembangan populasi belalang ini memang sangat luar biasa karena kini diperkirakan 45 juta kilo meter persegi lahan pertanian di  90 negara akan terdampak.
FAO memperkirakan saat ini ledakan populasi belalang di wilayah terdampak sudah mencapai 20 kali lebih besar saat dimulainya ledakan populasi beberapa bulan lalu dan diperkirakan di bulan Juli nanti ledakan populasinya sudah mencapai lebih dari 400 kali lipat.
Kelengahan India dalam menangani ledakan populasi belalang yang sudah secara rutin terjadi di negara ini ditengah pandemi korona memang  menjadi bencana tambahan selain pandemi korona. Jika upaya menghentikan ledakan populasi ini gagal maka bencana kelaparan dapat saja menimpa India yang berpenduduk sangat besar ini.
Pandemi korona yang melanda India saat ini memang belum terkendali, bahkan angka  terinfeksi dan korban jiwa diperkirakan akan terus meningkat dan India diperkirkan akan  menjadi episenter terbaru.  Namun jika kepaparan akibat invasi belalang  ini terjadi maka akan semakin sulit bagi India keluar dari krisis kemanusiaan ini.
Ledakan populasi belalang memang jarang terjadi, namun jika kelembaban dan suhu memungkinkan, maka belalang akan bereproduksi secara cepat dan populasinya tidak dapat dikendalikan.
Indonesia perlu belajar dan mengantisipasi serangan belalang ini karena  bukan tidak mungkin ledakan populasi dapat terjadi dengan konsekuensi yang sama terhadap ketersediaan  pangan nasional.
Jika alam sudah marah dan terlambat diantisipasi maka bencana alam akan berdampak bagi kehidupan manusia.
Rujukan:Â Satu, Â Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh.