Sosok Jack Ma tokoh sentral Alibaba memang sudah banyak dikenal sepak terjangnya dalam dunia bisnis dan ekonomi.
Di tengah tengah pandemi  korona Jack Ma melakukan langkah penting dengan meluncurkan slogan "One world, one fight!" dan "Together, we can do this!" untuk membantu dunia mengatasi pandemi korona.
Gerakan Jack Ma ini bukan hanya sampai dengan sebatas selogan saja namun diikuti dengan langkah nyata bergerak dalam membantu negara di dunia dengan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk memerangi virus korona ini.
Sampai saat ini tercatat bahwa gerakan kemanusiaan Jack ma ini sudah menggapai 150 negara dengan mendonasikan sebanyak 120,4 juta masker, 4,105,000 testing kits dan 3,704 ventilator (sumber Alizila).
Dalam hal donasi Jack Ma dengan total donasinya mencapai  US$144.200.000 ini memang hanya menempati posisi 12 sebagai donator terbesar dunia dalam membantu mengatasi pandemi korona. Sebagai catatan 5 donator terbesar dunia adalah : (1)  Jack Dorsey, (2) Google.org Contributions program, (3) ByteDance, (4) MasterCard incorporated contributions program, dan (5) Bill & Melinda Gate Foundation.
Sepak terjang orang terkaya di Tiongkok ini memang tidak terlepas dari reputasi Tiongkok  yang dipandang buruk oleh dunia karena dianggap lalai menangai virus korona sehingga menyebar ke seluruh dunia. Bahkan kini beberapa negara mencoba menuntut tanggung jawab Tiongkok sebagai negeri atas akibat yang menghancurkan tidak saja sektor kesehatan tapi juga ekonomi dunia.
Sosok Jack Ma yang terkenal gesit dan cepat mengambil keputusan ini sejak bulan Maret lalu langsung melakukan langkah nyata melalui Yayasan yang dimilikinya mulai menyebarkan bantuan bahan dan peralatan kesehatan dan juga buku petunjuk mengatasi korona  karya para dokter Tiongkok yang diterjemahkan ke dalam 16 bahasa melalui pesawat ke Afrika, Asia,  Eropa, Amerika Latin, bahkan sampai ke negara Iran, Israel, Rusia dan Amerika.
Walaupun sudah lengser dari pimpinan tertinggi Alibaba, Jejak bisnis dan kedekatan Jack Ma dengan negara  negara di Afrika memang sudah tidak dipertanyakan lagi, sehingga langkah nya dalam memberi bantuan peralatan yang diperlukan untuk mengatasi pandemi korona memang diterima dengan baik di Afrika.
Jenis peralatan yang didonasikan Jack Ma ke berbagai negara memang dinilai sesuai dengan kebutuhan negara tersebut yang saat ini sedang dilanda pandemi Korona. Â Hal ini tentunya tidak terlepas dari pengalaman dan naluri bisnis nya selama ini yang sangat tajam dalam membaca dan menterjemahkan kebutuhan. Â Sehingga tidak heran donasi ini sangat membantu petugas medis yang berada di garis depan.
Kemampuan ini tentu saja tidak lepas dari perjalanannya dalam membangun kerajaan bisnisnya yang dimulainya di tahun 1999 lalu Ketika dia mulai membangun perusahaannya di sebuah apartemen kecil di Hangzhou.Â
Kini dunia mengenalnya sebagai "Amazon dari timur " karena kepopulerannya dalam membangun bisnis online dan menjadi pelaku utama bisnis dunia dengan total asset mencapai lebih US$40 milyar
Donasi yang dilakukan oleh Jack Ma yang  dimaksudkan sebagai gambaran niat baik  membantu dunia ini memang diterima oleh dunia kecuali tercatat di dua negara yang ditolak yaitu di Kuba dba Eritrea.
Konflik
Langkah yang diambil oleh Jack Ma ini memang tidak mudah karena mau tidak mau, suka atau tidak suka akan selalu dibandingkan dengan langkah yang diambil oleh pemerintah Tiongkok dalam mengatasi pandemi korona ini.
Sebagai contoh memang sangat tidak nyaman membandingkan langkah donasi Jack Ma ini dengan langkah yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi Tiongkok Presiden Xi di awal meledaknya pandemi korona yang dikritik oleh banyak pihak tidak jelas arah kebijakannya.
Disamping itu pemerintah Tiongkok memang telah melakukan langkah positif dengan cara membantu negara lain dengan suplai peralatan yang diperlukan untuk mengatasi pandemi  korona ini, namun mendapat tantangan dan kritikan terutama dari negara Eropa dan Asia Tenggara karena terkait dengan kualitas peralatan yang didonasikan banyak yang tidak memenuhi standar karena rendah kualitasnya dan tidak sesuai kebutuhan.
Keberadaan Jack Ma sebagai warga Tiongkok yang tercatat sebagai negara komunis ini memang tidaklah mudah. Â Di negara yang serba sentralistik ini semuanya memang berada di bawah kontrol pemerintah. Â Hal ini tentunya sangat berbeda dengan dunia bisnis yang dijalankan oleh Jack Ma.
Oleh sebab itu sempat beredar rumor bahwa mundurnya Jack Ma sebagai  orang nomor satu Alibaba ini akibat tekanan pemerintah Tiongkok yang tidak mengendaki "matahati kembar " di negara tirai bambu ini.
Diduga salah satu pemicu konflik ini terjadi ketika di tahun 2017 Jack Ma bertemu dengan presiden terpilih Amerika di Trump Tower untuk mendiskuiskan bisnis antara Amerika dan Tiongkok. Â Pertemuan ini jelas mendahului pertemuan resmi kenegaraan Trump dengan Presiden Xi. Tentunya langkah yang dilakukan oleh Jack Ma ini dianggap "lancang" mendahului pemerintah Tiongkok.
Bagi Tiongkok dengan sistem pemerintahan sentralistiknya, Â Jack Ma diangaap terlalu lincah dan langkahnya terkadang membuat pemerintah yang dalam hal ini partai komunis merasa gerah dan kurang senang. Walaupun sebenarnya secara tehnis Jack Ma memang tidak asing bagi partai komunis yang berkuasa karena dia tercatat sebagai anggota partai komunis sejak tahun 1980 an sejak status nya saat itu sebagai mahasiswa.
Terlepas dari kontroversi tersebut, dalam situasi hubungan seperti ini paling tidak oleh pemerintah Tiongkok Jack Ma dianggap sebagai duta kemanusiaan yang mewakili Tiongkok.
Hal ini tercermin ketika Aemrika mengumumkan  mendapat  bantuan donasi 2 juta masker dari Taiwan yang dibalas dengan ungkapan pemerintah Tiongkok bahwa Jack Ma dan perusahaan lainnya dari Tiongkok memberikan bantuan jauh lebih besar dari negara Taiwan. Artinya pernyataan pemerintah Amerika atas bantuan Taiwan ini dianggap sangat kecil oleh Pemerintah Tiongkok karena dapat diatasi oleh hanya Jack Ma saja.
Ungkapan pemerintah Tiongkok ini memang secara tidak langsung mengakui langkah yang diambil oleh Jack Ma memang membantu memperbaiki  reputasi Tiongkok ditengah pandemi korona ini yang seringkali mendapatkan serangan dari negara lain,
Langkah yang dilakukan oleh Jack Ma ini memang telah mengubah pandangan dunia karena selama ini Amerika lah yang selalu berada di garis depan dalam membantu dunia terutama dalam sisi jika ada masalah Kesehatan dunia.
Sebagai contoh di tahun 2014 ketika wabah Ebola meledak di Arika Barat Amerika memang berperan besar membantu baik dari segi tenaga medis maupun peralatan.
Kini peran itu sudah mulai diambil alih oleh Tiongkok melalui sosok Jack Ma.
Banyak kalangan yang beranggapan bahwa sudah saatnya Jack Ma dan pemeritah Tiongkok bersinergi dan bersatu membangun kembali reputasi Tiongkok yang hancur akibat pandemi korona ini karena mau tidak mau pemerintah Tiongkok harus mengakui dalam situasi seperti ini figur  seperti Jack Ma sangat dibutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H