Kembali berkumpulnya orang banyak menjadikan resiko penyebaran menjadi lebih tinggi
6. Jalur wisman
Diawal merebaknya covid-19 di Indonesia tampaknya jalur ini yang paling awal diketahui ketika ada gathering yang melibatkan wisman dan pada akhirnya wisman tersbeut diidentifikasi di negara lain  sebagai orang terpapar.
Saat melakukan gathering memang semuanya tampak sehat, namun selelah beberapa waktu pertemuan ini mulai memakan korban karena ada orang Indonesia yang diduga tertular melalui  jalur ini.
7. Jalur ketidak perdulian
Pada awal penyebaran virus ini banyak informasi yang tidak bertanggung jawab  dan beredar  yang menyatakan bahwa orang Indonesia kebal terhadap virus ini karena ada dan hidup di negeri tropis.
Kemudian ada lagi klaim dari peneliti perguruan tinggi yang menyatakan bahwa virus korona tidak perlu ditakuti karena dapat diatasi dengan suplemen herbal.
Sampai hari inipun masih ada peneliti yang mengaku menemukan suplemen yang dapat menangkal virus korona padahal asil temuannya belum diuji secara klisis.
Kemudian ada lagi kelompok fanatik yang masih saja berkeyakinan bahwa berkumpul itu tidak jadi masalah dan tidak mungkin menjadi korban atau menyebarkan virus ini karena semua orang yang berkumpul sehat sehat semuanya.
Kepercayaan dan klaim yang tidak bertanggung jawab ini membuat sebagian masyarakat menjadi acuh untuk melakukan social distancing karena percaya penuh dia tidak akan terpapar virus ini.
Jalur ketidak perdulian masyarakat inilah yang menjadi masalah terbesar bagi Indonesia dalam memutus mata rantai penyebaran ini, karena belum juga sadar betapa berbahayaya virus Covid-19 sekaligus membuat situasi menjadi rumit dalam memutus mata rantai ini karena adanya ketidak perdulian tersebut.