Dunia memang tersentak ketika menyaksikan kecepatan penyebaran voius Covid-19 yang sangat agresif dan mematikan ini, bahkan negara adi daya yang dikenal dengan memiliki berbagai sumberdaya dan fasilitas kesehatan mulai kewalahan, sebut saja, spanyol, Inggris, Italia dan bahkan Amerika Serikat.
Dunia memang sedang menghadapi apa yang dinakaman hidden enemy yang betul betul invisible tidak terlihat dan tiba tiba muncul ke permukaan. Â Hal ini tentunya terkait dengan masa inkubasi virus yang cukup lama sehingga jika seseorang yang terpapar virus dan belum menunjukkan gejala akan demikian cepat menyebar ke tengah masyarakat tanpa disadari.
Data empiris memang menunjukkan  hal yang demikian karena setiap harinya pihak berwenang dalam siaran press nya menunjukkan angka penularan dan korban jiwa yang meningkat pesat di Indonesia.
Jika ditelusuri lebih lanjjut ada beberapa  jalur penularan yang sebelum penyebaran virus ini sama sekali tidak kita sadari.  Jalur tersebut antara lain adalah:
1. Jalur tamu luar negeri. Â
Jalur ini memang tidak kita prediksi sebelumnya karena tentunya tamu kehormatan dari luar negeri diasumsikan sehat ketika berkunjung dan bebas korona. Â Pada kenyataannya jalur inilah yang menjadi salah satu pintu masuk ke Indonesia.
Sehingga jika dilihat ada orang yang terpapar, ada kaitannya dengan kunjungan tamu tertentu dari luar negeri yang pada akhirnya menyebar dikalangan pejabat dan orang yang menerima kunjungan tamu tersebut di berbagai unit kerja.
2. Jalur birokrasi
Jalur ini terkait tugas pejabat dan para birokrat di berbgai unit kerja termasuk perguruan tinggi yang biasanya melakukan  koordinasi melalui rapat, pertemuan, seminat dllnya yang memungkinkan berkumpulnya orang banyak.
Jalur menjadi hidden enemy virus  karena diantara orang yang hadir dalam pertemuan tersebut sebelumnya tidak menyadari bahwa ada diantara para peserta bertindak sebagai bom waktu penyebar virus ini.
Masih lekat dalam ingatan kita ketika salah satu pejabat yang saat pidato mengalami sesak nafas dan kemudian wakilnya maju ke depan dengan sangat dekat dan memakai mic yang sama untuk melanjutkan pidato walaupun waktunya sangat sebentar.