Ketika pesumo keluar dari mobil langsung secepatnya menuju tempat pertandingan tanpa berinteraksi dengan siapapun yang dilewatinya.
Arena pertandingan yang dikenal sebagai dohyo ini terlebih dulu disterilkan dengan disinfektan untuk membunuh virus dan bakteri lainnya, sehingga ketika pertandingan berlangsung masih  tampak di pinggiran dohyo basah tanahnya karena semprotan disinfektan.
Setelah saling berhadapan para pesumo langsung kembali ke ruang khusus dan pulang kembali ke pusat pelatihannya juga menggunakan mobil khusus.
Hal lain yang juga menarik adalah di akhir turnamen yang biasanya diisi dengan berbagai ritual acara yang panjang dipendekkan dengan cara yang sangat singkat.
Perubahan drastis pelaksanaan turnaman grand sumo kali ini memang sangat menarik karena olah raga yang sudah menjadi tradisi dan lekat dari budayapun ternyata sangat fleksibel mengikuti himbauan pemerintah untuk menghambat penyebaran vitus covid-19 ini.
Bangsa jepang sangat sadar bahwa hanya dengan bersama sama sajalah dan dengan melibatkan berbagai profesi sajalah penyebaran virus ini dapat dikendalikan. Â Pemerintah Jepang juga meliburkan sekolah dan mengisolasi wilayah wilayah tertentu dan warganya patuh pada keputusan pemerintahnya.
Hasilnya bisa ditebak, kombinasi antara kesadaran, disiplin dan komitmen yang kuat dari pemerintah dan  masyarakatnya terbukti dalam tiga hari terakhir  ini telah berhasil  memperlambat penyebaran virus covid-19 ini di negara matahari terbit ini. Hal ini terbukti dari data empiris yang menunjukkan bahwa dalam beberapa hari ke depan pemerintah berencana akan membuka sekolah kembali.
Semoga masyarakat Indonesia dapat belajar dari masyarakat Jepang dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H