Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berpacu dengan Waktu Mencari Sumber Virus Corona

25 Februari 2020   12:29 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:29 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus corona yang mematikan. Photo : Getty Images

Banyak memang hiphotesis terkait dari mana sumbernya corona virus yang menghantui dunia saat ini, namun sampai saat ini belum dapat dipastikan asal muasal virus korona ini sehingga dapat menjadi penyakit zoonosis yang memungkinkan lompatan dari hewan ke manusia.

Walaupun hypothesisnya virus corona ini berasal dari salah satu hewan yang ada diperjual belikan di salah satu pasar satwa liar di Wuhan, namun hypothesis itu belumlah valid dan bisa dibuktikan secara ilmiah.

Menentukan sumber virus korona ini penting dalam mengeliminasi pernyebarannya, karena dengan mengetahui secara pasti asalnya, maka para peneliti akan dapat bergerak cepat secara epidemilogi untuk mengeliminasi penyebarannya dan membuat vaksin nya untuk mengeliminasinya.

Hipothesis yang paling umum yang berkembang saat ini adalah diperkirakan virus ini berasal dari kelelawar selanjutnya dalam perjalanannya kelelawar tersebut menjatuhkan kotorannya di dasar hutan.  Selanjutnya kemungkinan diperkirakan satwa liar  trenggiling mencium kotoran tersebut saat sedang mencari serangga sebagai makananya.  Dari sinilah diperkirakan trenggiling terinfeksi.

Selanjjtnya diperkirakan virus ini beredar menjangkiti satwa liar lainnya.  Satwa liar ini kemudian tertangkap manusia dan diperjualbelikan di pasar hewan, selanjutnya menular ke manusia baik yang berada di pasar hewan tersebut ataupun membeli yang memakan satwa liar yang terinfeksi.

Memang tidak mudah membuktikan hipotesis sumber penyebaran virus corona ini apalagi jika menyangkut kelelawar, karena hewan ini menurut Prof. Andrew Cunningham dari Zoological Society London (ZSL) memang secara alami menjadi host bermukimnya berbagai jenis virus Corona yang dikenal saat ini.

Salah satu cara pembutikannya adalah mencocokkan runutan DNA virus Corona yang ada di tubuh kelelawar dan yang ada di pasien yang terjangkiti virus ini.

Hal lain yang juga menyulitkan adalah cara hidup kelelawar yang berkoloni dan dapat terbang sangat jauh dalam mencari buah buahan, sehingga diperkirakan oleh para pakar bahwa virus Corona ini telah menyebar secara luas seiring dengan pergerakan kelelawar di alam.

Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah mengapa kelelawar walaupun menjadi host virus Corona tidak terdampak?

Menurut Prof. Kate Jones dari Univeristy College of London, kelelawar secara  alami telah beradaptasi sesuai dengan kebutuhan energinya untuk terbang dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki DNA yang rusak secara alami.  Oleh sebab itu kelelawar dapat tahan terhadap berbagai virus yang ada di dalam tubuhnya.

Kelelawar juga diperkirakan dapat menularkan langsung virus corona ke manusia ataupun melalui hewan perantara lainnya yang juga bertindak sebagai host  virus corona yang mematikan ini.

Kalaupun dapat dibuktikan bahwa kelelawar sebagi sumber virus Corona ini  maka perlu ditentukan  perjalanan  virus ini sampai ke manuia.

Terkait hal ini para pakar zoonosis memperkirakan bahwa hewan liar perantaranya adalah trenggiling yang pemakan serangga karena trenggiling memang sangat digemari sebagi ekstrim kuliner di Tiongkok khususnya di wilayah Wuhan dan juga di berbagai wilayah Asia lainnya.

Dugaan ini memang cukup beralasan karena memang di dalam tubuh trenggiling ditemukan berbagai virus korona dan diperkirakan telah tejadi pertukaran DNA antara kelelawar dan trenggiling sebelum menyebar kemanusia.

Jalan satu satunya untuk membuktikan hipotesis ini adalam membandingkan runutan DNA corona virus yang ada di kelelawar, trenggiling dan pasien yang terinfeksi virus ini. Saat ini para pakar memang sedang berpacu dengan waktu untuk membuktikan hypothesis ini.

Hampr semua satwa liar dijual di pasar hewan Wuhan ini namun  pemerintah Tiongklok belum secara resmi menyatakan bahwa trenggiling dan kelelawar diperjual belikan di pasar hewan Wuhan.

Penyebaran virus dari hewan ke manusia memang sudah sering terjadi. Banyak penyakit mematikan seperti Ebola, HIV, dan Severe Acute Respiratory Syndrome (Sars) sebelumnya sudah dibuktikan merasal dari hewan dan menyebar ke manusia.

Semoga  upaya untuk mencari sumber virus Corona ini dapat segera ditemukan dan dapat dibuat vaksin untuk menghendalikannya dan juga mengisolasi penyebaran virus ini agar tidak menghantui dunia yang tidak saja telah berdampak secara masif dan sistematis pada kesehatan namun juga pada perekonomian dunia.

Sumber: satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun