Sebagian besar wisatawan yang sudah memesan hotel dan tiket pesawat kini sudah membatalkan rencananya mengunjungi Hongkong. Toko-toko mengalami penurunan penjualan yang sangat tajam.
Penjualan retail mengalami penurunan sebesar 23 % di tahun ini setelah di tahun lalu mengalami penurunan sebesar 18,3%.
Tidak hanya sampai di situ, demontrasi yang semakin brutal membuat transportasi terganggu yang membuat banyak pusat perbelanjaan dan bisnis menutup usahanya karena sepi pengunjung.
Akankah ada solusi drastis?
Para pakar ekonomi berpendapat satu satunya cara agar Hongkong tidak terjerumus lebih dalam lagi perekonomiannya adalah mengembalikan kembali kondisi keamanan Hongkong dan menghentikan demontrasi yang sudah berlangsung selama 6 bulan.
Permintaan utama para demonstran berupa ditariknya rancangan undang-undang yang memungkinkan pelanggar hukum terutama yang menyangkut kebebasan berpendapat proses dan diadili di Tiongkok daratan sudah dipenuhi.
Namun tampaknya permintaan terus berkembang yang pada intinya para demonstran tidak menginginkan Hongkong berada di bawah pemerintahan Tiongkok daratan yang tentunya tidak dapat diterima oleh pemerintah Tiongkok daratan.
Saat ini para demonstran bertahan di berbagai universitas salah satunya adalah Hong Kong Polytechnic University.Â
Untuk mencegah polisi masuk ke wilayah kampus para demonstran tidak saja menggunakan bom molotov melawan polisi namun juga menggunakan panah untuk menyerang polisi. Bahkan mereka sudah mulai membakar bagunan depan kampus untuk mencegah polisi masuk ke kampus.
Kesabaran pemerintah Tiongkok daratan tampaknya sudah mulai habis. Jika dalam beberapa bulan ini pemerintah Tiongkok masih dapat menahan diri untuk tidak memasuki Hongkong untuk menghentikan demonstrasi memang masuk akal.
Tekanan dunia internasional agar Tiongkok tidak menggunakan kekerasan dalam menumpas demontrasi ini memang cukup berpengaruh dan menginagtkan peristiwa besar Tiongkok ketika menjadi perhatian dunia ketika menumpas pro-demokrasi di Tiananmen di tahun 1989 yang banyak memakan korban jiwa.