Sejak peristiwa terbunuhnya jurnalis ternama Jamal Khasoggi memang sedikit mengekang kebebasan Arab Saudi dalam membeli persenjataan karena kongres Amerika dan beberapa negeri sekutunya menghentikan sementara penjualan senjata ke Arab Saudi
Demikian juga beberapa negara di Eropa yang untuk sementara menghentikan penjualan persenjataan modernnya karena disinyalir digunakan dalam konflik Yaman, Namun paling tidak saat ini Arab Saudi dapat dikatakan memiliki hampir memiliki semua jenis persenjataan tercanggih dunia.
Serangan ini membuktikan bahwa kesiapan Arab Saudi dalam melindungi negaranya diragukan dunia sekaligus membuktikan bahwa sistem persenjataan modern yang dimiliki Arab Saudi yang didominasi oleh persenjataan karya Amerika belum mampu melindungi negaranya.
Banyak pengamat bertanya di mana sistem rudal kebanggaan Amerika yang bernama Patriot? ataukah mungkin sistem pertahanan Rudal Patriot hanya mampu mengantisipasi serangan dalam skala besar saja dan tidak dapat mendeteksi serangan drone yang dimodifikasi dan telah berubah menjadi senjata yang berdampak besar?
Keraguan dunia terkait canggihnya sistem pertahanan yang diproduksi Amerika dan sekutunya memang mengemuka ketika Turki dan beberapa negara termasuk India membeli sistem pertahan Rusia S-400 yang dinilai lebih canggih dalam mempertahankan wilayah dan Amerika menentangnya dengan alasan akan mengganggu sistem pertahanan NATO.
Kecepatan membongkar pasang sistem pertahanan tercanggih S-400 ini serta keefektivitasnnya melindungi wilayah yang dipertahankannya memang mencengangkan dunia karena semudah memindahkan truk trailer saja.
Keberangan Amerika terhadap negara Timur Tengah yang berencana membeli S-400 ini sedikit banyaknya mengungkapkan kekhawatirannya akan keunggulan sistem pertahanan yang dibangun oleh Amerika ini.
Hal yang paling memukul Amerika secara moral adalah tawaran Rusia ke Saudi segera setelah kilang minyaknya diserang untuk melindungi Arab Saudi dengan sistem pertahahan S-400 yang dapat dirangkai dan disesuaikan jumlahnya dengan karakteristik kawasan yang dilindunginya.
Serangan Houthi kedua kilang minyak terbesar Arab Saudi ini memang bak mimpi di siang bolong karena keberhasilan serangan yang demikian akurat ini sekaligus membuka mata dunia bahwa serangan ini setiap saat dapat menghantam target apapun di Arab Saudi.
Arab Saudi yang terlibat dalam konflik ini sekaligus terpapar akan ancaman serangan yang lebih besar lagi jika sistem pertahanan negaranya tidak segera diperbaiki.
Tuduhan Amerika bahwa serangan ini dilakukan oleh Irak dan Iran tampaknya merupakan salah satu cara untuk menghindari "hilang muka" akibat bolongnya sistem pertahanan yang dibangun dengan persenjataan tercanggih Amerika yang dibangun di Arab Saudi.