Hari ini Sir Kim Darroch menyatakan mengundurkan diri sebagai Duta Besar Inggris untuk Amerika setelah mengalami turbulensi politik dalam 3 hari terakhir ini.
Kasus ini bermula dari bocornya email  Sir Kim Darroch ke media yang menyebut pemerintahan Trump sedang limbung dan tidak kompeten.
Karir Sir Kim Darroch dapat dikatakan singkat karena dia baru menduduki jabatan sebagai duta besar Inggris untuk Amerika pada bulan Januari 2016 sebelum Trump menjadi presiden.
Sir Kim Darroch  tentunya memiliki rekam jejak di atas rata rata karena penempatan duta besar di negara Amerika tentunya memiliki persyaratan dan  karir diplomat khusus yang tidak semua diplomat mendapatkan posisi ditempatkan di negara adi kuasa ini.
Email Sir Kim Darroch yang mengalami kebocoran ke pihak media adalah yang dikirim tahun 2017 lalu yang memberikan penilaian buruk atas kinerja pemerintahan Trump dan juga kebijakan luar negeri Trump terutama yang terkait dengan kebijakan Trump terhadap  Iran.
Nota diplomatik ataupun email  yang bersifat penilaian seperti ini sebenarnya merupakan sesuatu yang biasa tapi biasanya disampaikan dalam bentuk nota dinas rahasia yang dikirimkan melalui jalur khusus kepada pemerintah pengirim duta besarnya sehingga dapat dijamin tidak bocor.
Kebocoran email yang menyudutkan pemerintahan Trump inilah yang tidak biasa apalagi sampai dipublikasikan di media. Kebocoran email  ini menjadi bola liar sekaligus menimbulkan spekulasi bahwa kebocoran ini dilakukan oleh orang yang ingin menjatuhkan karir Sir Kim Darroch.
Bola liar ini semakin panas dan tidak terkendali ketika Trump memberi respon dengan menyatakan duta besar Sir Kim Darroch sebagai orang yang "sangat bodoh". Tidak hanya sampai disitu saja bahkan Trump juga mengaitkan kasus Sir Kim Darroch dengan ketidak mampuan Perdana Menterri Inggris Theresa May dalam memerintah Inggris.
Mundurnya Sir Kim Darroch dari poisisnya sebagai Duta Besar ternyata tidak serta merta meredakan panasnya bola liar  ini.
Trump bahkan secara terbuka menyatakan bahwa dirinya tidak lagi mempertimbangkan Sir Kim Darroch sebagai wakil pemerintahan Inggris segera setelah mengetahui kebocoran di media masa di Inggris yang merendahkan pemerintahannya .
Sebaliknya sebagai respon atas pernyataan Trump ini,  Foreign Secretary Inggris Jeremy Hunt menyatakan bahwa Donald Trump tidak menghargai Inggris  sebagai negara sahabat Amerika.
Dalam dunia diplomatik pernyataan Trump yang secara terbuka mengatakan bahwa Sir Kim Darroch sebagai orang yang "sangat bodoh" memang sangat tidak lazim. Â Biasanya walaupun tidak senang atau tidak sehaluan tidak lazim diungkapkan secara terbuka.
Trump tidak saja "menyerang" Duta Besar Inggris untuk Amerika namun secara terbuka mengkritik kegagalan Theres May dalam Brexit karena Perdana Menteri Inggris ini tidak menghiraukan usulannya dan Theresa May cenderung mengambil langkah sendiri yang dinilai Trump" bodoh".
Buntut dari kisruh ini sudah mulai bergulir ketika pertemuan yang telah direncanakan  antara International Trade Secretary Liam Fox dengan US Commerce Secretary Wilbur Ross  yang akan diselenggarakan di Amerika dibatalkan.
Inggris dan Amerika selama ini dinilai sebagai sahabat dekat dalam perpolitikan internasional karena kedua negara saling membutuhkan, sehingga Inggris sangat mencemaskan perkembangan yang kurang menguntungkan dalam waktu 3 haru terakhir ini.
Masalah ini memang tidak boleh daiangap sepele bahkan dapat dikatakan  cenderung menjadi rumit  dan sensitif.
Nasi telah menjadi bubur, penilaian Sir Kim Darroch terhadap kondis buruk di negara tempat bertugas memang wajar diungkapkan olah para diplomat namun biasanya tidak diungkapkan  secara tertulis apalagi menggunakan email.
Pengunduran diri Sir Kim Darroch sebagai duta besar tentunya tidak serta merta meredakan ketegangan kedua negara yang selama ini bersahabat baik.
Kepiawaian Inggris menunjukkan pengganti Sir Kim Darroch yang tentunya harus  merupakan sosok yang dapat menyenangkan dapat meredakan kemarahan Trump  merupakan kunci  utama dari penyelesaian masalah ini.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan matang oleh Inggris adalah sikap liar Presiden Trump dalam ajang perpolitikan dunia memerlukan  seni tersendiri untuk menaklukannya agar hubungan kedua negara tetap sejuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H