Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prof. Tim Lindsey yang Saya Kenal

16 Juni 2019   07:15 Diperbarui: 16 Juni 2019   16:17 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu ulasan Prof. Tim Lindsey yang cukup bermanfaat adalah prediksinya terkait semakin menurunnya minat siswa dan mahasiswa Australia belajar bahasa Indonesia  yang jika tidak diambil tindakan yang drastis maka bahasa Indonesia akan menuju kepunahan di Australia.

Jadi dari segi ilmiah rekam jejak ilmiah Prof. Tim Lindsey memang sangat jelas dan dapat ditelusuri dengan mudah.

Dari segi kepribadian dan pandangan Prof. Tim Lindsey tampak kental  sikap ke Indonesianya karena memang dalam hampir seluruh karirnya terkait dengan Indonesia termasuk kehalusan tutur katanya.

Sikap dan rekam jejak para ahli Indonesia di Australia yang prominen hampir mirip dengan rekam Jejak Prof. Tim Lindsey ini dalam arti menjungjung tinggi nilai dan kaidah ilmiah dalam menulis dan berpendapat.

Sebagai Contoh lain misalnya pengganti Prof. Tim Lindsey  sebagai Chairman  Australia Indonesia Institute, yaitu Assoc. Prof. Greg Fealy  yang merupakan pakar politik Indonesia dan politik islam modern yang berasal dari  the College of Asia and Pacific at the Australian National University pada  the School of Culture, History and Language and the School of International, Political and Strategic Studies.

Assoc. Prof. Greg Fealy pengganti Prof. Tim Lyndsey di AII. Photo: ANU
Assoc. Prof. Greg Fealy pengganti Prof. Tim Lyndsey di AII. Photo: ANU

Saya banyak sekali berinteraksi dan berdiskusi  dengan Prof Greg Fealy dalam berbagai kesempatan.  Mungkin karena banyak mempelajari Indonesia maka prilaku dan tutur katanya pun juga sudah sangat Indonesia.

Satu hal yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini, bagi para ahli Indonesia di Australia,  tampaknya reputasi ilmiah jauh lebih penting  karena  situlah letak  nilai dan kualitas kepakarannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun