Aspirin memang sudah dikenal sebagai obat penghilang rasa sakit sekitar 2000 tahun yang lalu, namun dengan berjalannya waktu  banyak sekali manfaat Aspirin yang terungkap satu demi satu sehingga Aspirin dinobatkan sebagai "Turn-of-the-Century Miracle Drug".
Mengenal Asipirin
Aspirin yang tercatat sebagai obat yang paling popular dalam kurun waktu ratusan tahun terakhir ini merupakan substansi derivatif dari bahan alami asam salicylic.
Asam salicylic merupakan komponen dari ekstrak herbal yang umumnya ditemukan di kulit kayu seperti misalnya pohon willow, ditemukan juga pada sejumlah buah buahan, biji bijian dan sayuran. Asam salicylate ternyata sudah akrab dikonsumsi oleh nenek moyang kita melalui makanan.
Sejarah mencatat bahwa salicylate digunakan untuk pertama kalinya sekitar 4000 tahun lalu oleh bangsa Samaria yang saat itu diambil bahannya dari kulit pohon willow dan dicampur dengan tanah liat sehingga membentuk tablet.
Catatan lain menunjukkan bahwa di jaman Mesopotamia salicylate digunakan untuk pengobatan rasa sakit dan pembengkakan.  Sekitar 2000 tahun lalu bangsa Tiongkok dan Yunani menggunakannya sebagai obat demam dan  penghilang rasa sakit.
Percobaan klinis terkait manfaat salicylate ini pertama kali dilakukan di tahun 1763 oleh  the Reverend Edward Stone of the Royal Society of London yang membuktikan bahwa serbuk kulit kayu pohon willow ini terbukti secara klinis mengurangi  demam akibat malaria.
Pembuktian klinis selanjutnya terkait khasiat salicylate sebagai pereda demam dan mengurangi pembengkakan  sendi pada penderia rematik dilakukan 100 tahun kemudian oleh Thomas MacLagan dari Skotlandia.
Sejak  saat itu sederetan manfaat dari asam salicylate yang lebih dikenal sebagai Aspirin ini terungkap.
Hasil penelitian terakhir
Studi paling akhir yang dipublikasikan oleh The Lancet membuktikan bahwa Aspirin dapat digunakan untuk mengurangi resiko terulangnya stroke  dan masalah serangan jantung. Hal penelitian ini disimpulkan dari hasil penelitian yang melibatkan sebanyak 537 pasien.
Aspirin disamping sebagai penghilang rasa sakit ini  memang dikenal  sebagai pengencer darah.  Oleh sebab itu banyak kalangan dokter ragu memberikan Aspirin karena khawatir  justru akan meningkatkan pendarahan pada penderita stroke.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Aspirin aman digunakan pada penderita stroke karena justru sebaliknya berfungsi mengurangi pendarahan di otak.
Pengurangan resiko serangan stroke berikutnya ini terkait erat dengan fungsi Aspirin sebagai pengencer darah sehingga berfungsi sebagai pencegah penyumbahan pembuluh darah di otak.
Hasil penelitian ini memang tidak membuktikan bahwa bahwa Aspirin dipastikan akan mencegah serangan stroke berikutnya, namun dapat mengurangi resiko terjadinya serangan stroke berikutnya.
Stroke memang merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan kejadiannya semakin meningkat dalam kurun waktu 50 tahun terakhir ini akibat pola hidup yang kurang sehat. Â
Oleh sebab itu resiko terserang  Stroke dapat dikurangi dengan: mengkonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok dan menghindari alkohol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H