Hari ini tanggal 22 Maret  tarian Haka dilakukan di seluruh Selandia Baru untuk memperingati tragedi penembakan yang mengguncang dunia ini.
Di tengah duka akibat penembakan terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah Selandia Baru, tarian khas Maori yang bernama Haka menjadi pemersatu.
Dunia memang sudah mengenal apa yang dinamakan tarian Haka yang sering diperagakan oleh pemain Rugby Selandia Baru sebelum memulai pertandingan sebagai pembakar semangat juang.
Dalam bahasa Maori,  Haka yang  berarti tarian ini bukan sekedar tarian biasa namun berupa gerakan  dinamis yang terkoordinir yang penuh variasi, mulai sinkronisasi gerak, penghentakan kaki, teriakan, pukulan tangan di paha dan perputaran bola mata.
Haka yang indentik dengan tari perang merupakan  ritual dan tarian yang dilakukan untuk mengintimidasi musuh.  Sehingga tidak heran ketika Haka dilakukan, terlihat semangat  juang  dan sekaligus benteng yang diperlihatkan dengan wajah wajah cenderung agresif dengan mata melotot dengan lidah yang dijulurkan.
Haka biasanya dilakukan pada acara khusus seperti perkawinan, kelahiran, perayaan, pemakaman tokoh  masyakarat dan orang penting.
Di tengah tengah duka masyarakat Selandia Baru dan dunia, Haka sengaja ditampilkan berbagai kalangan masyarakat Selandia Baru sebagai ungkapan simpati sekaligus duka mendalam masyarakat atas tragedi yang menimpa warga muslim yang memakan korban jiwa yang tidak pernah  dibayangkan sebelumnya.
Selandia Baru yang selama ini  aman tenteram  dikejutkan oleh tindakan yang tidak pernah dibayangkan oleh masyarakat Selandia Baru.
Disamping sebagai ungkapan simpati dan duka, Haka  juga berfungsi  sebagai  alat pemersatu.  Pada kenyataannya sebelum tragedi ini terjadi Haka tidak saja diperagakan oleh pribumi saja, namun juga berbagai ras yang ada di Selandia Baru.
Tarian Haka secara khusus di buat dan diperagakan di dekat mesjid Al-Noor yang menjadi saksi bisu penembakan warga muslim yang sedang melaksanakan sholat jumatnya.
Kata kata yang disuarakan  oleh para penari  Haka ini berbeda dengan Haka biasa sebagai karena dimaksudkan sebagai simbol melawan kebencian dan sekaligus  ungkapan rasa cinta mereka terhadap komunitas muslim Selandia Baru.
Berikut adalah ucapan yang menyertai Haka tersebut:
Haka Koiora  (Haka untuk kehidupan)
Paiahah, Paiahah (Perhatian ! Perhatian!)
He aha r ka tpaea ng mahi kikino (Mengapa kita menanti sampai kejadian buruk terjadi ?)
Ki te kktia ttou katoa e? (dibanding dengan mengobarkan kebersamaan?)
Ia ha ha!
E oho, kia tika r (Bangkitlah , tegakkan kebenaran!)
Unuhia ng here o te kino, (Buang jauh jauh keburukan)
Whakatak, whakaparahako e (Buang prasangka buruk dan kebencian pada orang lain)
Ko te ptake o te whakaaro, he kaikir (kebencian ini didasari oleh rasisme)
Takatakahia Hi (injak kebencian itu!)
Wherawherahia Hi (Buang lah kebencian itu)
Kia t te tangata koia anake (sehingga menjadikan kamu manusia hakiki)Â
Ko au, Ko koe, ko koe, ko au, ko tua e (saya adalah  kamu, kamu adalah saya, ini kita semua)
Ko te mea nui o te ao (Yang terbesar itu adalah dunia)
He tangata, He Tangata, He Tangata e (manusia, manusia, manusia)
Hi!
(Sumber : BBC)
Makna Haka ini memang sangat mendalam menyentuh rasa kemanusiaan yang paling dalam.  Semoga tradisi menghargai nilai kemanusiaan yang ditanamkan melalui Haka ini menjadi renungan kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H