Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang di-Pertuan Agong dan Tradisi Kesultanan yang Masih Bertahan

23 Januari 2019   09:58 Diperbarui: 23 Januari 2019   13:04 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pemilihan ini ada 4 kepala Negara bagian yaitu Melaka, Penang, Sabah dan Serawak tidak memiliki  peran  dalam pemilihan karena tidak memiliki kesultanan di wilayahnya.

Dalam proses pemilihannya setiap Sultan diberi kertas suara dan alat tulis yang sama dan diminta untuk menentukan sultan yang menduduki urutan pertama cocok atau tidak  tidak menjadi Agong.

Jika nama Sultan yang ada di urutan pertama gagal mendapatkan paling tidak 5 suara atau Sultan yang di urutan pertama tersebut tidak bersedia menjadi Agong, maka proses proses dilanjutkan dengan cara yang sama untuk ururan berikutnya sampai ada yang terpilih.

Dalam proses pemilihan ini ururan sultan dapat saja ditolak dengan alasan kesehatan yang tidak memadai.

Pada pemilihan kali ini giliran sultan yang akan dipiilih menjadi Agong adalah Sultan Pahang Tengku Abdullah Sultan Ahmad Shah yang baru diangkat menjadi Sultan minggu lalu menggantikan sultan sebelumnya yaitu ayahnya yang telah berusia 88 tahun.

Fasilitas 

Disamping tinggal di istana yang memiliki 22 kubah di wilayah subbrb Kuala Lumpur, jika sudah terpilih maka Agong akan mendapatkan anggaran sebesar 1,1 juta ringgit atau setara dengan  US $266.571 per tahunnya sedangkan permaisuri akan mendapatkan  anggaran sebesar 196.872 ringgit.

Istana Yang dipertuan Agong. Photo: Al Jazeera
Istana Yang dipertuan Agong. Photo: Al Jazeera
Disamping itu untuk membayar biaya kerumah tanggaan juga disediakan anggaran  3,8 juta ringgit termasuk  untuk membiayai staf rumah tangganya.

Keberadaan sistem  monarki di pemerintahan Federal yang masih dipertahankan ini tampaknya ditujukan lebih kepada menjaga tradisi yang sudah mengakar sebelum Inggris menguasai Malaysia dibanding dengan fungsinya.

Kini Kesultanan lebih berfungsi sebagai simbol etnik Malay,  penjaga nilai dan pelindung Islam di wilayahnya masing masing sekaligus sebagai wakil masyarakat.  

Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun