Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Blue Economy, Menyelaraskan Kehidupan Manusia dan Air

1 Desember 2018   19:40 Diperbarui: 1 Desember 2018   20:27 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang dapat membantah bahwa kehidupan di muka bumi ini sangat tergantung pada karbon dan air.  Namun justru akibat aktivitas  manusia  kedua faktor ini kini  menjadi masalah serius yang apabila tidak ditangani serius  akan mempengaruhi kualitas manusia generasi mendatang.

Tidak pelak lagi aktivitas manusia selama ratusan terakhir ini berdampak besar pada kerusakan lingkungan yang berakibat pada perubahan lingkungan global secara drastis. Aktivitas manusia dimuka bumi ini berdampak langsung pada pencemaran udara, pemucatan terumbu karang dan over-fishing dll.

Konsep Blue Economy pada intinya memanfaatkan sumberdaya perairan (laut, danau dan sungai) untuk kepentingan manusia secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.  Sehingga dengan konsep Blue Economy ini  diharapkan laju kerusakan lingkungan air dapat dikurangi.

Bertolak dari keprihatinan ini dunia baru saua usai mengadakan perhelatan  The Sustainable Blue Economy Conference. Konferensi Ekonomi Biru berkelanjutan  ini  diikuti lebih dari 18.000 peserta dari 184 negara dan melibatkan lebih dari 200 pembicara.  

Blue economy. Sumber: North Carolina Sea Grant - NC State University
Blue economy. Sumber: North Carolina Sea Grant - NC State University
Konferensi yang berlangsung dari tanggal 28-28 November lalu di Nairobi, Kenya ini diharapkan menjadi  momentum baru membangun ekonomi biru ramah lingkungan berbasis air dan perairan.

Konferensi ini merupakan bagian dari program global terkait lingkungan seperti : konferensi "the momentum of the UN's 2030 Agenda for Sustainable Development, the 2015 Climate Change" yang dilaksanakan di Paris tahun 2015 lalu dan konferensi "Paris and the UN Ocean Conference 2017 Call to Action" yang diselenggarakan pada tahun 2017 lalu.

Kunci kesuksesan peluncuran Blue Economy ini  akan sangat tergantung pada bagaimana dunia menyeimbangkan antara kepentingan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga kualitas perairan  melalui pemanfaatan teknologi baru dan inovasi baru ramah lingkungan.

Keberhasilan Blue Economy ini tampaknya akan sangat tergantung pada keberhasilan dunia menangani permasalahan  global  berikut:

Emisi karbon
Emisi karbon memang menjadi permasalahan utama yang berpengaruh langsung pada kualitas sumberdaya perairan.  Oleh sebab ini konsep Blue Economy sangat erat hubungannya dengan bagaimana cara dunia  meminimumkan emisi karbon ini melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menjamin rute kapal dapat direncanakan  dengan lebih baik untuk mengurangi tingkat polusi.

Pemanfaatan Sumberdaya 
Blue Economy pada intinya menyimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pemeliharaan sumberdaya perairan.  Oleh sebab itu Blue Economy menekankan pada pemanfaatan sumberdaya perairan secara lebih bijak.  Konsep Blue Economy memfokuskan pada kesepakatan dunia untuk mengurangi  illegal fishing dan over-fishing.

Data empiris menunjukkan bahwa dalam kurun waktui 10 tahun terakhir ini  dampak illegal fishing dan over-fishing terhadap cadangan stok ikan dunia memang sangat signifikan dan berdampak pada kerusakan ekosistim laut.

Para pakar kelautan berpendapat bahwa tanpa adanya upaya nyata untuk mengembalikan stok ikan yang cukup maka kesehatan ekosistem laut akan terganggu.

Polusi
Masalah polusi memang menjadi masalah yang sangat serius dan  berdampak langsung pada kualitas sumberdaya perairan.

Beberapa tahun ini dunia dihadapkan pada masalah sampah plastik yang mencemari perairan  dan berpengaruh langsung pada  kelangsungan hidup satwa laut.  Great Pacific Garbage Patch yang berupa pulau yang terbentuk dari sampah plastik dunia di lautan pasifik menunjukkan betapa seriusnya masalah  sampah plastik ini.

Kematian ikan paus di perairan Indonesia baru baru ini yang perutnya penuh berisi sampah plastik memperkuat fakta  bahwa masalah sampah plastik sangat serius.

Upaya dunia untuk mengurangi penggunaan plastik ini tampaknya masih belum berdampak nyata pada pengurangan sampah plastik di perairan sungai, danau dan laut.

Ekosistem laut
Menjaga ekosistem laut yang sehat merupakan salah satu kunci sukses Blue Economy ini.  Sebagaimana yang kita ketahui bahwa terumbu karang merupakan koloni makhluk hidup yang keberadaanya sangat vital pada kehidupan mahluk laut lainnya.

Merine reserve tumpuan harapan blue economy. Photo: Lucy Tripett
Merine reserve tumpuan harapan blue economy. Photo: Lucy Tripett
Pemucatan terumbu karang yang berujung pada kematian terumbu karang merupakan bukti nyata dampak perubahan  iklim dan pencemaran lingkungan yang menggangu keseimbangan kehidupan laut ini.  Kematian terumbu karang ini  secara langsung akan berdampak pada kelangsungan makluk hidup laut lainnya.

Harapan Baru
Banyak kalangan yang berharap bahwa Blue Economy ini akan menjadi kekuatan ekonomi baru dunia, namun tentunya konsep dan gerakan ekonomi ramah lingkungan ini diprediksi akan  menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang luar biasa karena keberhasilannya akan sangat tergantung pada perubahan sikap penghuni bumi ini dalam menghargai lingkungan.

Blue Economy menimbulkan harapan baru dan bermanfaat  bagi kemaslahatan umat manusia karena jika sukses akan berdampak pada perbaikan kualitas hidup manusia yang kehidupannya tidak akan pernah lepas dari air dan perairan.  Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan momentum gerakan ekonomi ramah lingkungan ini.

Rujukan:Satu,Dua, Tiga, Empat,Lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun