Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kurangi Pemakaian Produk Ini jika Ingin Menyelamatkan Lingkungan

16 November 2018   08:15 Diperbarui: 16 November 2018   18:20 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan moderen saat ini banyak diantara kita tidak menyadari bahwa produk yang kita gunakan sehari hari ternyata berdampak besar bagi penurunan kualitas lingkungan. Dampak terhadap lingkungan ini dapat berupa perubahan ekosistem, mengganggu ketersediaan air, mengubah tingkah laku makhluk hidup dll.

Sebagi contoh produk tabir surya yang kita gunakan paling tidak mengandung 10 bahan kimia yang bersifat racun bagi kehidupan laut dan juga kesehatan terumbu karang. Bahan kimia ini sudah diteliti disamping dapat membunuh satwa laut juga menyebabkan pemucatan karang.

Kita juga sering tidak menyadari bahwa makanan yang kita konsumsi ternyata dalam proses produksinya mengganggu ataupun merusak alam.

Kita ambil saja dua produk buah yaitu nenas ada advokat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1 buah advokat diperlukan 272 liter air. Hal ini tentunya berpotensi mengganggu kesimbangan lingkungan terutama ketersediaan air di wilayah perkebunan advokat.

Studi kasus yang dilakukan di negara Chile sebagai salah satu produsen advokat dunia menunjukkan bahwa untuk membangun dan menjaga eksistensi perkebunan advokat skala menengah dan besar, perlu dilakukan pengalihan aliran sungai dan rekayasa lingkungan lainnya agar air terus tersedia.

Perkebunan advokat di Chile: Photo: fr.123rf.com
Perkebunan advokat di Chile: Photo: fr.123rf.com
Akibatnya wilayah pemukiman di sekitar perkebunan mengalami kekeringan dan kekurangan air.

Sama halnya dengan buah advokat, nanas yang merupakan buah buahan yang tergolong sebagai tanaman yang tumbuh cepat ternyata memerlukan lahan yang luas.

Sebagai contoh perkebunan nanas besar di Costa Rica yang merupakan salah satu penghasil nenas utama dunia memerlukan ribuan hektar lahan. Lahan ini didapat dengan membabat dan mengkonversi hutan alami menjadi perkebunan.

Perluasan kebun nenas dengan cara mengkonversi hutan menjadi perkebunan. Sumber: EFE/FECON
Perluasan kebun nenas dengan cara mengkonversi hutan menjadi perkebunan. Sumber: EFE/FECON
Kerusakan lingkungan hutan akibat konversi ini saat ini sudah menjadi perhatian pemerhati lingkungan. Di samping itu untuk menghasilkan buah nenas yang baik ternyata dibutuhkan banyak insektisida yang berdampak buruk pada lingkungan.

Produk sehari hari yang erat hubungannya dengan kualitas lingkungan adalah produk yang berasal dari kelapa sawit.

Tidak dapat dipungkiri memang kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan yang paling efisien dalam menghasilkan minyak namun aktivitas perkebunan sawit ini berdampak pada deforestasi.

Berdasarkan laporan WWF konversi hutan dan tanah gambut menjadi perkebunan kelapa sawit berakibat dilepaskannya karbon dioksida dalam jumlah sangat besar ke lingkungan yang berakibat pada perubahan iklim dan juga merusak habitat satwa liar seperti misalnya orangutan dan satwa liar khas tropis lainnya.

Laju deforestasi di Kalimantan. Sumber: Treehugger.com
Laju deforestasi di Kalimantan. Sumber: Treehugger.com
Konversi hutan menjadi perkebunan sawir di wilayah sabah. Photo: Rhett Butler/Mongabay
Konversi hutan menjadi perkebunan sawir di wilayah sabah. Photo: Rhett Butler/Mongabay
Banyak dari kita tidak sadar bahwa produk keseharian kita erat dengan produk kelapa sawit ini, seperti misalnya coklat, margarin, ice cream, roti, biskuit  dll nya.

Shampoo yang kita gunakan sehari hari juga menggunakan minyak sawit yang berfungsi sebagai kondisioner untuk menjaga minyak rambut secara alami. Di samping shampoo minyak sawit juga digunakan pada lipstik, deterjen, sabun, pasta gigi dll

Pewangi udara yang kita gunakan juga erat hubungannya dengan penurunan kualitas lingkungan. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa penggunaan pewangi udara ternyata berpengaruh pada kesehatan udara di rumah kita.

Pewangi udara biasanya mengandung bahan kimia yang dinamakan limonene agar memiliki wangi seperti jeruk lemon. Jika disemprotkan ke udara limonene ini akan bereaksi dengan ozone mengasilkan formaldehyde.

Apabila kita sering terekspos formaldehyde, maka akan memicu asma dan penyakit lainnya seperti kanker, karena sifatnya yang karsinogenik.

Produk lain yang umum digunakan namun tidak banyak yang menyadari berdampak pada lingkungan adalah pil kontrasepsi. Pil ini mengandung hormon ethinyl-estradiol (EE2) yang merupakan produk sintetik estrogen yang berdampak para perubahan tingkah laku dan genetik ikan tertentu.

Biasanya hormon sintetik ini masuk keperairan karena dibuangnya pil kontrasepsi yang sudah tidak digunakan lagi melalui saluran pembuangan yang akhirnya mengkontaminasi perairan.

Terkontaminasinya perairan dengan hormon sintetik ini tidak saja berpengaruh pada pengurangan populasi ikan namun berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Dalam memilih produk yang kita gunakan dalam keseharian sudah seharusnya kita lebih bijak dalam memilih dan membatasi penggunaanya.

Dalam jangka pendek produk produk ini memang tampak seolah tidak berdampak pada lingkungan, namun dalam jangka panjang penggunaan produk ini secara massif akan berdampak besar pada penurunan kualitas dimasa mendatang.

Ayo selamatkan dan wariskan lingkungan yang sehat untuk anak cucu kita.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun