Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesuburan Wanita Dunia Menurun Drastis

9 November 2018   21:03 Diperbarui: 10 November 2018   05:37 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penuruan jumlah anak per wanita periode tahun 1950-2017. Sumber : Lancet, BBC

Dari segi demografi penuruan jumlah anak ini tanpa diimbangi oleh migrasi populasi suatu negara akan mengalami penciutan dan populasinya mengalami penuan.

Dalam kondisi dimana kesuburan wanita menurun  mencapai angka 2,1 anak maka populasi suatu negara akan mengalami penciutan  terutama di negara negara yang angka kematian anaknya masih tinggi

Di lain pihak jumlah penduduk dunia yang usianya mencapai lebih dari 65 tahun semakin meningkat.  Kedua fenomena ini tentunya berdampak pada faktor sosial dan ekonomi di negara tersebut.

Jepang saat ini sedang mengalami situasi seperti yang digambarkan dimana populasinya mengalami penuaan namun secara bersamaan jumlah generasi mudanya mengalami penurunan.

Tiongkok yang terkenal dengan jumlah penduduknya terbanyak di dunia pun mengalami fenomena penurunan jumlah anak per wanita nya.

Saat ini penduduk Tiongkok mencapai 1,4 milyar, namun ternyata pada tahun 2017 lalu rataan jumlah anak per wanitanya hanya mencapai 1,7 saja.  Penurunan ini tidak lepas dari kebijakan satu anak per keluarga  yang pernah diterapkannya.

Namun tampaknya pemerintah Tiongkok menyadari dampak jangka panjang kebijakan ini pada struktur populasinya  dan juga keseimbangan wanita dan prianya  sehingga pemerintah mengendurkan pembatasan jumlah anak per keluarga ini.

Pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah penurunan jumlah anak merupakan pertanda baik bagai kehidupan manusia di bumi yang semakin sesak  ini dimana mendatang?

Rujukan:Satu, Dua,Tiga,Empat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun