Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Yoghurt Bukan Lagi Makanan Sehat

6 Oktober 2018   11:04 Diperbarui: 6 Oktober 2018   12:21 2254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar dari kita tentunya pernah mendengat kata Yoghurt dan bahkan mungkin mengkonsumsinya.  Yoghurt memang dikenal sebagai salah satu makanan yang mengandung probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan.

Yoghurt merupakan salah satu produk susu fermentasi dengan memanfaatkan bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus   yang digolongkan sebagai probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan microflora yang hidup di saluran pencernaan kita. Disamping itu  kedua bakteri ini mengkonsumsi gula yang dikandung susu (laktosa) dan menghasilkan asam laktat.

Lactobacillus bulgaricus. Photo: microbiology - uCoz
Lactobacillus bulgaricus. Photo: microbiology - uCoz
Streptococcus thermophilus. Sumber: Alchetron
Streptococcus thermophilus. Sumber: Alchetron
Mengapa Menjadi Tidak Sehat?

Orang Indonesia secara umum tidak menyukai yoghurt murni tanpa penambahan gula yang terasa sangat masam. Akibatnya untuk memenuhi selera konsumen yoghurt yang beredar di pasaran di Indonesia umumnya ditambahkan gula dalam jumlah besar di dalamnya.

Cara pembuatan youghurt yang menambahkan gula  membuat yoghurt ini perlu diwaspadai karena tidak banyak orang menyadari bahwa jumlah gula yang ditambahkan pada berbagai produk yoghurt yang ada di pasaran ternyata di luar bayangan kita jumlahnya.

Jenis Yoghurt yang ada di pasaran dalam bentuk dessert, organik, ditambah perasa buatan, ditambahkan buah, khusus untuk anak anak, bentuk minuman, serta yang alami dalam proses pembuatnnya umumnya ditambahkan gula untuk memenuhi selera konsumen.

Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti Leeds University yang dipublikasikan di Biomedical Journal (BMJ open) menyimpulkan bahwa kandungan gula pada yoghurt yang ada di pasaran di Inggris dan juga di berbagai negara ternyata melebihi kandungan gula yang dikandung oleh minuman cola yang selama ini perlu diwaspadai karena akan memicu obesitas dan diabetes dan penyakit lain yang akan menyertainya.

Hanya 9% saja dari yoghurt yang ada di pasaran dikategorikan sebagai yoghurt yang mengandung rendah gula.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa lebih dari 900 jenis yoghurt yang ada di pasaran ternyata mengandung gula tinggi dan hanya yoghurt Yunani yang diolah secara tradisional saja  yang kandungan gulanya rendah.

Kandungan gula pada satu kemasan produk yoghurt per 100 gramnya sangat tinggi. Kisaran kandungan gula yang ditambahkan pada berbagai produk yoghurt yang beredar di pasaran adalah dari 2,1 g per per 100 gram yoghurt  atau setara dengan setengah sendok teh  sampai pada yang tertinggi 28,6 gram per 100 gram yoghurt atau setara dengan 7 sendok teh gula.

Secara umum yoghurt yang beredar di pasaran rata rata mengandung gula sebanyak 16,4 gram perl 100 gram yoghurt nya.  Sebagai perbandingan 1 gelas cola yang saat ini digolongkan sebagai minuman  tidak sehat yang mengandung gula tinggi,  kandungan gulanya hanya 9 gram saja.

Konsumsi gula maksimum per hari dalam takaran sendok teh. Sumber: Newsroom - UW Medicine - University of Washington
Konsumsi gula maksimum per hari dalam takaran sendok teh. Sumber: Newsroom - UW Medicine - University of Washington
Rekomendasi komsumsi gula maksimum per hari untuk anak anak dalam takaran sendok teh. Sumber: yalehealth.yale.edu
Rekomendasi komsumsi gula maksimum per hari untuk anak anak dalam takaran sendok teh. Sumber: yalehealth.yale.edu
Makanan yang dikategorikan mengandung gula rendah adalah yang mengandung gula maksimum 5 g gula saja per 100 gram makanan dan minuman.

Konsumsi gula bagi anak umur 4-6 tahun  yang dianjurkan oleh pakar kesehatan maksimum hanya 19 g per harinya, sedangkan anak usia 7-10 tahun maksimum 24 gram per hari.

Sedangkan konsumsi gula harian untuk laki laki dewasa maksimum 37,g gram atau setara dengan 9 sendok teh dan untuk wanita 25 gram atau setara dengan 6 sendok teh.

Tantangan ke depan

Banyak konsumen yang tidak menyadari bahwa di dalam makanan dan minuman yang selama ini dipercaya sebagai makanan sehat ternyata terkandung  bom waktu yang berbahaya bagi kesehatan, yaitu gula.

Oleh sebab itu tantangan ke depan adalah bagaimana para produser dapat memproduksi makanan yang lebih sehat dengan mengurangi kandungan gula di dalamnya. Disamping itu mendidik konsumen akan bahaya  gula bagi kesehatannya sangat berperan dalam mengurangi angka obesitas dan penyakit diabetes tipe 2.

Konsumen diharapkan lebih cerdas dan teliti dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsinya dengan cara membiasakan membaca label kandungan gizi makanan yan minuman yang akan dibeli.

Rujukan:Satu, Dua, Tiga,Empat, Lima, enam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun