Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahasiswa Baru Australia Semakin Tidak Percaya Tuhan?

27 Agustus 2018   15:31 Diperbarui: 27 Agustus 2018   15:51 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendiskusikan teori evolusi apalagi menyangkut manusia memang selalu menatrik dan tentunya mengundang perdebatan sengit.  Dua kutub  utama yang saling bertentangan adalah manusia merupakan hasil proses evolusi panjang, sedangkan kutub yang lainnya adalah manusia langsung diciptakan.

Perbedaan pandangan ini akan sangat menarik jika difokuskan pada mahasiswa tahun pertama yang mempelajari biologi di Universitas  di Australia. Pertanyaan menarik lainnya adalah apakah ada pergeseran pendapat terkait dengan terori evolusi ini jika dilakukan studi dalam kurun waktu yang panjang.

Hal inilah yang dilakukan oleh para peneliti dari salah satu univeritas ternama Australia University of New South Wales yang dipulikasikan di the journal Evolution: Education and Outreach (sumber).

Kurun waktu studi yang dilakukan memang cukup panjang yaitu selama 30 tahun, mulai tahun 1986 sampai dengan tahun 2016 lalu dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada mahasiswa baru tahun pertama yang mengambil mata kuliah biologi dasar.

Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini hanya satu saja dengan jawaban berupa pilihan ganda dan nama mahasiswa yang menjawab pertanyaan ini dirahasiakan.

Pertanyaan yang diajukan adalah sbb:

Terkait keberadaan manusia di bumi ini:

  • Tuhan  menciptakan manusia sekitar 10.000 tahun yang lalu
  • Tuhan menentukan arah evolusi manusia lebih dari jutaan tahun lalu
  • Tuhan tidak ada peran dalam menentukan evolusi manusia
  • Tidak atau ragu berpendapat terkait penciptaan manusia

Jika dilihat perkembangannya, maka mahasiswa yang berpendapat bahwa manusia diciptakan Tuhan sekitar 10 ribu tahun lalu (jawaban no 1) dan tidak memiliki pendapat alias ragu  (pertanyaan ke 4) menempati 2 pendapat paling sedikit yaitu kurang dari 15 %. Bahkan persetase mahasiswa yang percaya akan penciptaan manusia oleh Tuhan bahkan menempati posisi paling rendah di tahun 2016 (Gambar 1.)

Gambar 1. Pergeseran pendapat mahasiswa Australia terkait evolusi dan penciptaan manusia. Sumber: M.Archer et al/Evolution: Education and Outreach
Gambar 1. Pergeseran pendapat mahasiswa Australia terkait evolusi dan penciptaan manusia. Sumber: M.Archer et al/Evolution: Education and Outreach
Walaupun terdapat fluktuasi,  mahasiswa yang menjawab no 1 dan 4 relatif stabil dalam kurun waktu 30 tahun.

Hal yang paling menarik adalah mahasiswa yang menjawab no 2 yaitu Tuhan berperan dalam mengarahkan proses evolusi yang 30 tahun lalu menempati pendapat terbanyak (sekitar 50%) ternyata semakin menurun menjadi hanya sekitar 25% saja seiring dengan berjalannya waktu.

Sebaliknya mahasiswa yang berpendapat bahwa  Tuhan tidak berperan dalam proses evolusi semakin meningkat  yang tadinya hanya sekitar  25% yang berpendapat demiikian sekitar 30 tahun lalu  meningkat menjadi 60%.

Hal lain yang menarik bahwa kedua pendapat ini (pendapat no 2 dan pendapat nomor 3) mulai bersilangan  grafiknya di tahun 2000.

Pergeseran pendapat mahasiswa Australia terkait peran tuhan dalam proses evolusi ini tampaknya tidak terlepas dari perkembangan pesat ilmu biologi molekuler dalam kurun 20 tahun terakhir ini.

Dengan menggunakan ilmu genetika molekuler para ilmuwan memiliki kemampuan untuk menelusuri proses evolusi ke belakang sampai dengan jutaan tahun yang lalu.

Bukti empiris yang didapat dari hasil analisa di laboratorium ini kemungkinan menjadi salah satu  faktor yang mempengaruhi pendapat mahasiswa akan peran Tuhan dalam proses evolusi.

Gambar 2. Persentase koresponden yang tidak beragama semakin meningkat. Sumber: Archer et al/Evolution: Education and Outreach
Gambar 2. Persentase koresponden yang tidak beragama semakin meningkat. Sumber: Archer et al/Evolution: Education and Outreach
Sebagian besar proses evolusi di tingkat molekuler memang dikaitkan dengan pengaruh lingkungan yang berfluktuasi secara acak, sehingga banyak ilmuwan yang menyimpulkan bahwa proses evolusi merupakan fungsi dari perubahan lingkungan.

Hal menarik lainnya adalah persentasi mahasiswa baru Australia yang mempercayai akan penciptaan manusia (creationism) dalam kurun waktu 30 tahun relatif  stabil dalam persentasi yang rendah.

Data hasil penelitian ini juga mendukung pendapat bahwa persentase responden yang tidak beragama juga semakin meningkat dari sekitar 16% pada thaun 1986 menjadi 30% pada tahun 2016  (ilhat Gambar 2)

Hasil penelitian ini mengundang pertanyaan baru apakah memang kepercayaan terhadap proses evolusi manusia sudah mengalahkan teori penciptaan manusia di kalangan mahasiswa baru Australia?

Perkembangan ilmu pengetahuan yang sedemikian cepat saat ini ternyata telah mengubah pikiran mahasiswa Australia dengan cepat juga  terkait keberadaan dan penciptaan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun